Random Posts


Breaking News

Tennis

Basketball

Racing

Sabtu, 31 Agustus 2024

Tragis: Ibu Muda di NTT Dibunuh Suami Gara-Gara Anjing

Tragis: Ibu Muda di NTT Dibunuh Suami Gara-Gara Anjing



Anastasia Jelita, seorang ibu berusia 23 tahun, tewas dibunuh suaminya, Yusintus Tua (28), di Kampung Golo Cala, Desa Umung, Kecamatan Satar Mese, Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kematian Anastasia sempat menjadi misteri hingga makamnya dibongkar sebulan setelah dimakamkan pada 27 Juli 2024.

Bentrokan antara Anastasia dan Yusintus terjadi pada 26 Juni 2024 sekitar pukul 08.00 Wita. Pertengkaran dimulai ketika Anastasia meminta Yusintus memindahkan seekor anjing yang tidur di dapur, namun permintaan ini ditolak dan memicu kemarahan Yusintus. Emosi yang tersulut membuat Yusintus menganiaya Anastasia secara brutal, menyebabkan korban mengalami luka parah.

Menurut keterangan Ipda I Made Budiarsa dari Polres Manggarai, Anastasia sempat melawan dengan memukul dan menggigit Yusintus, namun serangan suaminya berlanjut hingga ia tewas. Anastasia dinyatakan meninggal dunia saat dibawa ke puskesmas.

Polisi kemudian membongkar makam Anastasia pada 21 Juli 2024 untuk melakukan autopsi setelah keluarga melaporkan kejanggalan dalam kematian tersebut. Hasil autopsi menunjukkan bahwa Anastasia tewas akibat kekerasan tumpul dengan luka memar di punggung kanan, patah tulang rusuk, dan robekan paru-paru yang menyebabkan perdarahan hebat.

Yusintus kini telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan ini dan ditahan di Rutan Polres Manggarai. Penyelidikan lebih lanjut sedang dilakukan untuk mengungkap seluruh rincian kejadian.

Read more ...

Jumat, 30 Agustus 2024

Miris: Anak Aniaya Ayah yang Sedang Stroke Gara-gara Uang Rp 10 Ribu

Miris: Anak Aniaya Ayah yang Sedang Stroke Gara-gara Uang Rp 10 Ribu




Di Kabupaten Penungkal Abad Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan, seorang pria berinisial JS (35) ditangkap polisi setelah menganiaya ayahnya yang sedang menderita stroke. Kejadian tragis ini terjadi hanya karena ketidakmampuan JS menerima uang Rp 10 ribu dari orangtuanya.

Menurut laporan dari Kanit PPA Polres PALI, Ipda Nofran Indika, pelaku JS merupakan warga Desa Air Itam, Kecamatan Penungkal PALI. Ia ditangkap setelah ibunya, Kasuma, melaporkan tindakan kekerasan yang dilakukan JS terhadap ayahnya.

"Pelaku JS ditangkap karena menganiaya ayahnya yang tengah stroke hanya karena tidak diberi uang Rp 10 ribu. Selain itu, pelaku juga mengancam akan memukul ibunya dengan pelepah pohon kelapa," ungkap Nofran dalam keterangan yang dilansir detikSumbagsel pada Jumat, 30 Agustus 2024.

Nofran menjelaskan bahwa insiden tersebut terjadi pada Minggu, 25 Agustus 2024. Selama kejadian, JS melemparkan koper ke arah ayahnya dan mengancam ibunya. Kasuma, yang merasa terancam, segera melapor ke polisi, yang akhirnya menangkap JS untuk proses hukum lebih lanjut.

Orang tua JS mengaku sudah lama merasa frustrasi dengan perilaku anaknya yang sering kali memaksa dan melakukan kekerasan. Selain itu, saat penangkapan, polisi juga menemukan alat pengisap sabu di rumah JS, yang menandakan kemungkinan keterlibatannya dalam penyalahgunaan narkoba.

JS kini berada dalam tahanan Polres PALI dan akan menghadapi proses hukum terkait penganiayaan terhadap orang tua serta dugaan keterlibatannya dalam penggunaan narkoba. Kasus ini menjadi pengingat akan keprihatinan sosial terkait kekerasan dalam rumah tangga dan dampak penyalahgunaan narkoba.

Read more ...

Kamis, 29 Agustus 2024

Pengakuan Yudha Arfandi dalam Sidang Kasus Pembunuhan Dante: "Saya Salah"

Pengakuan Yudha Arfandi dalam Sidang Kasus Pembunuhan Dante: "Saya Salah"



Sidang kasus pembunuhan Dante, putra Tamara Tyasmara dan Angger Dimas, kembali digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Timur pada Kamis (29/8/2024). Pada sidang kali ini, agenda utama adalah mendengarkan keterangan dari terdakwa, Yudha Arfandi. Tamara Tyasmara menghadiri persidangan bersama keluarganya, sementara Angger Dimas diwakili oleh ayahnya. Sidang ini juga dijaga ketat oleh petugas kepolisian, beberapa di antaranya bersenjata laras panjang.

Dalam sidang tersebut, Yudha Arfandi mengakui kesalahannya dalam perbuatannya yang menyebabkan kematian Dante, tetapi ia juga membantah beberapa tuduhan yang diajukan. Yudha menyatakan bahwa ia tidak melakukan tindakan menenggelamkan Dante secara berlebihan, melainkan hanya menyelamkan korban dalam jumlah yang lebih sedikit daripada yang dituduhkan.

"Saya telah menyelamkan Dante antara lima hingga tujuh kali, bukan 12 kali seperti yang dituduhkan," ungkap Yudha di depan majelis hakim dan Jaksa Penuntut Umum (JPU). Yudha juga mengakui bahwa tindakan yang dilakukannya adalah salah dan berlebihan.

Menurut pengakuannya, Yudha melakukan tindakan tersebut untuk melatih Dante dalam pernapasan agar tidak panik. Namun, ia juga mengakui bahwa ia tidak memiliki sertifikat sebagai pelatih renang resmi.

Rekaman CCTV yang diperoleh selama penyidikan menunjukkan bahwa Yudha Arfandi membenamkan Dante sebanyak 12 kali, dengan durasi yang bervariasi. Dari rekaman tersebut, terlihat Yudha memeriksa sekitar untuk memastikan tidak ada orang lain yang melihat tindakannya. "Dia membenamkan Dante dengan durasi yang bervariasi, mulai dari 2 detik hingga 54 detik," jelas Kombes Pol Wira Satya dari Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.

Kombes Pol Wira Satya menambahkan bahwa penyidik Polda Metro Jaya akan memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai durasi pembenaman dan analisis IT Puslabfor dalam waktu dekat. 

Dengan pengakuan Yudha Arfandi dan bukti-bukti yang ada, kasus ini semakin menegangkan dan menarik perhatian publik. Penyelidikan dan proses hukum akan terus berlanjut untuk mengungkap secara mendalam apa yang sebenarnya terjadi dan untuk menegakkan keadilan bagi Dante.

Read more ...

Rabu, 28 Agustus 2024

Kecelakaan Adu Banteng di Jember: 1 Pelajar Tewas dan 3 Terluka

Kecelakaan Adu Banteng di Jember: 1 Pelajar Tewas dan 3 Terluka



Pada Selasa, 27 Agustus 2024, sebuah kecelakaan lalu lintas melibatkan dua sepeda motor terjadi di Jalan Raya Desa Wonorejo, Kecamatan Kencong, Jember. Insiden ini melibatkan empat pelajar dan berakibat fatal, dengan satu orang tewas dan tiga lainnya mengalami luka-luka.


Kronologi Kecelakaan

Kecelakaan bermula ketika sepeda motor Honda Revo yang dikendarai oleh pelajar berinisial R, berboncengan dengan S, melaju dari arah selatan ke utara dengan kecepatan tinggi. Di arah berlawanan, sepeda motor metik Honda Beat yang dikendarai pelajar M, dengan G sebagai penumpang, juga melaju dengan kecepatan tinggi. Kedua kendaraan tersebut bertabrakan secara frontal, menyebabkan semua korban terlempar ke aspal.


Pernyataan Saksi

Misnati, seorang saksi mata, mengungkapkan bahwa kedua kendaraan bergerak cepat sebelum tabrakan. “Sepeda motor Revo dan Beat saling bertabrakan secara frontal. Semua korban terpelanting ke jalan setelah kecelakaan,” katanya. 


Kondisi Korban

Dari kejadian tersebut, pelajar berinisial R meninggal dunia di lokasi kejadian akibat patah kaki parah. Tiga pelajar lainnya mengalami berbagai luka. S pelajar yang dibonceng R mengalami luka tubuh yang serius. M dan G juga mengalami luka-luka dan semuanya telah dilarikan ke Puskesmas Kencong untuk mendapatkan perawatan medis intensif.


Tanggapan Pihak Kepolisian

Kapolsek Kencong, Iptu Heru Siswanto, menyatakan bahwa seluruh korban mengalami luka berat. “Korban berinisial R meninggal dunia akibat patah kaki, sementara S mengalami luka-luka. Pelajar M dan G juga dirawat di Puskesmas Kencong,” ujarnya.

Kecelakaan ini menggarisbawahi pentingnya keselamatan berkendara, terutama bagi pelajar yang mungkin kurang pengalaman. Pihak kepolisian masih menyelidiki penyebab pasti kecelakaan ini, sementara masyarakat dan pihak berwenang diharapkan dapat bekerja sama untuk meningkatkan keselamatan di jalan raya dan mencegah kejadian serupa di masa depan.

Read more ...

Selasa, 27 Agustus 2024

Kejutan di Missouri: Jasad Suster Wilhelmina Lancaster Masih Utuh Setelah Bertahun-Tahun Dikubur

Kejutan di Missouri: Jasad Suster Wilhelmina Lancaster Masih Utuh Setelah Bertahun-Tahun Dikubur




Kota kecil di Missouri mendadak menjadi pusat perhatian setelah penemuan mengejutkan mengenai jasad Suster Wilhelmina Lancaster. Pendiri biara yang meninggal dunia pada tahun 2019 ini ditemukan dalam keadaan hampir tidak membusuk meski sudah bertahun-tahun dikubur. Penemuan ini menarik ribuan pengunjung dari seluruh Amerika Serikat yang ingin melihat fenomena langka ini secara langsung.


Penemuan Mengejutkan

Suster Wilhelmina Lancaster, yang meninggal pada usia 95 tahun, awalnya dikuburkan dengan prosedur pemakaman standar. Namun, pada April 2023, saat kuburannya digali untuk pemindahan jenazah, ditemukan sebuah keajaiban: tubuhnya tampak dalam kondisi yang sangat baik dan hampir tidak mengalami pembusukan. Berita ini dengan cepat menyebar di media sosial, menarik perhatian publik yang penasaran.

Keuskupan Kansas City-St. Joseph melaporkan bahwa para ahli medis belum dapat menjelaskan secara pasti mengapa jasad Suster Wilhelmina tetap terawetkan. Uskup James V. Johnston mengungkapkan, "Jenazah Suster Wilhelmina tampaknya tidak mengalami dekomposisi seperti yang biasanya terjadi dalam kondisi pemakaman lainnya."


Analisis dan Pemeriksaan

Menanggapi penemuan ini, keuskupan setempat segera menugaskan tim ahli medis untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap jenazah. Tim ini dipimpin oleh seorang dokter patologi terkemuka, didampingi oleh dua dokter medis lainnya dan seorang mantan pemeriksa mayat dari Missouri. Mereka diberi tugas untuk mencari tahu penyebab di balik ketahanan luar biasa tubuh Suster Wilhelmina.

Sementara itu, beberapa ahli forensik memberikan perspektif tambahan. Nicholas Passalacqua, seorang profesor madya dan direktur antropologi forensik di Western Carolina University, menjelaskan bahwa dalam beberapa tahun pertama setelah kematian, jenazah bisa saja tetap terawetkan dengan baik tanpa dibalsem. "Secara umum, kami memperkirakan bahwa jenazah akan memerlukan sekitar lima tahun untuk berubah menjadi kerangka di fasilitas dekomposisi manusia," kata Passalacqua kepada Newsweek.


Keberadaan yang Memikat


Penemuan ini telah mengundang ribuan pengunjung yang tertarik untuk melihat keajaiban ini. Warga dari berbagai penjuru Amerika Serikat berbondong-bondong menuju kota kecil tersebut, menjadikannya salah satu peristiwa paling menarik di dunia medis dan religius tahun ini. Fenomena ini tidak hanya memicu rasa ingin tahu, tetapi juga menimbulkan berbagai spekulasi dan teori di kalangan ahli dan publik.

Dengan penemuan ini, Suster Wilhelmina Lancaster kini menjadi bagian dari misteri yang memikat, menggabungkan aspek keagamaan, medis, dan antropologi. Masyarakat setempat dan pengunjung dari jauh terus berbondong-bondong untuk menyaksikan fenomena ini dan mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi dengan jenazah biarawati yang penuh misteri ini.

Read more ...

Senin, 26 Agustus 2024

Motif Pria Perkosa dan Bunuh Pacar di Bima: Cemburu Buta

Motif Pria Perkosa dan Bunuh Pacar di Bima: Cemburu Buta





Di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), sebuah kasus menggemparkan terjadi pada Minggu malam (25/8/2024) ketika seorang pria berinisial J (25) diduga memerkosa dan membunuh pacarnya, seorang mahasiswi berusia 24 tahun berinisial E. Kronologi kejadian dan motif di balik tindakan kejam ini telah diungkap oleh pihak kepolisian.


Kronologi Kejadian


Kasat Reskrim Polres Bima Kota, AKP Punguan Hutahaean, mengungkapkan bahwa pelaku J mengundang korban untuk datang ke kosnya yang terletak di Kelurahan Tanjung sekitar pukul 22.00 Wita. Di dalam kamar kos tersebut, terjadi pertengkaran antara pelaku dan korban. Dalam keadaan emosi yang memuncak, pelaku diduga mencekik leher korban hingga korban tidak bernyawa.


Setelah melakukan pembunuhan, J memasukkan jasad korban ke dalam toilet kosnya dan kemudian menghubungi adik korban untuk memberitahukan bahwa korban telah meninggal dunia. Keluarga korban segera melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib, yang kemudian menangkap pelaku di lokasi kejadian.


Motif di Balik Kekejaman


Pelaku J mengakui perbuatannya dan mengungkapkan bahwa motif utama di balik tindak kekerasan tersebut adalah cemburu. Menurut pengakuannya, ia merasa sakit hati karena mengetahui korban memiliki pacar lain selain dirinya. Cemburu buta ini menjadi pemicu utama terjadinya kekerasan yang fatal.


Penyelidikan dan Tindakan Selanjutnya


Saat ini, pihak kepolisian masih menyelidiki lebih lanjut kasus ini. Jasad korban telah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Mataram untuk dilakukan autopsi. Autopsi ini bertujuan untuk mengungkap secara detail penyebab kematian korban, termasuk apakah korban juga menjadi korban pemerkosaan.

Kasat Reskrim Punguan menegaskan bahwa meskipun pelaku telah mengakui perbuatannya, hasil autopsi akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi korban sebelum meninggal. Polisi berharap agar hasil autopsi dapat segera dirilis untuk melengkapi proses hukum yang sedang berjalan.


Reaksi dan Harapan


Kasus ini telah menimbulkan kepedihan mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat setempat. Dengan adanya perkembangan penyelidikan ini, diharapkan pihak berwajib dapat memberikan keadilan kepada korban dan mencegah kejadian serupa di masa depan. Kepolisian juga menghimbau agar masyarakat lebih waspada terhadap potensi kekerasan yang mungkin terjadi dalam hubungan asmara.


Referensi :

Patreon
Patreon II


Read more ...

Minggu, 25 Agustus 2024

Satpam Gudang Ekspedisi Ditemukan Meregang Nyawa di Nabire

Satpam Gudang Ekspedisi Ditemukan Meregang Nyawa di Nabire






Jumat, 23 Agustus 2024 - Nabire: Kejadian tragis mengguncang Kabupaten Nabire ketika seorang petugas keamanan (Satpam) ditemukan meninggal dunia dengan bersimbah darah di Pos Satpam MKL Karunia Jasa Mandiri Sanoba, Jalan Poros Sambusa. Kasus ini mengundang perhatian besar dan memicu penyelidikan mendalam dari pihak kepolisian.


Penemuan dan Kondisi Korban

Pada Jumat pagi, korban yang diketahui berinisial S, seorang pria berusia 42 tahun dari Kampung Kali Semen, ditemukan dalam keadaan mengenaskan. Menurut informasi, S mengalami luka robek di bagian belakang kepala dan sobekan di wajah, diduga akibat benda tajam. Kondisi ini mengindikasikan bahwa S kemungkinan besar merupakan korban pembunuhan.


Kronologi Kejadian

Menurut keterangan yang diperoleh dari Kasat Reskrim Polres Nabire, AKP Bertu Haridyka Eka Anwar, S ditemukan dalam keadaan bersimbah darah oleh saksi H, seorang pekerja catering yang biasa datang ke gudang setiap hari. H menyebutkan bahwa biasanya gerbang utama sudah terbuka pukul 6 pagi, tetapi hari itu gerbang masih tertutup. Setelah beberapa kali memanggil dan menelepon tanpa jawaban, H menghubungi saksi V, seorang rekan kerja yang juga tinggal di kawasan gudang.

Saksi V kemudian mengecek dan menemukan S dalam kondisi mengenaskan di dalam pos satpam. Segera setelah penemuan tersebut, V menghubungi Polres Nabire yang langsung turun tangan untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), memasang garis polisi, dan mengevakuasi korban ke RSUD untuk pemeriksaan lebih lanjut.


Langkah Penyelidikan

Polisi menemukan beberapa luka sobek di kepala korban, yang menunjukkan kekerasan dengan benda tajam. Dengan adanya video CCTV dari area sekitar gudang MKL, pihak kepolisian sedang memproses rekaman tersebut untuk mencari petunjuk lebih lanjut mengenai pelaku.

Kasat Reskrim AKP Bertu mengungkapkan, "Kami sudah meminta keterangan dari saksi H dan V, dan hasil pemeriksaan awal menunjukkan bahwa ini adalah tindak pidana pembunuhan. Kami akan terus melakukan penyelidikan dan pengolahan dari CCTV yang ada."


Seruan untuk Masyarakat

AKP Bertu Haridyka Eka Anwar juga mengimbau kepada masyarakat yang mungkin memiliki informasi tambahan mengenai kejadian ini untuk segera melaporkannya ke Polres Nabire. "Kami meminta bantuan dari masyarakat untuk memberikan informasi yang dapat mengungkap motif dan pelaku pembunuhan ini. Bagi pelaku, lebih baik menyerahkan diri, karena kami akan terus mengejar hingga kasus ini terpecahkan," tegasnya.

Penemuan jenazah satpam dengan luka berat di Nabire menandai terjadinya kekerasan yang memprihatinkan dan menjadi sorotan publik. Dengan upaya penyelidikan yang intensif dan bantuan dari masyarakat, diharapkan kasus ini segera terpecahkan dan pelaku dapat diadili sesuai hukum.



Referensi :


Patreon

Patreon II

Read more ...

Sabtu, 24 Agustus 2024

Keji di Balikpapan: Anak Tikam Leher Ibu Hingga Tewas, Polisi Masih Buru Pelaku

Keji di Balikpapan: Anak Tikam Leher Ibu Hingga Tewas, Polisi Masih Buru Pelaku



Balikpapan diguncang oleh tragedi memilukan yang terjadi di Gang Sepakat, Kelurahan Baru Tengah, Kecamatan Balikpapan Barat, pada Jumat malam (23/8/2024). Seorang pemuda berinisial AR mengejutkan banyak pihak dengan menghabisi nyawa ibu kandungnya, RY, dalam sebuah tindakan brutal.



Cekcok Berujung Kematian


Menurut Kapolsek Balikpapan Barat, Kompol Teguh Sanyoto, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 20.00 Wita. "Informasi awal menyebutkan bahwa sempat terjadi cekcok antara AR dan ibunya, RY, sebelum pembunuhan ini terjadi," ujar Kapolsek pada Sabtu pagi (24/8/2024).

Kejadian tersebut menjadi semakin tragis karena AR, setelah melakukan tindakan kejam ini, melarikan diri dari lokasi. Video yang beredar menunjukkan RY mengalami luka tikam serius di bagian leher, yang menyebabkan kematiannya.


Motif Masih Misteri


Hingga saat ini, pihak kepolisian masih belum dapat mengungkap motif di balik tindakan kejam ini. "Kami belum bisa memberikan keterangan pasti mengenai motifnya. Saat ini, AR masih dalam pencarian kami," jelas Kompol Teguh. 

Polisi dari Polresta Balikpapan bersama Jatanras Polda Kaltim tengah melakukan operasi pencarian intensif untuk menangkap pelaku. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan melaporkan jika melihat AR, yang hingga kini masih buron.


Duka dan Kepanikan


Tragedi ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat sekitar. Kejadian ini juga menimbulkan kepanikan dan kekhawatiran di kalangan warga tentang keselamatan dan keamanan di lingkungan mereka.

Polisi berjanji akan terus bekerja keras untuk menangkap pelaku dan mengungkap alasan di balik tindakan brutal ini. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak menyebarluaskan informasi yang tidak jelas, sambil menunggu perkembangan resmi dari pihak kepolisian.

Kasus ini menjadi peringatan yang mengerikan akan pentingnya mengatasi konflik keluarga secara bijaksana dan menjaga komunikasi yang sehat di antara anggota keluarga.


Referensi :


Patreon

Patreon II

Read more ...

Jumat, 23 Agustus 2024

Lelaki 65 Tahun Ditemukan Tewas dengan Luka di Sawah Lotim

Lelaki 65 Tahun Ditemukan Tewas dengan Luka di Sawah Lotim





Husni (65), seorang warga Desa Keroya, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur, ditemukan meninggal dunia di tengah sawah miliknya pada Jumat (23/8) sekitar pukul 10.30 WITA. Saat ditemukan, jenazah Husni tergeletak di tengah sawah yang dipenuhi rumput gajah dengan sejumlah luka di wajahnya.


Penemuan dan Penanganan Kasus


Jenazah Husni pertama kali ditemukan oleh seorang warga yang kebetulan lewat. Menyadari kondisi tersebut, warga segera berteriak minta bantuan, yang menyebabkan warga lain berdatangan dan melaporkan penemuan ini ke pihak kepolisian.

Petugas kepolisian segera tiba di lokasi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Selanjutnya, jenazah Husni dibawa ke RSUD dr. R. Soedjono Selong untuk dilakukan autopsi guna mengidentifikasi penyebab kematian.


Barang Bukti dan Investigasi


Di lokasi kejadian, polisi menemukan beberapa barang bukti, termasuk parang, sebuah paku yang ditemukan di dekat senjata tajam, dan kayu banten. Barang-barang tersebut kini diamankan untuk keperluan penyidikan lebih lanjut.

Kapolsek Aikmel, Iptu Zulkipli, mengonfirmasi bahwa pihak kepolisian telah menerima laporan mengenai penemuan mayat dengan luka-luka. “Kami masih menyelidiki penyebab kematian korban,” jelasnya.

Kasus ini terus dalam penyelidikan untuk mengungkap fakta di balik kematian Husni dan memastikan keadilan.



Referensi :


Patreon

Patreon II

Read more ...

Kamis, 22 Agustus 2024

Tragis: Anak Gorok Leher Ayahnya Setelah Permintaannya Ditolak

Tragis: Anak Gorok Leher Ayahnya Setelah Permintaannya Ditolak




Pada Selasa malam, 20 Agustus 2024, terjadi tragedi mengerikan di Desa Baru Lombak, Kecamatan Meliau, Kabupaten Sanggau. Seorang pria berinisial AD diduga melakukan tindakan brutal terhadap kedua orangtuanya, mengakibatkan luka parah pada kedua korban.


Kekecewaan yang Berujung Kekerasan

Menurut keterangan warga setempat, aksi kejam ini dipicu oleh kekecewaan AD setelah orangtuanya menolak permintaannya untuk membeli ponsel dan sepeda motor dengan uang hasil penjualan tanah. “Anaknya minta belikan HP dan motor dari uang jual tanah, tapi tidak dikasih,” kata JN, salah satu warga yang mengetahui kejadian tersebut.


Serangan Menggunakan Parang dan Keris

Kasat Reskrim Polres Sanggau, AKP Indrawan Wira, mengonfirmasi bahwa insiden brutal ini terjadi sekitar pukul 23.00 WIB di rumah pelaku. AD diduga menyerang ayahnya, A, dan ibunya, M, menggunakan parang dan keris. Akibat serangan tersebut, ayah pelaku mengalami luka serius di leher akibat gorokan parang dan tusukan berulang kali.


Perawatan Medis dan Kondisi Korban

Kedua korban dilarikan ke Puskesmas Teraju untuk mendapatkan perawatan awal. Mengingat luka yang diderita cukup parah, A, ayah pelaku, dirujuk ke Rumah Sakit Antonius di Pontianak untuk penanganan medis lebih lanjut. Kondisi kedua korban masih memerlukan pemantauan intensif.


Penyelidikan Polisi Berlanjut

Polres Sanggau melalui Unit Reskrim Polsek Meliau masih mendalami motif dan fakta-fakta di balik kejadian ini. Mereka terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap latar belakang tragedi ini dan memastikan bahwa pelaku mendapatkan proses hukum yang sesuai.

Tragedi ini menggambarkan betapa tingginya potensi konflik yang dapat terjadi dalam keluarga akibat kekecewaan yang tidak tertangani dengan baik. Pihak berwenang berharap bisa memberikan kejelasan dan keadilan dalam kasus ini.


Referensi :


Patreon

Patreon II


Read more ...

Rabu, 21 Agustus 2024

Geger di Pesawaran: Mayat Terbungkus Kain Sprei Ditemukan di Sungai

Geger di Pesawaran: Mayat Terbungkus Kain Sprei Ditemukan di Sungai




Pada Selasa pagi (20/8), warga Desa Way Layap, Kecamatan Gedong Tataan, Pesawaran, Lampung, dikejutkan dengan penemuan mayat terbungkus kain sprei di Sungai Binong. Penemuan ini terjadi sekitar pukul 07.30 WIB dan langsung mengundang perhatian publik.

Penemuan Mengejutkan

Dalam beberapa video yang beredar, tampak mayat yang tidak diketahui identitasnya itu terbungkus dalam sprei berwarna pink bermotif daun. Jenazah ditemukan di bawah jembatan Sungai Binong. Video lain menunjukkan petugas kepolisian sedang membuka sprei tersebut dan menemukan tubuh seorang pria mengenakan kaus biru dan celana jeans panjang. Kaki korban tampak dibungkus karung plastik putih.

Proses Penanganan Kasus

Kapolsek Gedong Tataan, Iptu Devrat Aolia Arfan, mengonfirmasi bahwa penemuan mayat tersebut memang terjadi di wilayahnya. "Mayat laki-laki itu telah dievakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, Polda Lampung untuk pemeriksaan lebih lanjut," jelasnya.

Menurut Iptu Devrat, mayat pertama kali ditemukan oleh seorang saksi bernama Saman saat pulang dari masjid. "Saksi melihat ada bungkusan kain sprei yang tampak seperti tubuh manusia. Ia kemudian memberitahukan temannya dan melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Gedong Tataan melalui Babinkamtibmas."

Pemeriksaan dan Investigasi

Unit Inafis Polres Pesawaran segera menuju lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengevakuasi jenazah. Saat ditemukan, kondisi mayat sudah mulai membengkak dan kulitnya mengelupas. Terdapat luka memar di dagu korban.

Saat ini, mayat tersebut berada di Rumah Sakit Bhayangkara untuk dilakukan pemeriksaan visum guna mengetahui penyebab kematian. "Visum dilakukan terlebih dahulu, sementara autopsi akan dilakukan setelah hasil visum keluar," tambah Iptu Devrat.

Pihak kepolisian masih menyelidiki kasus ini untuk mengungkap identitas korban dan penyebab kematiannya. Penemuan ini tentu menambah kekhawatiran di kalangan warga setempat dan mengundang perhatian luas dari berbagai pihak.


Referensi :


Patreon

Patreon II

Read more ...

Selasa, 20 Agustus 2024

Wanita Open BO Ditemukan Tewas Mengerikan di Lampung Utara: Terlibat Kasus Pembunuhan dan Senjata Api

Wanita Open BO Ditemukan Tewas Mengerikan di Lampung Utara: Terlibat Kasus Pembunuhan dan Senjata Api





Seorang wanita tanpa identitas ditemukan tewas mengenaskan di kamar mandi sebuah kos di Lampung Utara pada Minggu malam (18/8/2024). Korban, yang diduga bekerja sebagai wanita open BO, ditemukan dengan luka gorok di lehernya. Kondisi jenazah dan penemuan beberapa barang di lokasi kejadian menambah misteri dan ketegangan kasus ini.


Temuan Mengejutkan di Lokasi Kejadian

Korban ditemukan dalam keadaan mengenakan pakaian hitam dan celana panjang jeans biru gelap, dengan ceceran darah yang memenuhi lantai kamar mandi kos di Jalan Pemasyarakatan, Kelurahan Tanjung Harapan, Kecamatan Kotabumi Selatan. Foto-foto yang beredar menunjukkan suasana mengejutkan di lokasi kejadian, termasuk beberapa alat kontrasepsi yang ditemukan di sekitar tempat kejadian.

Selain itu, sebuah benda yang mirip senjata api juga terlihat di lokasi. Kombes Umi Fadillah Astutik, Kabid Humas Polda Lampung, mengkonfirmasi penemuan tersebut. "Benar, pada Minggu malam pukul 18.30 WIB ditemukan seorang wanita tanpa identitas di kamar kos tersebut. Kami sedang menyelidiki lebih lanjut," ujar Umi.


Dugaan Motif dan Penyelidikan


Menurut keterangan saksi, wanita tersebut dipesan oleh seorang pria yang menggunakan kamar kos tersebut. "Dari informasi yang kami dapatkan, pelaku meminjam kamar kos untuk bersama wanita open BO yang telah dipesannya," ungkap Umi. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa pembunuhan ini mungkin terkait dengan kegiatan yang berlangsung di kos tersebut.

Jasad korban telah dievakuasi ke rumah sakit setempat untuk dilakukan visum. Tim Inafis Polres Lampung Utara sudah menangani proses evakuasi dan pemeriksaan lebih lanjut. "Kami menemukan luka sayatan benda tajam di leher korban. Saat ini kami sedang mendalami lebih dalam mengenai benda yang mirip senjata api," jelas Umi.




Penangkapan dan Proses Hukum




Seorang terduga pelaku telah diamankan dan sedang diperiksa oleh Polres Lampung Utara. Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap semua detail terkait kasus ini dan mencari tahu keterlibatan benda yang mirip senjata api dalam kejadian tersebut.

Kasus pembunuhan ini menambah deretan kasus kekerasan yang mengkhawatirkan dan menarik perhatian publik. Penyelidikan lebih lanjut diharapkan dapat segera mengungkap pelaku serta motif di balik kejadian tragis ini dan memberikan keadilan bagi korban.

Read more ...

Senin, 19 Agustus 2024

Wanita Hamil di Tapin Ditikam Mantan Suami, Janin Meninggal Dunia

Wanita Hamil di Tapin Ditikam Mantan Suami, Janin Meninggal Dunia


Pada Jumat, 16 Agustus 2024, seorang wanita hamil berusia 27 tahun yang dikenal dengan inisial M mengalami serangan brutal di Desa Tatakan, Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin. Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 18.00 Wita, ketika pelaku yang merupakan mantan suami korban, menyerangnya dengan senjata tajam.

Kapolsek Tapin Selatan, Iptu Sugiyono, menjelaskan bahwa sebelum penyerangan, korban merasa diikuti oleh seseorang saat mengendarai sepeda motor. Untuk mencari perlindungan, ia berhenti di rumah seorang teman. Namun, tidak lama setelah itu, pelaku datang dan terlibat cekcok dengan korban.

Menurut Sugiyono, pelaku kemudian dengan brutal menyerang korban menggunakan pisau, menyebabkan luka serius di perut, punggung, pinggang, lengan, tangan, paha, dan betis sebelah kiri korban. Akibat dari serangan tersebut, janin dalam kandungan korban mengalami luka parah dan dinyatakan meninggal dunia.

Meskipun demikian, nyawa korban berhasil diselamatkan dan ia kini mendapatkan perawatan intensif di RSUD Datu Sanggul Rantau. 

Pihak kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian perkara dan mengamankan barang bukti, termasuk pakaian korban dan pisau yang digunakan oleh pelaku. Saat ini, pelaku masih dalam buronan, dan polisi sedang melakukan pengejaran intensif serta berkoordinasi dengan Unit Resmob Sat Reskrim Polres Tapin.

Iptu Sugiyono mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan memberikan kepercayaan penuh kepada pihak kepolisian dalam menangani kasus ini. Pihak kepolisian berkomitmen untuk bekerja keras demi memastikan keadilan bagi korban dan keluarganya.

Read more ...

Minggu, 18 Agustus 2024

Lomba Panjat Pinang Berakhir Tragis: Pria di Brebes Tewas Setelah Jatuh

Lomba Panjat Pinang Berakhir Tragis: Pria di Brebes Tewas Setelah Jatuh



Perayaan HUT Kemerdekaan RI di Desa Terlaya, Kecamatan Bantarkawung, Brebes, berakhir dengan tragedi setelah seorang pria bernama Mulyono (43) tewas dalam lomba panjat pinang. Insiden ini terekam dalam video berdurasi 34 detik yang viral di media sosial pada Sabtu (17/8/2024).

Video tersebut menunjukkan suasana lomba yang meriah di atas tanah rata, di mana sekelompok peserta berusaha memanjat pinang yang licin. Dalam rekaman itu, tampak Mulyono, warga Dukuh Cukuning, berada di posisi kedua, dengan peserta lain berdiri di atas pundaknya. Ketika struktur panjat pinang runtuh, Mulyono terjatuh dan kepala serta tubuhnya tertimpa peserta lainnya.

Warga segera menggotong Mulyono yang tak sadarkan diri ke Rumah Sakit Sakit Alam Medica Bumiayu. Meskipun mendapatkan perawatan intensif, Mulyono dinyatakan meninggal dunia pada pukul 13.00 WIB, setelah satu hari dirawat.

Lukas, seorang saksi, mengungkapkan bahwa lomba panjat pinang ini diadakan secara spontan oleh warga tanpa panitia resmi. “Korban jatuh dan tertimpa rekan-rekannya. Kegiatan ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan dalam setiap lomba,” kata Lukas.

Peristiwa tragis ini menyoroti perlunya perhatian lebih pada keselamatan dalam perayaan tradisional. Masyarakat diharapkan lebih memperhatikan keselamatan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Read more ...

Sabtu, 17 Agustus 2024

Tragis! Remaja Perempuan Lompat dari Jembatan di Buleleng Diduga Karena Putus Cinta

Tragis! Remaja Perempuan Lompat dari Jembatan di Buleleng Diduga Karena Putus Cinta




Kisah duka menyelimuti Kabupaten Buleleng, Bali, setelah seorang remaja perempuan berusia 19 tahun ditemukan tewas di bawah jembatan jalan shortcut titik 8 di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, pada Kamis pagi (15/8/2024). Remaja tersebut, yang dikenal dengan inisial NKP, berasal dari Banjar Abang, Desa Baturiti, Kabupaten Tabanan.


Kronologi Kejadian

Peristiwa tragis ini pertama kali diketahui oleh seorang warga negara asing (WNA) yang melintas di jembatan tersebut sekitar pukul 10.00 Wita. WNA tersebut melihat tubuh NKP tergeletak di bawah jembatan dan segera memberitahukan seorang petani cengkeh lokal, Ketut Sukardiasa (45), yang kebetulan berada di dekat lokasi.

Ketut Sukardiasa segera melaporkan kejadian tersebut kepada aparat desa setelah menerima informasi dari WNA. Tim dari Polsek Sukasada, bersama dengan tim medis Puskesmas Sukasada 2 dan PMI Kabupaten Buleleng, segera menuju lokasi untuk melakukan evakuasi jenazah NKP.


Dugaan Motif Bunuh Diri

Kepala Seksi Humas Polres Buleleng, AKP Gede Darma Diatmika, menyebutkan bahwa dugaan sementara menyimpulkan bahwa NKP melakukan tindakan bunuh diri karena masalah asmara. "Dugaan awal adalah korban bunuh diri akibat diputus oleh pacarnya," ungkap Diatmika.

Pihak kepolisian saat ini masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengonfirmasi penyebab pasti dari kejadian ini. Jenazah NKP telah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) untuk pemeriksaan lebih mendalam.


Reaksi Masyarakat dan Tindakan Selanjutnya

Kejadian ini mengejutkan warga sekitar dan menimbulkan kesedihan mendalam bagi keluarga korban. Keputusan NKP untuk mengakhiri hidupnya dengan cara yang begitu tragis menyoroti pentingnya dukungan emosional dan perhatian terhadap masalah kesehatan mental, terutama bagi para remaja.

Pihak berwenang terus bekerja untuk mengungkap lebih jauh tentang kejadian ini dan memberikan dukungan kepada keluarga yang ditinggalkan. Dalam waktu yang penuh kesedihan ini, masyarakat diimbau untuk lebih peka terhadap tanda-tanda kesulitan emosional pada orang di sekitar mereka dan menyediakan dukungan yang diperlukan.

Read more ...

Jumat, 16 Agustus 2024

Cemburu Membara: Suami Tusuk Leher Pria yang Antar Istrinya Hingga Tewas di Tuban

Cemburu Membara: Suami Tusuk Leher Pria yang Antar Istrinya Hingga Tewas di Tuban



Sebuah tragedi tragis terjadi di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, saat sebuah tindakan kebaikan berakhir dengan kekerasan mematikan. Seorang pria bernama Hendik Prasetyo dari Lamongan tewas setelah ditusuk di leher oleh suami wanita yang diantarnya. Peristiwa ini mengguncang masyarakat setempat dan menimbulkan banyak pertanyaan mengenai motif di balik aksi brutal tersebut.


Kisah Tragis di Jalan Sejahtera

Kejadian memilukan ini berlangsung di Jalan Sejahtera, Kelurahan Karang, Kecamatan Semanding. Hendik Prasetyo, yang berniat baik untuk mengantarkan seorang wanita ke tempat kosnya, menjadi korban amukan suami wanita tersebut. Sesampainya di lokasi, Hendik tiba-tiba dihadang oleh suami wanita yang bernama A. Dalam sekejap, A mengeluarkan sebuah badik dan menusuk Hendik tepat di leher, menyebabkan pria tersebut tergeletak bersimbah darah di lokasi kejadian.

Menurut Nuismadi, pemilik kos yang juga menjadi saksi mata, warga sekitar tidak berani mendekati lokasi saat kejadian karena pelaku masih membawa senjata tajam. "Warga yang hendak menolong korban tidak berani lantaran tersangka masih membawa senjata tajam," ujar Nuismadi.


Pengejaran dan Penangkapan Pelaku

Usai penusukan, pelaku langsung melarikan diri dari lokasi kejadian. Namun, kepolisian tidak tinggal diam. Satreskrim Polres Tuban segera meluncurkan operasi pencarian dan berhasil menangkap pelaku beberapa jam kemudian. Selain menangkap A, polisi juga menyita badik yang digunakan pelaku untuk melakukan kejahatan tersebut. 

Kasat Reskrim Polres Tuban, AKP Rianto, menjelaskan, "Selain mengamankan tersangka, polisi juga mengamankan barang bukti berupa badik yang digunakan tersangka untuk menusuk korban."


Motif di Balik Kekerasan

Hingga saat ini, pihak kepolisian masih mendalami motif di balik tindakan kekerasan tersebut. Terbakar cemburu tampaknya menjadi penyebab utama, namun penyelidikan masih berlanjut untuk memastikan apakah ada faktor lain yang berkontribusi terhadap peristiwa tragis ini.


Peringatan akan Bahaya Cemburu


Kasus ini menjadi pengingat akan bahaya emosi yang tidak terkendali, khususnya cemburu yang bisa berujung pada kekerasan. Tragedi ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat sekitar. Pihak kepolisian berkomitmen untuk menyelesaikan kasus ini dengan adil dan memastikan bahwa pelaku mendapatkan hukuman sesuai dengan tindakannya. 

Kematian Hendik Prasetyo menjadi sorotan serius mengenai bagaimana kita menghadapi konflik emosional dan pentingnya intervensi yang tepat sebelum situasi memburuk.

Read more ...

Kamis, 15 Agustus 2024

Komnas Perempuan Apresiasi Keberanian Intan Nabila Ungkap KDRT, Polisi Tanggap Cepat

Komnas Perempuan Apresiasi Keberanian Intan Nabila Ungkap KDRT, Polisi Tanggap Cepat




Jakarta, 14 Agustus 2024 — Komnas Perempuan memberikan apresiasi tinggi kepada selebgram Cut Intan Nabila yang berani mengungkapkan penderitaannya sebagai korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Keberanian Intan Nabila untuk berbicara terbuka tentang kekerasan yang dialaminya merupakan langkah penting dalam memerangi fenomena yang sering kali tersembunyi ini.


Pengakuan Komnas Perempuan

Komisioner Komnas Perempuan, Theresia Sri Endras Iswarini, menilai langkah Intan Nabila sangat berarti. "Kami mengapresiasi keberanian korban untuk melapor. Tidak mudah bagi seseorang yang telah mengalami kekerasan lebih dari lima kali untuk berbicara," ungkap Theresia dalam keterangannya, Rabu (14/8/2024). Menurutnya, ada banyak pertimbangan dan ketakutan yang sering membuat korban enggan untuk berbicara.


Tanggap Cepat Kepolisian

Komnas Perempuan juga memuji kepolisian atas tindakan cepat dalam menangani kasus ini. Suami Intan Nabila, Armor Toreador, telah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka dengan berbagai pasal yang dikenakan. "Kami menghargai Kepolisian Jabar yang sigap menangani kasus ini. Penanganan dan pemulihan awal korban yang dilakukan dengan baik sangat penting," tambah Theresia.


Dukungan untuk Korban

Theresia mengajak semua pihak untuk mendukung keadilan bagi korban dan meningkatkan kesadaran tentang kekerasan terhadap perempuan. "Kasus kekerasan terhadap perempuan adalah fenomena gunung es. Kita tidak tahu berapa banyak kasus yang terjadi sebelum korban berani membuka diri kepada publik," jelasnya. Dukungan dari media dan masyarakat sangat penting untuk memastikan korban mendapatkan keadilan yang pantas.


Penahanan dan Pasal

Kapolres Bogor, AKBP Rio Wahyu Anggoro, mengonfirmasi bahwa Armor Toreador ditahan dengan pasal berlapis. Armor dijerat dengan:

1.Pasal 44 ayat 2 UU No. 23 Tahun 2004 tentang KDRT dengan ancaman 10 tahun penjara.

2.Pasal 80 UU No. 35 Tahun 2014** tentang Kekerasan Terhadap Anak dengan ancaman 4 tahun 8 bulan ditambah sepertiga.

3 Pasal 351 KUHP tentang Penganiayaan dengan ancaman maksimal 5 tahun penjara.




Pernyataan Armor

Saat ditanya mengenai frekuensi kekerasan yang dilakukan terhadap istri dan anaknya, Armor mengaku telah melakukan KDRT sejak tahun 2020 lebih dari lima kali. Pengakuan tersebut menjadi bagian dari proses hukum yang sedang berlangsung.

Dengan langkah cepat dari kepolisian dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan kasus ini dapat menjadi momentum penting dalam pemberantasan KDRT dan memberikan dorongan bagi korban lain untuk berbicara dan mencari keadilan.

Read more ...

Rabu, 14 Agustus 2024

Suami Cut Intan Nabila Ditangkap: Armor Toreador Terlibat Kasus KDRT

Suami Cut Intan Nabila Ditangkap: Armor Toreador Terlibat Kasus KDRT


Armor Toreador, suami dari selebgram Cut Intan Nabila, menjadi sorotan setelah ditangkap polisi terkait kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Penangkapan Armor dilakukan di sebuah hotel di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, dan segera menjadi viral di media sosial.

LambeTrending memperoleh foto saat Armor diamankan oleh polisi. Dalam gambar tersebut, Armor terlihat mengenakan jaket putih, menandakan momen tegang saat penangkapan. Kini, Armor telah dibawa ke Polres Bogor untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut terkait tuduhan KDRT yang menimpa istrinya.

Kapolres Bogor, AKBP Rio Wahyu Anggoro, mengonfirmasi penangkapan Armor dan menyebutkan bahwa pelaku ditangkap di Kemang. "Saat ini, Armor Toreador dibawa ke Polres Bogor untuk penyidikan lebih lanjut," ungkap Rio.

Sementara itu, Cut Intan Nabila saat ini berada di Mako Polres Bogor untuk mendapatkan perlindungan. Kasus ini menjadi perhatian publik, menyoroti pentingnya penanganan kasus KDRT dan dukungan terhadap korban. Proses hukum terhadap Armor Toreador diharapkan bisa memberikan keadilan dan memberi pesan tegas mengenai kekerasan dalam rumah tangga.



Referensi : 

- Patreon



Read more ...

Selasa, 13 Agustus 2024

Penemuan Mengerikan: Mayat Dalam Koper Merah Menggemparkan Pangkep

Penemuan Mengerikan: Mayat Dalam Koper Merah Menggemparkan Pangkep




Warga Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, dikejutkan oleh penemuan mengejutkan yang mengungkapkan kengerian dan tragedi. Pada Minggu, 11 Agustus 2024, sekitar pukul 11.00 WITA, sebuah koper merah yang penuh darah ditemukan di kosan seorang wanita berinisial R (47). Penemuan ini tidak hanya mengejutkan, tetapi juga memicu rasa takut dan kekhawatiran di komunitas setempat.


Penemuan Koper Berisi Mayat


Koper merah yang mengandung mayat korban ditemukan di Jalan Pelelangan, Kelurahan Jagong, Kecamatan Pangkajene. Gambar-gambar yang beredar menunjukkan koper tersebut tergeletak di tanah dengan bercak darah di sudut-sudutnya, menyebar hingga ke tanah di sekelilingnya. Penemuan ini terjadi setelah anak korban, yang bernama C (30), tidak dapat berkomunikasi dengan ibunya sejak Jumat, 9 Agustus.

Setelah dua hari tidak ada kabar dari ibunya, anak korban merasa khawatir dan memutuskan untuk memeriksa kondisi kosan. Ketika tiba, dia menemukan koper yang tidak berada di tempatnya semula dan mencurigai adanya bau menyengat. Bersama dengan pemilik kosan, mereka membuka koper tersebut dan menemukan mayat ibunya dalam kondisi tertelungkup.


Tindakan Polisi dan Penyidikan


Kasat Reskrim Polres Pangkep, AKP Prawira Wardany, menyatakan dengan tegas bahwa kasus ini adalah pembunuhan. “Ini jelas kasus pembunuhan,” katanya. Wardany mengungkapkan bahwa pihak kepolisian telah mengamankan koper, ember, dan beberapa barang dari kamar kos korban sebagai barang bukti. 

Pihak kepolisian belum mengungkapkan detail mengenai luka-luka yang diderita korban, namun mereka telah membawa mayat korban ke RSUD Batara Siaga Pangkep untuk pemeriksaan lebih lanjut. Penyidik masih dalam tahap awal penyelidikan dan berusaha mengungkap motif serta pelaku di balik kejahatan ini.


Dampak dan Respon Komunitas


Penemuan ini telah menimbulkan kecemasan di komunitas setempat. Warga Pangkep sangat terkejut dengan kekejaman yang terjadi dan menunggu perkembangan lebih lanjut dari pihak kepolisian. Sementara itu, keluarga korban dan pihak berwenang berharap bisa segera mendapatkan keadilan dan menemukan pelaku dari kejadian tragis ini.

Kasus ini mengingatkan kita akan pentingnya kewaspadaan dan komunikasi yang baik dalam keluarga serta betapa krusialnya untuk selalu memerhatikan perubahan dalam perilaku dan situasi orang terdekat. Pihak kepolisian terus bekerja keras untuk mengungkap kebenaran dan memberikan kepastian hukum bagi korban dan masyarakat.

Dengan penyelidikan yang masih berlangsung, masyarakat Pangkep berharap agar kasus ini dapat terpecahkan dengan cepat, dan pelaku kejam yang bertanggung jawab dapat segera dihadapkan pada hukum.


Referensi : 

- Patreon

- Patreons


Read more ...

Senin, 12 Agustus 2024

Tragedi Berdarah Pasutri Lansia Tewas di Tangan Anak dan Menantu

 Tragedi Berdarah Pasutri Lansia Tewas di Tangan Anak dan Menantu

Pasangan suami istri (pasutri) lansia Heri Sondah dan Joe Le Bie Nio asal Bandung tewas mengenaskan pada tahun 2014 silam. Mirisnya, keduanya tewas di tangan anak dan menantunya.

Ialah Maria Vincentia anak Heri dan Nikolas Ngationo menantu Heri yang melakukan aksi sadis tersebut. Motif warisan jadi pemicu Maria dan Nikolas membunuh orang tuanya itu.

"Barang buktinya antara lain satu batu dan dua pipa besi," kata Kapolres Bandung saat itu Jamaludin, Jumat 7 Maret 2014.

Kasus bermula saat kedua pelaku sudah merencanakan pembunuhan terhadap ayah kandung dan ibu tirinya. Sebab, diketahui aksi sadis itu dilatarbelakangi Maria yang belum mendapatkan jatah warisan.

"Motif Maria ingin menghabisi ayah kandung dan ibu tirinya itu karena menginginkan harta waris yang belum dibagikan," ujar Jamaludin.

Maria dan Nikolas berangkat sekitar pukul 18.00 WIB pada 28 Februari 2014 dari Pangalengan menuju rumah korban di Kampung Pangauban, RT 1 RW 11, Desa Pangauban, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung.

Mereka pergi menggunakan jasa ojek. Pelaku membawa tas berisi pistol angin, dua pipa besi, lakban, minyak goreng, gunting dan tali plastik.

"Keduanya tiba di rumah korban pada pukul 23.00 WIB. Maria dan Nikolas masuk ke rumah korban dengan cara melompat pagar dan berdiam di belakang mobil yang terparkir di teras. Keduanya sempat mematikan lampu agar gelap dengan maksud tidak ketahuan," ungkapnya.

Dini harinya atau pada, Sabtu, 1 Maret 2014 sekitar pukul 02.00 WIB, Maria dan Nikolas masuk ke dalam rumah korban melalui pintu ruang salon dan bersembunyi di dalam kamar mandi.

Setelah itu, petugas ronda memberitahukan kepada Heri soal adanya orang masuk ke rumah. Tetapi Heri tak menghiraukan ucapan petugas ronda. Heri kembali masuk ke dalam rumah dan langsung menuju kamar mandi.

Pelaku yang sudah berada di dalam kamar mandi, langsung menyerang Heri. Perkelahian tak terhindarkan. Heri terkapar setelah kepalanya dihantam besi dan baru. Maria juga memukul perut ayahnya kandungnya tersebut pakai besi.

"Mendengar kegaduhan, Joe Lie terbangun dan beranjak keluar kamar. Joe Lie langsung dipukul oleh Maria menggunakan pipa besi. Tubuh Joe yang tak berdaya diseret pelalu ke kamar mandi. Nikolas lalu mencekik mertuanya tersebut hingga tewas," tuturnya.

Usai membunuh kedua korban, Maria dan Nikolas keluar rumah dengan memanjat atap dan membuka genteng. Maria malah terjatuh dan tercebur ke selokan. Maria menyerah setelah polisi dan warga menangkapnya.

Nikolas berhasil menyelinap ke gudang mebel pinggir rumah korban. Nikolas bersembunyi sehari semalam atau hingga 2 Maret. Nikolas keluar dari persembunyian pada pukul 19.00 WIB. Setelah itu, Nikolas menuju jalan raya dan kabur ke kampung halamannya di Semarang, Jateng, menumpang truk.

Personel Satreskrim Polres Bandung memburu Nikolas. Pelarian Nikolas akhirnya tercium polisi. Pria tersebut ditangkap di Terminal Bawean, Semarang, Jateng, pada 6 Maret, pukul 15.00 WIB.

"Waktu di terminal, Nikolas mengaku mau mengantar keponakannya," ujarnya.

Maria mengakui perbuatannya itu. Maria juga membenarkan jika pembunuhan itu di latarbelakangi harta warisan.

"Saya dendam sama ibu tiri (Joe Lie). Dia menjual rumah. Katanya janji mau membagikan uang hasil penjualan rumah. Tapi ternyata tidak. Malah uangnya dibelikan rumah lagi," kata Maria.

Maria selama ini tinggal bersama Nikolas di rumah kontrakan, kawasan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Maria merasa perlu memiliki bagian dari penjualan aset warisan milik ayahnya tersebut. Lantaran tak digubris, Maria murka. Dia mengajak Nikolas merencanakan menghabisi nyawa ayah kandung dan ibu tiri.

"Satu bulan merencanakan membunuh," kata Maria.

"Saya pukul ayah dan ibu tiri pakai besi. Sama batu juga. Saya menyesal. Sangat menyesal sekali," ucap Maria.

Dalam kasus ini, Maria dan Nikolas dijerat pasal berlapis yakni Pasal 338 KUHPidana perihal pembunuhan dan Pasal 340 KUHPidana mengenai pembunuhan berencana. Mereka terancam hukuman mati.


Referensi : 

- Patreon

- Patreons

Read more ...

Minggu, 11 Agustus 2024

Tragis! Pelajar SMK di Majalengka Tewas Dibacok Kakak Kelas

 Tragis! Pelajar SMK di Majalengka Tewas Dibacok Kakak Kelas



Soni Irawan, seorang pelajar SMK di Majalengka yang menjadi korban pembacokan oleh kakak kelasnya, meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit selama empat hari. Kepergian Soni meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, teman-teman, dan kerabatnya. 

Pemakaman Soni yang digelar pada Minggu siang di TPU Desa Waringin, Majalengka, diwarnai isak tangis yang pecah dari para pelajar, kerabat, dan keluarganya. Suasana haru semakin terasa ketika jenazah Soni dimakamkan, dan rekan-rekan sekelasnya tidak bisa menyembunyikan kesedihan mereka. Beberapa di antara mereka tampak tak kuasa menahan air mata, mengenang sosok Soni yang dikenal baik dan ramah. 

Menurut informasi dari Abidin, Kepala Desa Waringin, Soni sempat dirawat di rumahnya setelah mengalami luka serius akibat pembacokan. Namun, karena kondisinya semakin memburuk, ia akhirnya dirujuk kembali ke rumah sakit di Cirebon. Sayangnya, upaya tim medis untuk menyelamatkan nyawanya tidak berhasil, dan Soni menghembuskan napas terakhirnya di rumah sakit. "Korban sempat dirawat di rumah, namun karena luka-lukanya serius, ia dirujuk kembali ke rumah sakit dan meninggal dunia," ujar Abidin.

Kejadian ini telah mengejutkan masyarakat Majalengka dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua serta pelajar. Pihak kepolisian Majalengka telah bertindak cepat dengan mengamankan dua pelaku yang diduga terlibat dalam pembacokan terhadap Soni. Kasus ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut, dan diharapkan para pelaku akan segera mendapatkan hukuman yang setimpal. 

Rekaman video amatir yang beredar di media sosial menunjukkan kondisi Soni sebelum dilarikan ke rumah sakit, dengan luka bacokan yang tampak parah. Video tersebut membuat banyak netizen ikut merasakan kesedihan yang mendalam, sembari berharap agar keadilan ditegakkan bagi Soni.


Referensi : 


- Patreon

- Patreons

Read more ...

Sabtu, 10 Agustus 2024

Pelajar SMA Terjun dari Lantai 3 Solo Paragon Mall, Kondisinya Membaik

Pelajar SMA Terjun dari Lantai 3 Solo Paragon Mall, Kondisinya Membaik




Solo, Jawa Tengah - Seorang pelajar sekolah menengah atas (SMA) berinisial ASH (17) mengalami insiden jatuh dari lantai 3 Solo Paragon Mall pada Jumat (9/8/2024) siang. Untungnya, kondisi ASH kini berangsur membaik setelah mendapatkan perawatan medis.


Kronologi Kejadian


Pada hari kejadian sekitar pukul 12.30 WIB, ASH dilaporkan tiba-tiba meloncat dari lantai 3 Foodcourt mal. Sebelumnya, pelajar asal Bekasi, Jawa Barat, ini mengunjungi mal sendirian dan sempat berjalan-jalan setelah melaksanakan salat Jumat. ASH terjatuh dari ketinggian sekitar 15 meter dan mendarat di kasur yang terletak di atrium mal.


Menurut Kapolresta Solo, Kombes Pol Iwan Saktiadi, dan Kapolsek Banjarsari, Kompol Supardjono, meski terjatuh dari ketinggian, ASH masih dalam kondisi sadar dan mengeluh sakit di bagian pinggang. Ia langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan.


Kondisi Terakhir


Chief Marketing Communication Solo Paragon Mall, Veronica Lahji, mengonfirmasi bahwa ASH kini dalam keadaan membaik setelah mendapatkan perawatan medis. "Saya baru mendapatkan informasi bahwa kondisi korban sudah membaik di rumah sakit," ujarnya. Veronica juga menambahkan bahwa ASH mengidap penyakit Bipolar yang sudah lama, dan diperkirakan kambuh sesaat sebelum kejadian. "Kami mendapat informasi dari guru pembimbingnya bahwa korban terlambat minum obat, yang mungkin menjadi penyebab kambuhnya kondisi mentalnya," jelas Veronica.


Pencarian Orangtua dan Tindakan Keamanan


Sementara itu, ibu ASH tengah mencari keberadaan anaknya saat kejadian. Veronica menyebutkan bahwa orang tua ASH sedang menuju ke mal untuk mencari anaknya. "Orang tua ASH juga sebenarnya sedang mencari. Kami menghubungi mereka setelah kejadian," ungkap Veronica.


Pihak Solo Paragon Mall juga melakukan langkah-langkah proaktif untuk meningkatkan keamanan di area mal. Mereka akan memperketat patroli petugas keamanan guna mencegah insiden serupa di masa depan.


Insiden ini menyisakan beberapa pertanyaan dan keprihatinan mengenai kesehatan mental ASH serta sistem pengawasan di pusat perbelanjaan. Pihak Solo Paragon Mall dan aparat kepolisian bekerja sama untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang dan memperbaiki langkah-langkah keamanan di kawasan tersebut. Sementara itu, keluarga ASH berharap anak mereka segera pulih dan mendapatkan dukungan yang diperlukan untuk pemulihan.


Referensi : 

- Patreon

- Patreons

Read more ...

Jumat, 09 Agustus 2024

Berkoar Pernah Masuk Penjara, Seorang Pria di Amuntai Kabupaten HSU Tewas Penuh Luka Bacokan Senjata Tajam

Berkoar Pernah Masuk Penjara, Seorang Pria di Amuntai Kabupaten HSU Tewas Penuh Luka Bacokan Senjata Tajam


Sebab mulut, badan binasa. Ungkapan itulah yang cocok untuk menggambarkan terjadinya kasus pembunuhan dan penganianyaan hingga menyebabkan satu orang tewas di Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).

Korbannya adalah Anshari, tewas diduga akibat luka bacokan senjata tajam dari pelaku, yakni JD dan M. 

Kejadian berdarah tersebut terjadi di Jalan Amuntai Kalua, Desa Tayur, Kecamatan Amuntai Utara, Kabupaten HSU, Selasa (6/8/2024) Sekitar pukul 13.00 Wita.

Ps Kasi Humas Polres HSU, Ipda Aris menyampaikan kronologi kejadian tersebut. 

Sebelumnya, Anshari bertemu dengan pelaku, yakni JD di sebuah pondok di RT 01, Desa Tayur, Kecamatan Amuntai Utara, Senin (5/8/2024). "Saat itu, korban bilang menceritakan kepada JD, bahwa dirinya pernah masuk penjara," 

Kemudian, pada Selasa (6/8/2024) keduanya kembali bertemu di tempat yang sama sekitar pukul 12.45 Wita.

“Apa kamu lihat-lihat, kata Anshari sambil melotot ke arah JD. Lalu JD tersulut emosi dan menimpali perkataan korban, kamu mau tes saya kah,” tutur Ipda Aris menjelaskan perbincangan yang disampaikan pelaku sebelum duel terjadi.

Tak lama, pelaku mengambil senjata tajam jenis parang di samping pondok. Dan mengayunkannya ke arah korban, namun ditangkus korban menggunakan tangan kiri.

Korban yang sudah berdarah berusaha menjauhi JD. Namun, JD tetap mengejar korban dan melancarkan serangan ke arah korban, kali ini kepala dan leher korban yang kena bacokan. 

Kemudian, datang M yang juga ikut menusuk korban di punggung sebelah kiri menggunakan belati. M adalah kawan JD.

Penuh luka dan berdarah-darah, korban melarikan diri dari kejaran para pelaku. “Korban ditemukan saksi A (50) dalam keadaan luka dan berdarah tergeletak di depan rumahnya di Desa Tayur,” ujarnya.

Kemudian saksi A (50) memberitahukan kepada relawan, lalu korban dibawa ke Rumah Sakit Pambalah Batung dan dinyatakan meninggal dunia.

“Ipar korban melaporkan ke Polsek Amuntai Utara. JD ditangkap dan dijerat dalam Pasal 338 KUHP pidana dan atau Pasal 354 Ayat (2) Subsider Pasal 351 Ayat (3) KUHPidana dengan ancaman diatas 15 tahun penjara," terangnya.

Polisi mengamankan barang bukti berupa satu unit sepeda motor matic warna merah, satu baju kaos warna hitam, satu batu dengan bercak darah korban, serta satu motor Yamaha Aerox warna merah hijau milik pelaku.


Referensi : 

- Patreon

- Patreons

Read more ...

Kamis, 08 Agustus 2024

Pemilik Hotel 21 Tanggamus Ditikam Saat Mediasi Perkara Tanah Di Kantor ‘Pekon’ Gisting

Pemilik Hotel 21 Tanggamus Ditikam Saat Mediasi Perkara Tanah Di Kantor ‘Pekon’ Gisting




Eddy Gunawan, pemilik Hotel 21 Gisting, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung meninggal dunia usai ditikam saat proses mediasi perkara tanah di Kantor Pekon Gisting, Rabu 7 Agustus 2024.

Warga Dusun Sukarame RT/ RW 001/ 001 Pekon Sukarame, Kecamatan Talang Padang itu mengalami tusujan senjata tajam di bagian perut.

Keributan terjadi saat proses mediasi sengketa tanah di Kantor Pekon Gisting Atas, Kecamatan Gisting, Tanggamus.

Seksi Humas Polres Tanggamus melalui keterangan tertulisnya mengungkapkan, Unit Reskrim Polsek Talang Padang dan Inafis Polres Tanggamus telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan identifikasi terkait dugaan penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal di Kantor Pekon Gisting Atas.

Kapolres Tanggamus AKBP Rivanda melalui Kapolsek Talang Padang AKP Bambang Sugiono mengatakan peristiwa penganiayaan ini menyebabkan korban Eddy Gunawan meninggal dunia.

Tak lama berselang, pelaku dapat diamankan. "Terduga pelaku berhasil diamankan adalah SP (67), warga Dusun VII Blok 18 Pekon Gisting Atas, Kecamatan Gisting, Tanggamus," kata AKP Bambang Sugiono.

Polisi juga menyita barang bukti berupa sebilah senjata tajam jenis garpu dengan panjang sekitar 12 cm bergagang warna kuning gading, berikut sarung/serangka yang terbuat dari kayu warna kuning gading, rekaman CCTV saat kejadian, dan sarung kursi warna silver yang terdapat bercak darah.

Kronologi Peristiwa 

 AKP Bambang menjelaskan, peristiwa tragis terjadi sekitar pukul 14.30 WIB di Kantor Pekon Gisting Atas, Gisting, Tanggamus. 

Bermula korban Eddy Gunawan dan pelaku SP bertemu di kantor tersebut untuk mediasi terkait permasalahan tanah. Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh anak pelaku dan Kepala Pekon Sunardi.

Saat mediasi berlangsung, Sunardi memberikan arahan kepada kedua belah pihak. Namun justru terjadi perdebatan mengenai pergantian tanah pelaku SP.

Pelaku SP tidak berkenan sebab dia hanya ingin tanah awalnya. Sebelumnya telah disepakati oleh korban Eddy Gunawan.

Namun, tiba-tiba pelaku SP langsung menusukkan senjata tajam jenis pisau garpu yang diselipkannya ke arah perut sebelah kanan korban.

Perut korban mengeluarkan darah dan terluka, kemudian segera dibawa oleh saksi-saksi yang berada di lokasi kejadian ke RS Panti Secanti Gisting untuk mendapatkan penanganan medis. "Sekitar pukul 15.00 WIB, pihak RS Panti Secanti menyatakan Eddy Gunawan meninggal dunia. Jenazahnya kemudian dikremasi di Gedung Paguyuban Tionghoa Talang Padang," jelasnya.

 AKP Bambang Sugiono menambahkan bahwa terduga pelaku SP kini telah diamankan di Polsek Talang Padang Polres Tanggamus untuk proses penyidikan lebih lanjut. 

 "Terhadap SP sementara dijerat Pasal 351 ayat (3) KUHPidana ," tandasnya. 


Referensi : 

- Patreon

- Patreons

Read more ...

Rabu, 07 Agustus 2024

Istri Korban Mayat dalam Karung di Jambi Minta Pelaku Dihukum Berat

Istri Korban Mayat dalam Karung di Jambi Minta Pelaku Dihukum Berat




Retno (27), istri dari Rian Virginia (32), masih tak kuasa menahan kesedihan karena suaminya dibunuh secara sadis hingga jasadnya dibuang dengan terbungkus karung di Desa Sungai Gelam, Muaro Jambi. Dia meminta penegak hukum agar memberi sanksi berat terhadap pelaku.

Diketahui, Rian meninggalkan dua orang anaknya yang masih berusia 3,5 tahun dan 1,5 tahun. Sehingga, hal itu menjadi pukulan berat bagi sang istri.

"Harapan yang saya mau semoga pelaku dapat dihukum dengan seberat-beratnya, bila perlu nyawa dibalas nyawa. Karena saya memiliki anak dua, mereka masih kecil-kecil dan itu berat bagi saya. Masih butuh sosok ayah," kata Retno kepada detikSumbagsel, Selasa (6/8/2024).

Retno menceritakan pembunuhan itu masih terus membuat dirinya shock. Awalnya, sang suami pamit pergi dari rumah pada Senin (29/7) untuk berkebun di rumah orang tuanya. Selama 4 hari hingga Kamis (1/8), sang suami masih berkomunikasi. Korban diduga dihabisi saat sore hari lantaran korban saat itu sudah tak bisa dihubungi lagi.

"Jam 12 sempat saya telepon beberapa kali masih sempat diangkat saat itu sedang isi bensin. Saya telepon dan WA nggak dibalas lagi. Terus sempat WA, bilang 'Masih di jalan sebentar lagi pulang'. Terus saya telepon, telepon, dan WA tidak aktif lagi sore itu," kata Retno yang tak kuasa menahan kesedihan saat menceritakan kejadian itu.

Saat malam hari, dia berupaya mau mencari suaminya. Namun, karena hari sudah malam dan keterbatasan dirinya karena masih mengasuh anaknya, dia hanya bisa menelpon mertuanya atau orang tua korban.

"Pas hari Jumat, saya tanya mertua saya, 'Ibu coba cari tahu, abang apakah ada di rumah 16 atau tidak, coba tanya tetangga'. Kata tetangga tidak ada di rumah. Sampai Sabtu karena tidak pulang, saya dan ibu juga ber-feeling, apa abang kenapa-napa gitu," ujarnya.

Saat hari Minggu, ketika dirinya libur kerja, Retno sudah sempat berupaya mencari suaminya. Namun saat Minggu siang, beberapa anggota kepolisian memberi kabar bahwa suaminya meninggal dunia dengan kondisi mengenaskan.

"Saya terkejut apa yang disampaikan pihak kepolisian bahwa suami saya Rian Virginia telah meninggal dunia karena dibunuh dan dibuang mayatnya di Sungai Gelam," katanya.

Retno kemudian diajak pihak kepolisian untuk datang ke RS Bhayangkara memastikan bahwa mayat itu benar suaminya. Setelah dicek, Retno memastikan bahwa itu merupakan suaminya meski wajahnya sudah tak dikenali lagi karena sudah membusuk.

"Kondisinya sudah terbujur kaku. Saya pastikan itu karena ada bekas jahitan di tubuhnya. Terlihat juga beberapa bekas luka di punggung dan leher," kata Retno.

Kepastian siapa pembunuh Rian, baru diketahui setelah polisi menangkap pelaku Ramadani (32) yang tak lain adalah temannya semasa kecil. Retno sendiri tak menyangka, apalagi rumah mertua dari pelaku tepat berhadapan dengan rumahnya.

"Masalah jual beli motor setahu saya. Tapi suami saya saat itu tidak memberi tahu identitas jelas bahwa motor ayah saya dijual oleh (pelaku) teman satu tongkrongan. Terus uang jual motor tidak diberi ke suami saya. Sehingga mungkin terjadi cekcok," sebutnya.

Saat ini, kasus pembunuhan sadis ini telah ditangani Polresta Jambi dan Polsek Jambi Selatan. Pelaku sudah ditangkap dan ditahan setelah sehari jasad korban ditemukan oleh warga yang kemudian membuat geger.



Referensi : 

- Patreon

- Patreons

Read more ...

Selasa, 06 Agustus 2024

Heboh Kontes Kecantikan Transgender di Hotel Jakpus, Polisi Selidiki

Heboh Kontes Kecantikan Transgender di Hotel Jakpus, Polisi Selidiki




Sebuah video yang memperlihatkan kontes kecantikan diduga transgender di salah satu hotel kawasan Jakarta Pusat (Jakpus) viral di media sosial. Kepolisian pun menyelidiki peristiwa tersebut.

Dilihat LambeTrending dari video yang beredar, Selasa (6/8/2024), tampak kontes tersebut digelar di sebuah ruangan besar layaknya ballroom hotel. Terlihat beberapa finalis atau kontestan kecantikan yang diduga seorang transgender.

Mereka terlihat mengenakan selempang bertuliskan provinsi asal masing-masing kontestan. Para kontestan berlenggang di panggung melakukan catwalk.

Dalam salah satu cuplikan, tampak salah satu kontestan diberikan selempang 'winner' sebagai pertanda pemenang kontes kecantikan tersebut. Pemenang ini juga dipasangkan mahkota.

Polisi Selidiki

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan pihaknya sudah mengecek terkait informasi tersebut. Tidak ada izin penyelenggaraan pelaksanaan kontes kecantikan diduga transgender tersebut.

"Sejauh ini tidak ada izin terkait penyelenggaraan," kata Ade Ary kepada wartawan, Selasa (6/8/2024).

Dia menyebut polisi akan melakukan penyelidikan lebih lanjut. Menurutnya, polisi akan melakukan klarifikasi terhadap pihak penyelenggara juga pihak hotel.

"Selanjutnya pihak penyelenggara pihak setempat akan dilakukan pendalaman oleh Polres Jakpus. Pihak hotel sama panitia akan dilakukan pendalaman," imbuhnya.



Referensi : 

- Patreon

- Patreons

Read more ...

Senin, 05 Agustus 2024

Penyanyi Irma Dibunuh Suami Saat Hamil 5 Bulan

Penyanyi Irma Dibunuh Suami Saat Hamil 5 Bulan



Irma Nurmayanti (24) tewas dibunuh dan dikubur suaminya sendiri Asep Saepudin alias Abang (23). Mirisnya, Irma dibunuh saat tengah mengandung.

Hal itu diungkapkan Ilyas Tari (30) paman dari Irma. Ilyas mengaku mendapatkan informasi dari teman Irma soal kondisi Irma mengandung.

"Katanya dari temen-temenya juga dia pas sama pelaku itu lagi mengandung lima bulan," ujar Ilyas saat berbincang di kediamannya di Kampung Ciburial, Desa Sukarame, Kecamatan Pacet, Senin (5/8/2024).

Menurut Ilyas, Irma sendiri sudah memiliki anak dari pernikahannya yang pertama. Anak Irma berusia enam tahun dan tinggal bersama ayah Irma.

"(Anak pertama Irma) Sama bapaknya di sana, sekolahnya juga di sana," kata Ilyas.

Ilyas menuturkan Irma menikah dengan Asep selama kurang lebih satu setengah tahun. Namun selama pernikahannya, Asep mengakui jika rumah tangga keponakannya itu tak harmonis.

"Satu tahun setengahnya itu pisah, balik lagi, pisah," katanya.

Ilyas tak mengetahui pasti kapan dan dari mana Irma kenal dengan pelaku. Namun yang pasti, keponakannya itu memiliki jaringan yang luas.

"Kata saya mah pergaulan Irma mah luas, gitu," tuturnya.

Irma sempat dikabarkan hilang berbulan-bulan. Hingga akhirnya, Irma diketahui tewas dibunuh oleh suami sirinya dan tiga orang rekan suami sirinya itu.

Jasad Irma juga dikubur di halaman belakang kediaman suaminya di Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung. Polisi sudah mengungkap kasus itu dan menangkap suami siri dan tiga orang 'kaki tangannya'.

"Polresta Bandung berhasil mengungkap kasus pembunuhan. Di mana peristiwa pembunuhan ini dilaporkan pada tanggal 30 Juli 2024 dan bisa tertangkap keempat-empat pelakunya pada tanggal 31 Juli 2024 hanya berselang satu hari," ujar Kapolresta Bandung Kombes Kusworo Wibowo, di Mapolresta Bandung, Soreang, Jumat (2/8/2024).

Polisi turut mengungkap peran para tersangka. Menurut Kusworo, ketiga tersangka berperan membantu Asep dalam membunuh Irma.

"Tiga tersangka ini posisinya adalah melakukan memegang tangan dan kaki dan membungkam korban pada saat tersangka (Asep) melakukan, menggorok korban dengan menggunakan golok ini," jelasnya.




Read more ...
Designed By Published.. Blogger Templates