Minggu, 11 Agustus 2024

Tragis! Pelajar SMK di Majalengka Tewas Dibacok Kakak Kelas

 Tragis! Pelajar SMK di Majalengka Tewas Dibacok Kakak Kelas



Soni Irawan, seorang pelajar SMK di Majalengka yang menjadi korban pembacokan oleh kakak kelasnya, meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit selama empat hari. Kepergian Soni meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, teman-teman, dan kerabatnya. 

Pemakaman Soni yang digelar pada Minggu siang di TPU Desa Waringin, Majalengka, diwarnai isak tangis yang pecah dari para pelajar, kerabat, dan keluarganya. Suasana haru semakin terasa ketika jenazah Soni dimakamkan, dan rekan-rekan sekelasnya tidak bisa menyembunyikan kesedihan mereka. Beberapa di antara mereka tampak tak kuasa menahan air mata, mengenang sosok Soni yang dikenal baik dan ramah. 

Menurut informasi dari Abidin, Kepala Desa Waringin, Soni sempat dirawat di rumahnya setelah mengalami luka serius akibat pembacokan. Namun, karena kondisinya semakin memburuk, ia akhirnya dirujuk kembali ke rumah sakit di Cirebon. Sayangnya, upaya tim medis untuk menyelamatkan nyawanya tidak berhasil, dan Soni menghembuskan napas terakhirnya di rumah sakit. "Korban sempat dirawat di rumah, namun karena luka-lukanya serius, ia dirujuk kembali ke rumah sakit dan meninggal dunia," ujar Abidin.

Kejadian ini telah mengejutkan masyarakat Majalengka dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua serta pelajar. Pihak kepolisian Majalengka telah bertindak cepat dengan mengamankan dua pelaku yang diduga terlibat dalam pembacokan terhadap Soni. Kasus ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut, dan diharapkan para pelaku akan segera mendapatkan hukuman yang setimpal. 

Rekaman video amatir yang beredar di media sosial menunjukkan kondisi Soni sebelum dilarikan ke rumah sakit, dengan luka bacokan yang tampak parah. Video tersebut membuat banyak netizen ikut merasakan kesedihan yang mendalam, sembari berharap agar keadilan ditegakkan bagi Soni.


Referensi : 


- Patreon

- Patreons

Sabtu, 10 Agustus 2024

Pelajar SMA Terjun dari Lantai 3 Solo Paragon Mall, Kondisinya Membaik

Pelajar SMA Terjun dari Lantai 3 Solo Paragon Mall, Kondisinya Membaik




Solo, Jawa Tengah - Seorang pelajar sekolah menengah atas (SMA) berinisial ASH (17) mengalami insiden jatuh dari lantai 3 Solo Paragon Mall pada Jumat (9/8/2024) siang. Untungnya, kondisi ASH kini berangsur membaik setelah mendapatkan perawatan medis.


Kronologi Kejadian


Pada hari kejadian sekitar pukul 12.30 WIB, ASH dilaporkan tiba-tiba meloncat dari lantai 3 Foodcourt mal. Sebelumnya, pelajar asal Bekasi, Jawa Barat, ini mengunjungi mal sendirian dan sempat berjalan-jalan setelah melaksanakan salat Jumat. ASH terjatuh dari ketinggian sekitar 15 meter dan mendarat di kasur yang terletak di atrium mal.


Menurut Kapolresta Solo, Kombes Pol Iwan Saktiadi, dan Kapolsek Banjarsari, Kompol Supardjono, meski terjatuh dari ketinggian, ASH masih dalam kondisi sadar dan mengeluh sakit di bagian pinggang. Ia langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan.


Kondisi Terakhir


Chief Marketing Communication Solo Paragon Mall, Veronica Lahji, mengonfirmasi bahwa ASH kini dalam keadaan membaik setelah mendapatkan perawatan medis. "Saya baru mendapatkan informasi bahwa kondisi korban sudah membaik di rumah sakit," ujarnya. Veronica juga menambahkan bahwa ASH mengidap penyakit Bipolar yang sudah lama, dan diperkirakan kambuh sesaat sebelum kejadian. "Kami mendapat informasi dari guru pembimbingnya bahwa korban terlambat minum obat, yang mungkin menjadi penyebab kambuhnya kondisi mentalnya," jelas Veronica.


Pencarian Orangtua dan Tindakan Keamanan


Sementara itu, ibu ASH tengah mencari keberadaan anaknya saat kejadian. Veronica menyebutkan bahwa orang tua ASH sedang menuju ke mal untuk mencari anaknya. "Orang tua ASH juga sebenarnya sedang mencari. Kami menghubungi mereka setelah kejadian," ungkap Veronica.


Pihak Solo Paragon Mall juga melakukan langkah-langkah proaktif untuk meningkatkan keamanan di area mal. Mereka akan memperketat patroli petugas keamanan guna mencegah insiden serupa di masa depan.


Insiden ini menyisakan beberapa pertanyaan dan keprihatinan mengenai kesehatan mental ASH serta sistem pengawasan di pusat perbelanjaan. Pihak Solo Paragon Mall dan aparat kepolisian bekerja sama untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang dan memperbaiki langkah-langkah keamanan di kawasan tersebut. Sementara itu, keluarga ASH berharap anak mereka segera pulih dan mendapatkan dukungan yang diperlukan untuk pemulihan.


Referensi : 

- Patreon

- Patreons

Jumat, 09 Agustus 2024

Berkoar Pernah Masuk Penjara, Seorang Pria di Amuntai Kabupaten HSU Tewas Penuh Luka Bacokan Senjata Tajam

Berkoar Pernah Masuk Penjara, Seorang Pria di Amuntai Kabupaten HSU Tewas Penuh Luka Bacokan Senjata Tajam


Sebab mulut, badan binasa. Ungkapan itulah yang cocok untuk menggambarkan terjadinya kasus pembunuhan dan penganianyaan hingga menyebabkan satu orang tewas di Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).

Korbannya adalah Anshari, tewas diduga akibat luka bacokan senjata tajam dari pelaku, yakni JD dan M. 

Kejadian berdarah tersebut terjadi di Jalan Amuntai Kalua, Desa Tayur, Kecamatan Amuntai Utara, Kabupaten HSU, Selasa (6/8/2024) Sekitar pukul 13.00 Wita.

Ps Kasi Humas Polres HSU, Ipda Aris menyampaikan kronologi kejadian tersebut. 

Sebelumnya, Anshari bertemu dengan pelaku, yakni JD di sebuah pondok di RT 01, Desa Tayur, Kecamatan Amuntai Utara, Senin (5/8/2024). "Saat itu, korban bilang menceritakan kepada JD, bahwa dirinya pernah masuk penjara," 

Kemudian, pada Selasa (6/8/2024) keduanya kembali bertemu di tempat yang sama sekitar pukul 12.45 Wita.

“Apa kamu lihat-lihat, kata Anshari sambil melotot ke arah JD. Lalu JD tersulut emosi dan menimpali perkataan korban, kamu mau tes saya kah,” tutur Ipda Aris menjelaskan perbincangan yang disampaikan pelaku sebelum duel terjadi.

Tak lama, pelaku mengambil senjata tajam jenis parang di samping pondok. Dan mengayunkannya ke arah korban, namun ditangkus korban menggunakan tangan kiri.

Korban yang sudah berdarah berusaha menjauhi JD. Namun, JD tetap mengejar korban dan melancarkan serangan ke arah korban, kali ini kepala dan leher korban yang kena bacokan. 

Kemudian, datang M yang juga ikut menusuk korban di punggung sebelah kiri menggunakan belati. M adalah kawan JD.

Penuh luka dan berdarah-darah, korban melarikan diri dari kejaran para pelaku. “Korban ditemukan saksi A (50) dalam keadaan luka dan berdarah tergeletak di depan rumahnya di Desa Tayur,” ujarnya.

Kemudian saksi A (50) memberitahukan kepada relawan, lalu korban dibawa ke Rumah Sakit Pambalah Batung dan dinyatakan meninggal dunia.

“Ipar korban melaporkan ke Polsek Amuntai Utara. JD ditangkap dan dijerat dalam Pasal 338 KUHP pidana dan atau Pasal 354 Ayat (2) Subsider Pasal 351 Ayat (3) KUHPidana dengan ancaman diatas 15 tahun penjara," terangnya.

Polisi mengamankan barang bukti berupa satu unit sepeda motor matic warna merah, satu baju kaos warna hitam, satu batu dengan bercak darah korban, serta satu motor Yamaha Aerox warna merah hijau milik pelaku.


Referensi : 

- Patreon

- Patreons

Kamis, 08 Agustus 2024

Pemilik Hotel 21 Tanggamus Ditikam Saat Mediasi Perkara Tanah Di Kantor ‘Pekon’ Gisting

Pemilik Hotel 21 Tanggamus Ditikam Saat Mediasi Perkara Tanah Di Kantor ‘Pekon’ Gisting




Eddy Gunawan, pemilik Hotel 21 Gisting, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung meninggal dunia usai ditikam saat proses mediasi perkara tanah di Kantor Pekon Gisting, Rabu 7 Agustus 2024.

Warga Dusun Sukarame RT/ RW 001/ 001 Pekon Sukarame, Kecamatan Talang Padang itu mengalami tusujan senjata tajam di bagian perut.

Keributan terjadi saat proses mediasi sengketa tanah di Kantor Pekon Gisting Atas, Kecamatan Gisting, Tanggamus.

Seksi Humas Polres Tanggamus melalui keterangan tertulisnya mengungkapkan, Unit Reskrim Polsek Talang Padang dan Inafis Polres Tanggamus telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan identifikasi terkait dugaan penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal di Kantor Pekon Gisting Atas.

Kapolres Tanggamus AKBP Rivanda melalui Kapolsek Talang Padang AKP Bambang Sugiono mengatakan peristiwa penganiayaan ini menyebabkan korban Eddy Gunawan meninggal dunia.

Tak lama berselang, pelaku dapat diamankan. "Terduga pelaku berhasil diamankan adalah SP (67), warga Dusun VII Blok 18 Pekon Gisting Atas, Kecamatan Gisting, Tanggamus," kata AKP Bambang Sugiono.

Polisi juga menyita barang bukti berupa sebilah senjata tajam jenis garpu dengan panjang sekitar 12 cm bergagang warna kuning gading, berikut sarung/serangka yang terbuat dari kayu warna kuning gading, rekaman CCTV saat kejadian, dan sarung kursi warna silver yang terdapat bercak darah.

Kronologi Peristiwa 

 AKP Bambang menjelaskan, peristiwa tragis terjadi sekitar pukul 14.30 WIB di Kantor Pekon Gisting Atas, Gisting, Tanggamus. 

Bermula korban Eddy Gunawan dan pelaku SP bertemu di kantor tersebut untuk mediasi terkait permasalahan tanah. Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh anak pelaku dan Kepala Pekon Sunardi.

Saat mediasi berlangsung, Sunardi memberikan arahan kepada kedua belah pihak. Namun justru terjadi perdebatan mengenai pergantian tanah pelaku SP.

Pelaku SP tidak berkenan sebab dia hanya ingin tanah awalnya. Sebelumnya telah disepakati oleh korban Eddy Gunawan.

Namun, tiba-tiba pelaku SP langsung menusukkan senjata tajam jenis pisau garpu yang diselipkannya ke arah perut sebelah kanan korban.

Perut korban mengeluarkan darah dan terluka, kemudian segera dibawa oleh saksi-saksi yang berada di lokasi kejadian ke RS Panti Secanti Gisting untuk mendapatkan penanganan medis. "Sekitar pukul 15.00 WIB, pihak RS Panti Secanti menyatakan Eddy Gunawan meninggal dunia. Jenazahnya kemudian dikremasi di Gedung Paguyuban Tionghoa Talang Padang," jelasnya.

 AKP Bambang Sugiono menambahkan bahwa terduga pelaku SP kini telah diamankan di Polsek Talang Padang Polres Tanggamus untuk proses penyidikan lebih lanjut. 

 "Terhadap SP sementara dijerat Pasal 351 ayat (3) KUHPidana ," tandasnya. 


Referensi : 

- Patreon

- Patreons

Rabu, 07 Agustus 2024

Istri Korban Mayat dalam Karung di Jambi Minta Pelaku Dihukum Berat

Istri Korban Mayat dalam Karung di Jambi Minta Pelaku Dihukum Berat




Retno (27), istri dari Rian Virginia (32), masih tak kuasa menahan kesedihan karena suaminya dibunuh secara sadis hingga jasadnya dibuang dengan terbungkus karung di Desa Sungai Gelam, Muaro Jambi. Dia meminta penegak hukum agar memberi sanksi berat terhadap pelaku.

Diketahui, Rian meninggalkan dua orang anaknya yang masih berusia 3,5 tahun dan 1,5 tahun. Sehingga, hal itu menjadi pukulan berat bagi sang istri.

"Harapan yang saya mau semoga pelaku dapat dihukum dengan seberat-beratnya, bila perlu nyawa dibalas nyawa. Karena saya memiliki anak dua, mereka masih kecil-kecil dan itu berat bagi saya. Masih butuh sosok ayah," kata Retno kepada detikSumbagsel, Selasa (6/8/2024).

Retno menceritakan pembunuhan itu masih terus membuat dirinya shock. Awalnya, sang suami pamit pergi dari rumah pada Senin (29/7) untuk berkebun di rumah orang tuanya. Selama 4 hari hingga Kamis (1/8), sang suami masih berkomunikasi. Korban diduga dihabisi saat sore hari lantaran korban saat itu sudah tak bisa dihubungi lagi.

"Jam 12 sempat saya telepon beberapa kali masih sempat diangkat saat itu sedang isi bensin. Saya telepon dan WA nggak dibalas lagi. Terus sempat WA, bilang 'Masih di jalan sebentar lagi pulang'. Terus saya telepon, telepon, dan WA tidak aktif lagi sore itu," kata Retno yang tak kuasa menahan kesedihan saat menceritakan kejadian itu.

Saat malam hari, dia berupaya mau mencari suaminya. Namun, karena hari sudah malam dan keterbatasan dirinya karena masih mengasuh anaknya, dia hanya bisa menelpon mertuanya atau orang tua korban.

"Pas hari Jumat, saya tanya mertua saya, 'Ibu coba cari tahu, abang apakah ada di rumah 16 atau tidak, coba tanya tetangga'. Kata tetangga tidak ada di rumah. Sampai Sabtu karena tidak pulang, saya dan ibu juga ber-feeling, apa abang kenapa-napa gitu," ujarnya.

Saat hari Minggu, ketika dirinya libur kerja, Retno sudah sempat berupaya mencari suaminya. Namun saat Minggu siang, beberapa anggota kepolisian memberi kabar bahwa suaminya meninggal dunia dengan kondisi mengenaskan.

"Saya terkejut apa yang disampaikan pihak kepolisian bahwa suami saya Rian Virginia telah meninggal dunia karena dibunuh dan dibuang mayatnya di Sungai Gelam," katanya.

Retno kemudian diajak pihak kepolisian untuk datang ke RS Bhayangkara memastikan bahwa mayat itu benar suaminya. Setelah dicek, Retno memastikan bahwa itu merupakan suaminya meski wajahnya sudah tak dikenali lagi karena sudah membusuk.

"Kondisinya sudah terbujur kaku. Saya pastikan itu karena ada bekas jahitan di tubuhnya. Terlihat juga beberapa bekas luka di punggung dan leher," kata Retno.

Kepastian siapa pembunuh Rian, baru diketahui setelah polisi menangkap pelaku Ramadani (32) yang tak lain adalah temannya semasa kecil. Retno sendiri tak menyangka, apalagi rumah mertua dari pelaku tepat berhadapan dengan rumahnya.

"Masalah jual beli motor setahu saya. Tapi suami saya saat itu tidak memberi tahu identitas jelas bahwa motor ayah saya dijual oleh (pelaku) teman satu tongkrongan. Terus uang jual motor tidak diberi ke suami saya. Sehingga mungkin terjadi cekcok," sebutnya.

Saat ini, kasus pembunuhan sadis ini telah ditangani Polresta Jambi dan Polsek Jambi Selatan. Pelaku sudah ditangkap dan ditahan setelah sehari jasad korban ditemukan oleh warga yang kemudian membuat geger.



Referensi : 

- Patreon

- Patreons

Selasa, 06 Agustus 2024

Heboh Kontes Kecantikan Transgender di Hotel Jakpus, Polisi Selidiki

Heboh Kontes Kecantikan Transgender di Hotel Jakpus, Polisi Selidiki




Sebuah video yang memperlihatkan kontes kecantikan diduga transgender di salah satu hotel kawasan Jakarta Pusat (Jakpus) viral di media sosial. Kepolisian pun menyelidiki peristiwa tersebut.

Dilihat LambeTrending dari video yang beredar, Selasa (6/8/2024), tampak kontes tersebut digelar di sebuah ruangan besar layaknya ballroom hotel. Terlihat beberapa finalis atau kontestan kecantikan yang diduga seorang transgender.

Mereka terlihat mengenakan selempang bertuliskan provinsi asal masing-masing kontestan. Para kontestan berlenggang di panggung melakukan catwalk.

Dalam salah satu cuplikan, tampak salah satu kontestan diberikan selempang 'winner' sebagai pertanda pemenang kontes kecantikan tersebut. Pemenang ini juga dipasangkan mahkota.

Polisi Selidiki

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan pihaknya sudah mengecek terkait informasi tersebut. Tidak ada izin penyelenggaraan pelaksanaan kontes kecantikan diduga transgender tersebut.

"Sejauh ini tidak ada izin terkait penyelenggaraan," kata Ade Ary kepada wartawan, Selasa (6/8/2024).

Dia menyebut polisi akan melakukan penyelidikan lebih lanjut. Menurutnya, polisi akan melakukan klarifikasi terhadap pihak penyelenggara juga pihak hotel.

"Selanjutnya pihak penyelenggara pihak setempat akan dilakukan pendalaman oleh Polres Jakpus. Pihak hotel sama panitia akan dilakukan pendalaman," imbuhnya.



Referensi : 

- Patreon

- Patreons

Senin, 05 Agustus 2024

Penyanyi Irma Dibunuh Suami Saat Hamil 5 Bulan

Penyanyi Irma Dibunuh Suami Saat Hamil 5 Bulan



Irma Nurmayanti (24) tewas dibunuh dan dikubur suaminya sendiri Asep Saepudin alias Abang (23). Mirisnya, Irma dibunuh saat tengah mengandung.

Hal itu diungkapkan Ilyas Tari (30) paman dari Irma. Ilyas mengaku mendapatkan informasi dari teman Irma soal kondisi Irma mengandung.

"Katanya dari temen-temenya juga dia pas sama pelaku itu lagi mengandung lima bulan," ujar Ilyas saat berbincang di kediamannya di Kampung Ciburial, Desa Sukarame, Kecamatan Pacet, Senin (5/8/2024).

Menurut Ilyas, Irma sendiri sudah memiliki anak dari pernikahannya yang pertama. Anak Irma berusia enam tahun dan tinggal bersama ayah Irma.

"(Anak pertama Irma) Sama bapaknya di sana, sekolahnya juga di sana," kata Ilyas.

Ilyas menuturkan Irma menikah dengan Asep selama kurang lebih satu setengah tahun. Namun selama pernikahannya, Asep mengakui jika rumah tangga keponakannya itu tak harmonis.

"Satu tahun setengahnya itu pisah, balik lagi, pisah," katanya.

Ilyas tak mengetahui pasti kapan dan dari mana Irma kenal dengan pelaku. Namun yang pasti, keponakannya itu memiliki jaringan yang luas.

"Kata saya mah pergaulan Irma mah luas, gitu," tuturnya.

Irma sempat dikabarkan hilang berbulan-bulan. Hingga akhirnya, Irma diketahui tewas dibunuh oleh suami sirinya dan tiga orang rekan suami sirinya itu.

Jasad Irma juga dikubur di halaman belakang kediaman suaminya di Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung. Polisi sudah mengungkap kasus itu dan menangkap suami siri dan tiga orang 'kaki tangannya'.

"Polresta Bandung berhasil mengungkap kasus pembunuhan. Di mana peristiwa pembunuhan ini dilaporkan pada tanggal 30 Juli 2024 dan bisa tertangkap keempat-empat pelakunya pada tanggal 31 Juli 2024 hanya berselang satu hari," ujar Kapolresta Bandung Kombes Kusworo Wibowo, di Mapolresta Bandung, Soreang, Jumat (2/8/2024).

Polisi turut mengungkap peran para tersangka. Menurut Kusworo, ketiga tersangka berperan membantu Asep dalam membunuh Irma.

"Tiga tersangka ini posisinya adalah melakukan memegang tangan dan kaki dan membungkam korban pada saat tersangka (Asep) melakukan, menggorok korban dengan menggunakan golok ini," jelasnya.