Random Posts


Breaking News

Tennis

Basketball

Racing

Rabu, 31 Juli 2024

Keluarga Sesalkan Siswa PKL Ikut Perbaiki Lampu Jalan hingga Jatuh dari Flyover

Keluarga Sesalkan Siswa PKL Ikut Perbaiki Lampu Jalan hingga Jatuh dari Flyover




Satu dari dua korban yang jatuh dari mobil crane saat memperbaiki lampu jalan merupakan siswa praktik kerja lapangan (PKL) SMK di Bandar Lampung. Atas kejadian itu, pihak keluarga pun mempertanyakan siswa PKL diminta melakukan pekerjaan memperbaiki lampu jalan.

Doni Andika, kakak kandung korban mengatakan dirinya tidak mengetahui bahwa PKL dilingkungan Dinas PU Kota Bandar Lampung harus bekerja layaknya pegawai.

"Kami sangat menyayangkan kenapa anak PKL diminta kerja seperti itu. Apalagi tidak ada prosedur K3 yang ditetapkan di lapangan," katanya, Selasa (30/7/2024).

"Gurunya saja bilang kok anak PKL disuruh ikut naik. Sedangkan mobil crane itu seharusnya untuk satu orang. Bisa saja dua, asal kondisinya masih bagus, tapi ini sudah nggak pake pengaman," sambungnya.

Doni menyampaikan dirinya mendapatkan informasi bahwa siswa PKL diminta untuk naik mesin crane atas perintah oleh Dinas PU.

"Iya saya dapat informasi itu memang atas perintah orang dinasnya, itu kata salah satu pengawas," jelasnya.

Akibat peristiwa tersebut, siswa bernama Boby Fatir F harus menjalani perawatan di rumah sakit akibat sejumlah luka berat yang dideritanya akibat peristiwa tersebut.

"Luka-luka berat, patah tulang tangan, patah tulang kaki kemudian retaknya tengkorak pipi serta luka bakar pada pahanya karena handphone dia meledak dan terbakar saat dia jatuh," ujarnya.

Meski demikian, Doni mengucapkan terima kasih atas respons cepat pihak Pemkot Bandar Lampung. Sebab seluruh biaya pengobatan dan biaya lainnya sudah ditanggung.

"Intinya dari pihak pemkot sudah bertanggung jawab, kami sudah bersyukur," ujarnya.


Read more ...

Senin, 29 Juli 2024

Pria di Manado Tewas Ditikam Usai Pukul Teman yang Sedang Tidur karena Mabuk

 Pria di Manado Tewas Ditikam Usai Pukul Teman yang Sedang Tidur karena Mabuk




Pria berinisial BA (34) di Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut), tewas ditikam oleh keluarganya, GL (30). Penikaman maut itu terjadi setelah korban memukul pelaku yang sedang tertidur karena mabuk.

"Pelaku telah diamankan," ujar Kasi Humas Polresta Manado Ipda Agus Haryono kepada wartawan, Senin (29/7/2024).

Insiden ini terjadi di Kelurahan Singkil Satu, Lingkungan I, Kecamatan Singkil, Kota Manado pada Minggu (28/7). Seorang saksi mengatakan korban dan pelaku sempat mengonsumsi miras bareng.

"Saat kejadian, saksi bersama pelaku dan korban sedang duduk-duduk sambil mengonsumsi minuman keras bersama teman-temannya," ujar Agus.

Hingga akhirnya pelaku yang mabuk tertidur di lokasi. Korban yang melihat pelaku tertidur akhirnya berusaha membangunkannya dnegan cara memukul bagian paha. Kendati demikian, pelaku melanjutkan tidurnya.

"Setelah itu (diganggu), saksi, korban, dan teman-temannya berfoto bersama. Pelaku yang terbangun langsung mengambil kursi plastik dan memukul korban, sehingga terjadi perkelahian antara keduanya," ujar Agus.


Read more ...

Minggu, 28 Juli 2024

5 Fakta Siswi SMA di Banjarmasin Bunuh-Buang Bayi Hasil Hubungan Gelap

 5 Fakta Siswi SMA di Banjarmasin Bunuh-Buang Bayi Hasil Hubungan Gelap




Siswi SMA berinisial ZA (14) di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), tega membunuh bayi perempuan yang baru dilahirkan lantaran hamil di luar nikah oleh kekasihnya, RD (16). Pelaku kemudian membuang bayinya itu di samping rumahnya di atas tumpukan kayu.

ZA melahirkan sendiri di kamar mandi rumahnya di Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Rabu (24/7). Warga di sekitar rumahnya kemudian digegerkan dengan penemuan mayat bayi pada keesokan harinya atau Kamis (25/7).

"Jadi dia melahirkan di WC rumah," ujar Kasat Reskrim Polresta Banjarmasin AKP Eru Alsepa, Sabtu (27/7)

1. Pelaku Bekap Mulut Bayinya

Eru Alsepa mengatakan saat itu, ZA hanya berdua dengan ibunya di rumah. ZA yang tidak ingin ketahuan hamil di luar nikah memilih melahirkan sendiri di kamar mandi.

"Saat itu bapaknya lagi mancing, jadi di rumah hanya ibunya, dia kemudian melahirkan di WC rumahnya," terangnya.

Setelah anaknya lahir dan menangis, ZA diduga panik. Dia lalu membekap mulut bayinya itu hingga tak bersuara lagi.

"Selesai dia melahirkan karena bayinya menangis pelaku membekap mulut bayi karena takut didengar ibunya," terang Eru.

"Setelah tidak bersuara lagi, sudah enggak bergerak bayi itu dilempar lewat atap WC sehingga jatuh ke tumpukan kayu," lanjutnya.

2. Penemuan Mayat Bayi Dilaporkan Pelaku

Eru menuturkan, ZA kemudian mengarang cerita seolah-olah menemukan mayat bayi di samping rumahnya pada Kamis (25/7) pagi. Penemuan mayat bayi itu awalnya disampaikan ZA ke ibunya lalu dilaporkan ke polisi.

"Memang laporan awal pelaku (ZA) yang pertama kali menemukan jasad bayi itu, jadi saat itu pelaku masih kita periksa sebagai saksi," imbuhnya.

Polisi pun mendatangi lokasi dan mengevakuasi mayat bayi tersebut ke rumah sakit. Dari hasil pemeriksaan terungkap ada luka di mulut dan luka benturan di kepala.

"Kemudian jasad bayi dibawa ke rumah sakit, setelah dilakukan autopsi hasilnya ada luka di mulut akibat bekapan dan ada benturan di kepala," jelas Eru.


3. Pelaku Ngaku Sakit Perut

Polisi yang melakukan penyelidikan kemudian memeriksa sejumlah saksi di lokasi termasuk ZA. Saat itu, ZA mengaku sakit perut sehingga tidak ke sekolah seperti biasanya.

"Saat kita tanya kenapa dia (ZA) ini enggak sekolah, dia bilangnya sakit perut. Setelah itu kita minta dia untuk diperiksa di rumah sakit tapi dia bersikeras tidak mau," kata Eru.

ZA akhirnya mau diperiksa di rumah sakit setelah dibujuk orang tuanya. Namun sebelum hasil pemeriksaan keluar, ZA mengakui bahwa bayi tersebut adalah anaknya yang baru dilahirkan.

"Saat kita bujuk melalui orang tuanya. Akhirnya mau, tapi sebelum keluar hasil pemeriksaan rumah sakit dia langsung mengaku bahwa itu adalah bayinya dan dia melahirkan serta mengarang cerita," jelas Eru.

4. Pelaku Takut Ketahuan Hamil di Luar Nikah

ZA kemudian mengungkap bahwa bayi itu hasil hubungan gelapnya dengan pacarnya RD. ZA pun mengaku takut ketahuan hamil di luar nikah apalagi pacarnya tidak mau bertanggungjawab.

"Alasannya melakukan pembunuhan itu karena takut diketahui orang tuanya dan keluarga besarnya. Selian itu juga si pacar tidak bertanggung jawab," sebutnya.

5. Pacar Pelaku Jadi Tersangka

Polisi kemudian mengamankan ZA dan pacarnya RD. Sejoli itu pun langsung ditetapkan tersangka dan ditahan di Polresta Banjarmasin.

"Untuk RD dijerat Pasal 81 terkait dengan persetubuhan ancaman 15 tahun penjara," kata Eru.

"Sementara ZA dijerat Pasal 80 UU Perlindungan Anak dilapis dengan Pasal 341 KUHP dengan ancaman 7 tahun penjara," lanjutnya.

Penyidik juga mendalami keterlibatan RD dalam kasus pembunuhan yang dilakukan ZA terhadap bayinya. Sebab, ZA mengaku RD tidak mau bertanggung jawab sehingga nekat membunuh bayinya itu.

"Hasil pemeriksaan sementara belum ada mengarah (RD) menyuruh membunuh bayi tersebut. Hanya saja dia ini tidak tanggung jawab," pungkasnya.


Read more ...

Sabtu, 27 Juli 2024

Bukit di Danau Toba Terbakar!

 Bukit di Danau Toba Terbakar!


Kawasan perbukitan yang ada di Desa Silalahi 3, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi terbakar. Lokasi bukit ini berada di pinggiran Danau Toba.

Warga sekitar, Gogo, menyebut kebakaran sudah terjadi sejak Jumat (26/7/2024). Hingga kini kebakaran masih terjadi.

"Bukit terbakar mulai dari tanggal 26, dari jam 14.24 WIB," sebut Gogo kepada LambeTrending, Sabtu (27/7).

Sementara itu, dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Dairi, diketahui jika lahan yang terbakar di lokasi ini seluas 10 hektare. Kebakaran ini meluas karena angin kencang di wilayah itu.

"Kebakaran hutan dan lahan yang merambat/meluas karena hembusan angin dan musim kemarau," demikian informasi dari BPBD.

idak ada korban maupun rumah warga yang terbakar karena peristiwa ini. BPBD menyebut proses pemadaman terkendala lokasi lahan yang terbakar sulit untuk diakses.

"Saat ini tim masih melakukan pemadaman api di lokasi bencana," tulis BPBD.


Read more ...

Jumat, 26 Juli 2024

Banjir Kritik Usai Ronald Tannur Divonis Bebas di Kasus Pembunuhan Dini

Banjir Kritik Usai Ronald Tannur Divonis Bebas di Kasus Pembunuhan Dini




Pengadilan Negeri (PN) Surabaya memvonis bebas anak mantan anggota DPR, Gregorius Ronald Tannur. Vonis itu menuai kritik dari berbagai kalangan.

Ronald Tannur dibebaskan dari segala dakwaan terkait kasus penganiayaan yang membuat kekasihnya, Dini Sera Afrianti, tewas. 

Dalam amar putusannya, ketua majelis hakim PN Surabaya Erintuah Damanik mengatakan Ronald dinilai tidak terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Ahmad Muzakki. Baik dalam pasal 338 KUHP atau kedua Pasal 351 ayat (3) KUHP maupun ketiga Pasal 359 KUHP dan 351 ayat (1) KUHP.

"Terdakwa Gregorius Ronald Tannur anak dari Ronald Tannur tersebut di atas tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan dalam dakwaan pertama, kedua, dan ketiga," kata Erintuah saat membacakan amar putusannya di Ruang Cakra PN Surabaya, Rabu (24/7).

"Membebaskan terdakwa dari seluruh dakwaan, memerintahkan terdakwa dibebaskan dari tahanan setelah putusan ini diucapkan, memberikan hak-hak terdakwa tentang hak dan martabatnya," imbuhnya.

Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni mengutuk keras vonis hakim tersebut. Dia mengaku malu dengan putusan tersebut.

"Saya dengan lantang mengutuk vonis bebas ini. Terlebih sebagai Pimpinan Komisi III DPR yang membidangi Hukum dan HAM, saya merasa sangat malu dengan putusan tersebut, rusak penegakkan hukum kita. Kasus ini kan bukti-buktinya sudah jelas, rekamannya ada, korban sampai meninggal, masa iya pelakunya bebas? Ngaco aja, jauh sekali dari tuntutan jaksa. Jadi teruntuk hakim yang menangani kasus ini, Anda sakit dan memalukan!" tegas Sahroni dalam keterangannya, Rabu (24/7/2024).

Sahroni meminta Kejaksaan Agung mengajukan kasasi terkait putusan tersebut. Dia juga meminta Komisi Yudisial memeriksa para hakim yang mengadili perkara karena diduga terdapat kesalahan atau kecacatan proses.

"Maka dari itu, saya minta Komisi Yudisial periksa semua hakim yang menangani perkara tersebut. Karena para hakim dengan jelas menampilkan sebuah kecacatan hukum kepada masyarakat. Dan Kejagung juga harus langsung ajukan banding terkait vonis bebas tersebut, jangan sampai tidak. Kalau dibiarkan begini, seluruh masyarakat Indonesia pasti kecewa dengan proses hukum kita," ucap Sahroni.

Sahroni beralasan hukuman terhadap pelaku akan sangat memengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap penegakkan hukum. Dia juga menyoroti Ronald Tannur yang merupakan anak mantan anggota DPR.

"Kepercayaan masyarakat terhadap penegakkan hukum sedang dipertaruhkan. Jangan hukum jadi tebang pilih begini, mentang-mentang anak siapa jadi berbeda perlakuannya. Sangat memuakkan dan memalukan," ujar Sahroni.

"Saya dengan lantang mengutuk vonis bebas ini. Terlebih sebagai Pimpinan Komisi III DPR yang membidangi Hukum dan HAM, saya merasa sangat malu dengan putusan tersebut, rusak penegakkan hukum kita. Kasus ini kan bukti-buktinya sudah jelas, rekamannya ada, korban sampai meninggal, masa iya pelakunya bebas? Ngaco aja, jauh sekali dari tuntutan jaksa. Jadi teruntuk hakim yang menangani kasus ini, Anda sakit dan memalukan!" tegas Sahroni dalam keterangannya, Rabu (24/7/2024).

Sahroni meminta Kejaksaan Agung mengajukan kasasi terkait putusan tersebut. Dia juga meminta Komisi Yudisial memeriksa para hakim yang mengadili perkara karena diduga terdapat kesalahan atau kecacatan proses.

"Maka dari itu, saya minta Komisi Yudisial periksa semua hakim yang menangani perkara tersebut. Karena para hakim dengan jelas menampilkan sebuah kecacatan hukum kepada masyarakat. Dan Kejagung juga harus langsung ajukan banding terkait vonis bebas tersebut, jangan sampai tidak. Kalau dibiarkan begini, seluruh masyarakat Indonesia pasti kecewa dengan proses hukum kita," ucap Sahroni.

Sahroni beralasan hukuman terhadap pelaku akan sangat memengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap penegakkan hukum. Dia juga menyoroti Ronald Tannur yang merupakan anak mantan anggota DPR.

"Kepercayaan masyarakat terhadap penegakkan hukum sedang dipertaruhkan. Jangan hukum jadi tebang pilih begini, mentang-mentang anak siapa jadi berbeda perlakuannya. Sangat memuakkan dan memalukan," ujar Sahroni.


Read more ...

Rabu, 24 Juli 2024

Hamzah Haz Wafat, PPP Intruksikan Kader Salat Gaib dan Gelar Tahlil

 Hamzah Haz Wafat, PPP Intruksikan Kader Salat Gaib dan Gelar Tahlil




Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyampaikan duka mendalam atas wafatnya Wakil Presiden (Wapres) RI ke-9 Hamzah Haz hari ini. Sekjen PPP Arwani Thomafi mengatakan partainya berduka atas kepergian almarhum yang selalu memberikan keteladanan.

"Almarhum merupakan Ketua Umum PPP dua periode (1998-2007), Wakil Presiden ke-9 RI (2001-2004). Sosok politisi yang profesional, mengayomi, dan menginspirasi seluruh kader," ujar Arwani kepada wartawan, Rabu (24/7/2024).

Arwani menyebutkan Hamzah Haz meninggalkan keteladanan yang baik bagi partai dan menjadi role model bagi kader dalam berpartai dan bekerja di jabatan publik. "Pak Hamzah merupakan kombinasi politisi sekaligus sosok profesional. Beliau legenda bagi PPP," ucap Arwani.

PPP pun menyeru kader untuk melaksanakan salat gaib serta menggelar doa dan tahlil sebagai bentuk penghormatan atas dedikasi dan perjuangan almarhum bagi PPP dan Indonesia.

"Kami menginstruksikan kepada kader PPP seluruh Indonesia untuk menggelar salat gaib dan tahlil untuk almarhum Pak Hamzah Haz sebagai bentuk penghormatan dan kecintaan kami kepada almarhum. Semoga almarhum husnul khotimah," pungkas Arwani.

Seperti diketahui, Hamzah Haz meninggal dunia pada usia 84 tahun. Hamzah Haz lahir di Ketapang, Kalimantan Barat, pada 15 Februari 1940. Dia aktif berorganisasi sejak muda.


Read more ...

Selasa, 23 Juli 2024

Akal Bulus Siswa SMK di Luwu Ajak Teman ke Sekolah Lalu Diperkosa

Akal Bulus Siswa SMK di Luwu Ajak Teman ke Sekolah Lalu Diperkosa



Siswa SMK berinisial MR (16) di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel), tega memperkosa rekan sekolahnya sisiwi berusia 17 tahun. Pelaku juga mengajak empat rekannya untuk memperkosa korban.

Kasat Reskrim Polres Luwu AKP Muh Saleh mengatakan empat pelaku lainnya masing-masing berinisial MA (17), M (16), A (23), dan N (20). Korban diperkosa oleh kelima pelaku tersebut di sekretariat Paskibraka yang ada di kompleks sekolah pada Kamis (13/6) malam.

"Dua dari lima pelaku tersebut masih berstatus pelajar SMK di Luwu, masih satu sekolah dengan korban," ujar AKP Saleh kepada detikSulsel, Sabtu (20/7/2024).

Dia menjelaskan korban awalnya meminta dijemput oleh MR. Selanjutnya keduanya nongkrong bersama di depan rumah MR.

"Saat malam tiba, niat jahat pelaku ini muncul dan menawarkan korban nginap di rumahnya dan hal itu disetujui oleh korban lalu masuk ke kamar pelaku," jelas Saleh.

Belakangan MR membawa korban keluar dari rumahnya. Selanjutnya pelaku MR membawa korban ke sekretariat Paskibraka yang berada di kompleks SMK, tempat korban bersekolah.

"Pelaku membawa korban lewat jendela ke sekret Paskibraka yang ada di SMK itu karena takut ketahuan sama orang tuanya. Dia memang sudah punya niat jahat untuk mencabuli korban," sebut Saleh.

Setelah tiba di sekretariat Paskibraka tersebut, pelaku MR lalu memanggil temannya dan ikut memperkosa korban secara bergiliran. Korban yang tidak menerima perbuatan para pelaku tersebut langsung melaporkan kejadian ini ke polisi.

"Korban maupun pelaku bukan anak Paskibraka, hanya saja berdasarkan keterangannya, dia memilih tempat itu karena kosong dan kebetulan pelaku ini tinggal di dekat situ," sambungnya.

Polisi yang melakukan serangkaian penyelidikan langsung mengamankan para pelaku. Kini para pelaku telah mendekam di balik jeruji Mapolres Luwu.

"Kelima pelaku sudah kami amankan untuk diperiksa lebih lanjut dan mempertanggungjawabkan perbuatannya," katanya.

Menurut Saleh, para pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka dijerat Pasal 81 ayat 2 Undang-Undang Perlindungan Anak. K

Saleh menambahkan kondisi korban yang sebelumnya trauma sudah membaik. Korban juga sudah kembali ke rumahnya.

"Korbannya itu masih di bawah umur. Alhamdulillah kondisinya sudah mulai membaik karena sebelumnya sempat trauma," katanya.


Read more ...

Senin, 22 Juli 2024

Peran 2 Pembunuh Napi di Palembang Bikin Cerita Seolah Korban Gantung Diri

 Peran 2 Pembunuh Napi di Palembang Bikin Cerita Seolah Korban Gantung Diri




Narapidana (napi) di Palembang, Sumaryanto alias Bondol (33) tewas di tangan 2 rekan sekamarnya. Para pelaku memiliki peran masing-masing dalam menyamarkan pembunuhan korban, menjadi kasus bunuh diri.
Peristiwa pembunuhan itu terjadi di kamar hunian nomor 29, Lapas Klas I Merah Mata, Kecamatan Sematang Borang, Palembang. Tepatnya pada Kamis (18/7/2024) sekitar pukul 04.30 WIB.

"Kedua pelaku memiliki peran masing-masing. Satu bertugas membekap dan satu lagi memastikan korban tidak dapat berontak," kata Kapolrestabes Palembang Kombes Harryo Sugihhartono, Minggu (21/7/2024).

Harryo menyebut otak dari peristiwa pembunuhan itu adalah Agung Putting Maulana (APM) yang kesal terhadap korban. Saat kejadian, ia berperan membekap hidung Bondol hingga tewas tak berdaya.

"Saudara APM ini bertugas membekap hidung korban dengan handuk. Kemudian dia juga menjerat leher korban dengan barang yang sama untuk memastikan korban sudah tewas," ujar Harryo.

Setelah itu, ia mengikat tali di leher korban dan menariknya. Semua itu ia lakukan untuk memberikan kesan bahwa korban tewas akibat gantung diri.

"Setelah Bondol tewas, APM menariknya ke kamar mandi dan mengikat tali pada leher korban. Kemudian tali itu ditarik pelaku agar disangka gantung diri," jelas Harryo.

Pelaku lainnya Emi Hartoni (EH), lanjut Harryo, bertugas mengikat kaki korban selama proses pembunuhan. Itu agar Bondol tak dapat bergerak saat memberontak.

Selain itu, Emi juga membantu Agung membawa korban ke kamar mandi. Ia juga turut membantu mengikat leher korban.

"Pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB, pelaku EH lah yang berpura-pura ke kamar mandi dan melapor bahwa ia melihat korban tewas akibat gantung diri," terangnya.

Harryo menjelaskan ada napi yang mengetahui dengan jelas kejadian tersebut. Napi tersebut kini berstatus sebagai saksi bersama dua orang lainnya, yang juga menghuni kamar hunian itu.

"Ada salah satu napi yang jaraknya dekat sekali dengan korban saat dieksekusi. Namun, dia tetap mempertahankan posisinya (berpura-pura tidur) agar tidak diketahui pelaku," tuturnya.

Harryo menyebut pihaknya juga menyita barang bukti berupa pakaian korban, dan empat ember bekas kaleng cat yang berada di lokasi kejadian. Pihaknya juga menyita alat yang digunakan kedua pelaku sebagai alat pembunuhan.

"Kami menyita handuk yang digunakan untuk menyekap hidung korban. Selain itu, ada juga 2 helai tali yang digunakan untuk mencekik korban dan menjadi ilusi tali untuk gantung diri," tutupnya.

Read more ...

Minggu, 21 Juli 2024

Napi di Palembang Tewas Dibunuh

 Napi di Palembang Tewas Dibunuh



Seorang narapidana (Napi) Lapas Kelas I Mata Merah Palembang, Sumaryanto alias Bondol (33) ditemukan tewas. Polisi menyebut Sumaryanto tewas dibunuh. Polisi pun masih menyelidiki kasus tersebut.

Kapolrestabes Palembang Kombes Harryo Sugihhartono, menegaskan korban tewas dibunuh. Kini kasus tersebut naik ke tingkat penyidikan.

"Iya (pembunuhan). Kasus ini sudah naik tingkat ke penyidikan oleh tim (penyidik) Satreskrim Polrestabes Palembang," ungkapnya, dilansir detikSumbagsel, Sabtu (20/7/2024).

Menurut Harryo, pihaknya telah memeriksa 5 tahanan yang tinggal satu ruangan dengan korban. Kelimanya dijemput aparat pada sore hari dan diperiksa hingga pukul 20.00 WIB sebelum dikembalikan ke Lapas.

Namun, ia belum mau merinci soal hasil pemeriksaan tersebut.

"Tunggu rilis nanti di Mapolrestabes Palembang untuk lebih jelasnya, ya," katanya.

Sumaryono ditemukan tewas pukul 06.00 WIB, Kamis (18/7) lalu oleh petugas Lapas. Warga Kabupaten Musi Rawas tersebut ditemukan tewas tergeletak di kamar mandi.

"Almarhum ditemukan meninggal dunia sekitar pukul 06.00 WIB, Kamis (18/7) lalu. Setelah itu, langsung dievakuasi ke RS Bhayangkara untuk diperiksa," katanya.

Dari keterangan dokter Forensik RS Bhayangkara Palembang, dr Indra Nasution, terdapat jeratan di leher dan kaki korban. Menurutnya, jeratan itu berasal dari pakaian yang dipelintir.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan, kami jumpai adanya bekas jeratan di leher dan kaki korban. Jeratan di leher itu menyatu simpul hidup," ungkapnya dikonfirmasi detikSumbagsel, Kamis (18/7/2024).

Namun Indra mengatakan, tak ada tanda-tanda kekerasan lain pada tubuh korban. Korban diketahui meninggal 6 jam sebelum ditemukan.

Sumaryanto merupakan tahanan yang sudah ditahan di Lapas Kelas I Mata Merah Palembang selama 7 bulan

"Tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Berdasarkan pemeriksaan, korban meninggal kurang lebih 6 jam sebelumnya," jelasnya.


Read more ...

Sabtu, 20 Juli 2024

Pria Habisi Pasutri di Tanggamus Ternyata Residivis Kasus Pembunuhan




Pelaku pembunuhan pasangan suami istri di Kabupaten Tanggamus, Lampung pernah melakukan pembunuhan terhadap dua orang. Total korban yang dibunuhnya berjumlah 4 orang.

Catatan kriminal terhadap Hanggar ini juga dibenarkan oleh pihak kepolisian. Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Umi Fadillah Astutik mengatakan pelaku residivis kasus pembunuhan.

"Benar, dia merupakan residivis kasus pembunuhan," katanya kepada detikSumbagsel, Sabtu (20/7/2024).

Meski begitu, Umi belum menjelaskan kapan peristiwa pembunuhan yang dilakukan Hanggar sebelumnya. Terkait adanya informasi Hanggar memiliki riwayat gangguan kejiwaan, ia menerangkan hal tersebut harus dibuktikan dengan tes kejiwaan yang akan dilakukan di RS Jiwa Provinsi Lampung.

"Iya, akan kami lakukan observasi di RSJ terlebih dahulu. Jadi ini bertujuan untuk membuktikan terkait adanya informasi tersebut," jelas Umi.

Terkait motif pembunuhan ini, Umi menerangkan pihaknya masih terus melakukan pendalaman keterangan baik dari saksi, keluarga maupun pelaku itu sendiri.

"Belum, masih didalami keterangannya," imbuhnya.

Sebelumnya, pasangan suami istri di Kabupaten Tanggamus Lampung tewas dibacok. Pelaku merupakan tetangga kedua korban.


Read more ...

Jumat, 19 Juli 2024

Tragedi Kecelakaan yang Merenggut Dali Wassink: Mengenang Kehidupan yang Ceria dan Penuh Kasih




Bali kehilangan salah satu anak muda berbakat pada Kamis (18/7/2024), saat Yitta Dali Wassink mengembuskan napas terakhirnya setelah mengalami kecelakaan tragis di Sunset Road, Seminyak. Usianya baru 22 tahun, namun kesedihan menyelimutinya ketika motor Kawasaki yang dikendarainya oleng dan menabrak pembatas jalan.

Kronologi kecelakaan yang mematikan ini diungkapkan oleh AKP Ketut Sukadi dari Polresta Denpasar, yang menjelaskan bahwa Dali bergerak dari Utara ke Selatan sebelum kehilangan kendali di tikungan tajam. Dampak kecelakaan itu menyebabkan luka-luka fatal yang mengantar Dali ke rumah sakit, di mana dia akhirnya menghembuskan napas terakhirnya.

Jennifer Coppen, sang istri, mengekspresikan kesedihannya melalui media sosial dengan membagikan kenangan manis tentang Dali. "Papa Dali adalah orang yang ceria, baik, sopan, dan disayangi oleh semua orang," tulisnya dalam pernyataannya yang menggambarkan sosok suaminya yang penuh kasih.

Dali Wassink, yang dikenal dengan sapaan akrab "Papa Dali", tidak hanya dikenang sebagai suami yang setia, tetapi juga sebagai sosok yang ramah dan mudah didekati. Kehadirannya selalu membawa keceriaan bagi siapa pun yang berada di sekitarnya, sebuah warisan yang akan dikenang oleh banyak orang.

Kabar Duka Disampaikan Sang Istri


Kecelakaan tragis ini menjadi pengingat akan kerapuhannya kehidupan, sekaligus sebuah kesempatan bagi semua untuk merenung tentang pentingnya keselamatan dalam berkendara. Semoga peristiwa ini dapat menginspirasi langkah-langkah lebih lanjut untuk meningkatkan kesadaran akan keamanan lalu lintas di Bali, serta memberikan penghiburan bagi keluarga dan teman-teman yang ditinggalkan.

Dengan kepribadian yang memancarkan kebaikan dan kesopanan, Dali Wassink akan terus dikenang dalam doa-doa dan kenangan indah oleh semua yang pernah beruntung mengenalnya.

Read more ...

Kamis, 18 Juli 2024

 "Misteri Kematian Tragis Wanita Ditemukan Terbungkus Sarung di Kontrakan Cilegon"



Tragedi misterius mengguncang Cilegon ketika seorang wanita berinisial DMR (36) ditemukan tewas dalam kontrakannya, terbungkus dalam sebuah sarung. Kejadian tragis ini mengundang perhatian banyak orang setelah warga sekitar mendengar teriakan minta tolong yang menggetarkan hati sebelum penemuan korban.

Pada hari Rabu, 17 Juli 2024, kejadian pertama kali mencuat ketika seorang pria misterius, Nur namanya, diduga memasuki kontrakan korban pada pukul 22.00 WIB. Seperti layaknya plot misteri yang merayapi malam, saksi melaporkan adanya keributan di dalam kontrakan pada dini hari, dengan suara minta tolong yang memecah hening malam.

"Saya mendengar suara minta tolong dari dalam kamarnya," kata seorang saksi, Sarip, yang menjadi saksi bisu kejadian tragis ini.

Pukul 07.00 WIB keesokan harinya, warga setempat bersama-sama menggerebek kontrakan DMR setelah curiga dengan keheningan yang tak wajar. Mereka menemukan pintu kamar terkunci dari luar, sebuah detail yang menambah misteri dalam insiden ini.

"Saat pintu akhirnya berhasil dibuka, kami menemukan DMR tergeletak tak bernyawa di atas kasur, seluruh tubuhnya tertutup rapat oleh sebuah sarung," ungkap salah seorang tetangga korban.

Kepolisian setempat segera menangani kasus ini dengan serius, menyelidiki setiap jejak dan mengumpulkan bukti untuk mengungkap kebenaran di balik kematian tragis ini. Sementara itu, sosok Nur, yang terlihat masuk ke kontrakan korban pada malam yang sama, kini menjadi fokus utama penyelidikan.

Kejadian ini menimbulkan kecaman dan keprihatinan dalam masyarakat, tidak hanya atas kematian DMR yang tragis, tetapi juga tentang keamanan dan kewaspadaan di sekitar lingkungan mereka. Kasus ini tetap menjadi misteri yang mengguncang kota Cilegon, dengan banyak pertanyaan yang masih belum terjawab.

Read more ...

Rabu, 17 Juli 2024

Konflik Sengit Antar Pemobil dan Driver Ojol di Ciracas, Jakarta Timur: Tontonan Adu Jotos yang Viral



Kehebohan terjadi di Jalan Lapangan Tembak, Ciracas, Jakarta Timur, ketika perselisihan antara seorang pengendara mobil dengan seorang driver ojek online (ojol) berubah menjadi aksi adu fisik yang memukau warga sekitar.

Video yang menjadi viral, Rabu (17/7/2024), memperlihatkan adegan awal di mana keduanya terlibat dalam perdebatan sengit di malam hari. Tanpa diduga, ketegangan itu berubah menjadi pertarungan fisik yang intens, di mana si sopir mobil terlibat dalam serangan fisik pertama.

Keduanya saling pukul, tendang, bahkan banting satu sama lain ke tanah dalam insiden yang menarik perhatian banyak orang di sekitar lokasi kejadian. Meskipun aksi tersebut berlangsung cukup lama, tak ada yang berani menghentikan mereka, dengan warga sekitar justru lebih memilih untuk menonton dan merekam kejadian tersebut.

Menurut Kanit Reskrim Polsek Ciracas, AKP Fadoli, pihak kepolisian telah melakukan pengecekan di lokasi kejadian setelah video tersebut viral. Namun, hingga saat ini, tidak ada laporan resmi dari pihak yang terlibat dalam insiden tersebut.

"Pihak berwenang masih mengumpulkan informasi terkait penyebab pasti perkelahian ini. Kami mengimbau kepada mereka yang terlibat untuk membuat laporan jika merasa dirugikan," ungkap AKP Fadoli.

Belum diketahui dengan jelas apa yang memicu percekcokan tersebut, namun video tersebut telah menyebar luas di media sosial, menimbulkan beragam komentar dan spekulasi dari netizen.

Insiden ini sekali lagi mengingatkan betapa pentingnya untuk menyelesaikan konflik dengan cara yang damai dan menghindari tindakan kekerasan. Kepolisian terus mengimbau masyarakat untuk menyelesaikan perbedaan dengan cara-cara yang hukum dan etis.

Kejadian ini juga menunjukkan bagaimana media sosial menjadi platform untuk membagikan informasi secara cepat, tetapi juga mengingatkan kita akan dampak negatif yang dapat timbul dari penyebaran konten yang tidak terkendali.

Dengan demikian, penanganan konflik secara bijak dan kepatuhan terhadap hukum tetap menjadi hal yang penting untuk memastikan keamanan dan ketertiban bersama di masyarakat.

Read more ...
Designed By Published.. Blogger Templates