Selasa, 13 Agustus 2024

Penemuan Mengerikan: Mayat Dalam Koper Merah Menggemparkan Pangkep

Penemuan Mengerikan: Mayat Dalam Koper Merah Menggemparkan Pangkep




Warga Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, dikejutkan oleh penemuan mengejutkan yang mengungkapkan kengerian dan tragedi. Pada Minggu, 11 Agustus 2024, sekitar pukul 11.00 WITA, sebuah koper merah yang penuh darah ditemukan di kosan seorang wanita berinisial R (47). Penemuan ini tidak hanya mengejutkan, tetapi juga memicu rasa takut dan kekhawatiran di komunitas setempat.


Penemuan Koper Berisi Mayat


Koper merah yang mengandung mayat korban ditemukan di Jalan Pelelangan, Kelurahan Jagong, Kecamatan Pangkajene. Gambar-gambar yang beredar menunjukkan koper tersebut tergeletak di tanah dengan bercak darah di sudut-sudutnya, menyebar hingga ke tanah di sekelilingnya. Penemuan ini terjadi setelah anak korban, yang bernama C (30), tidak dapat berkomunikasi dengan ibunya sejak Jumat, 9 Agustus.

Setelah dua hari tidak ada kabar dari ibunya, anak korban merasa khawatir dan memutuskan untuk memeriksa kondisi kosan. Ketika tiba, dia menemukan koper yang tidak berada di tempatnya semula dan mencurigai adanya bau menyengat. Bersama dengan pemilik kosan, mereka membuka koper tersebut dan menemukan mayat ibunya dalam kondisi tertelungkup.


Tindakan Polisi dan Penyidikan


Kasat Reskrim Polres Pangkep, AKP Prawira Wardany, menyatakan dengan tegas bahwa kasus ini adalah pembunuhan. “Ini jelas kasus pembunuhan,” katanya. Wardany mengungkapkan bahwa pihak kepolisian telah mengamankan koper, ember, dan beberapa barang dari kamar kos korban sebagai barang bukti. 

Pihak kepolisian belum mengungkapkan detail mengenai luka-luka yang diderita korban, namun mereka telah membawa mayat korban ke RSUD Batara Siaga Pangkep untuk pemeriksaan lebih lanjut. Penyidik masih dalam tahap awal penyelidikan dan berusaha mengungkap motif serta pelaku di balik kejahatan ini.


Dampak dan Respon Komunitas


Penemuan ini telah menimbulkan kecemasan di komunitas setempat. Warga Pangkep sangat terkejut dengan kekejaman yang terjadi dan menunggu perkembangan lebih lanjut dari pihak kepolisian. Sementara itu, keluarga korban dan pihak berwenang berharap bisa segera mendapatkan keadilan dan menemukan pelaku dari kejadian tragis ini.

Kasus ini mengingatkan kita akan pentingnya kewaspadaan dan komunikasi yang baik dalam keluarga serta betapa krusialnya untuk selalu memerhatikan perubahan dalam perilaku dan situasi orang terdekat. Pihak kepolisian terus bekerja keras untuk mengungkap kebenaran dan memberikan kepastian hukum bagi korban dan masyarakat.

Dengan penyelidikan yang masih berlangsung, masyarakat Pangkep berharap agar kasus ini dapat terpecahkan dengan cepat, dan pelaku kejam yang bertanggung jawab dapat segera dihadapkan pada hukum.


Referensi : 

- Patreon

- Patreons


Senin, 12 Agustus 2024

Tragedi Berdarah Pasutri Lansia Tewas di Tangan Anak dan Menantu

 Tragedi Berdarah Pasutri Lansia Tewas di Tangan Anak dan Menantu

Pasangan suami istri (pasutri) lansia Heri Sondah dan Joe Le Bie Nio asal Bandung tewas mengenaskan pada tahun 2014 silam. Mirisnya, keduanya tewas di tangan anak dan menantunya.

Ialah Maria Vincentia anak Heri dan Nikolas Ngationo menantu Heri yang melakukan aksi sadis tersebut. Motif warisan jadi pemicu Maria dan Nikolas membunuh orang tuanya itu.

"Barang buktinya antara lain satu batu dan dua pipa besi," kata Kapolres Bandung saat itu Jamaludin, Jumat 7 Maret 2014.

Kasus bermula saat kedua pelaku sudah merencanakan pembunuhan terhadap ayah kandung dan ibu tirinya. Sebab, diketahui aksi sadis itu dilatarbelakangi Maria yang belum mendapatkan jatah warisan.

"Motif Maria ingin menghabisi ayah kandung dan ibu tirinya itu karena menginginkan harta waris yang belum dibagikan," ujar Jamaludin.

Maria dan Nikolas berangkat sekitar pukul 18.00 WIB pada 28 Februari 2014 dari Pangalengan menuju rumah korban di Kampung Pangauban, RT 1 RW 11, Desa Pangauban, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung.

Mereka pergi menggunakan jasa ojek. Pelaku membawa tas berisi pistol angin, dua pipa besi, lakban, minyak goreng, gunting dan tali plastik.

"Keduanya tiba di rumah korban pada pukul 23.00 WIB. Maria dan Nikolas masuk ke rumah korban dengan cara melompat pagar dan berdiam di belakang mobil yang terparkir di teras. Keduanya sempat mematikan lampu agar gelap dengan maksud tidak ketahuan," ungkapnya.

Dini harinya atau pada, Sabtu, 1 Maret 2014 sekitar pukul 02.00 WIB, Maria dan Nikolas masuk ke dalam rumah korban melalui pintu ruang salon dan bersembunyi di dalam kamar mandi.

Setelah itu, petugas ronda memberitahukan kepada Heri soal adanya orang masuk ke rumah. Tetapi Heri tak menghiraukan ucapan petugas ronda. Heri kembali masuk ke dalam rumah dan langsung menuju kamar mandi.

Pelaku yang sudah berada di dalam kamar mandi, langsung menyerang Heri. Perkelahian tak terhindarkan. Heri terkapar setelah kepalanya dihantam besi dan baru. Maria juga memukul perut ayahnya kandungnya tersebut pakai besi.

"Mendengar kegaduhan, Joe Lie terbangun dan beranjak keluar kamar. Joe Lie langsung dipukul oleh Maria menggunakan pipa besi. Tubuh Joe yang tak berdaya diseret pelalu ke kamar mandi. Nikolas lalu mencekik mertuanya tersebut hingga tewas," tuturnya.

Usai membunuh kedua korban, Maria dan Nikolas keluar rumah dengan memanjat atap dan membuka genteng. Maria malah terjatuh dan tercebur ke selokan. Maria menyerah setelah polisi dan warga menangkapnya.

Nikolas berhasil menyelinap ke gudang mebel pinggir rumah korban. Nikolas bersembunyi sehari semalam atau hingga 2 Maret. Nikolas keluar dari persembunyian pada pukul 19.00 WIB. Setelah itu, Nikolas menuju jalan raya dan kabur ke kampung halamannya di Semarang, Jateng, menumpang truk.

Personel Satreskrim Polres Bandung memburu Nikolas. Pelarian Nikolas akhirnya tercium polisi. Pria tersebut ditangkap di Terminal Bawean, Semarang, Jateng, pada 6 Maret, pukul 15.00 WIB.

"Waktu di terminal, Nikolas mengaku mau mengantar keponakannya," ujarnya.

Maria mengakui perbuatannya itu. Maria juga membenarkan jika pembunuhan itu di latarbelakangi harta warisan.

"Saya dendam sama ibu tiri (Joe Lie). Dia menjual rumah. Katanya janji mau membagikan uang hasil penjualan rumah. Tapi ternyata tidak. Malah uangnya dibelikan rumah lagi," kata Maria.

Maria selama ini tinggal bersama Nikolas di rumah kontrakan, kawasan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Maria merasa perlu memiliki bagian dari penjualan aset warisan milik ayahnya tersebut. Lantaran tak digubris, Maria murka. Dia mengajak Nikolas merencanakan menghabisi nyawa ayah kandung dan ibu tiri.

"Satu bulan merencanakan membunuh," kata Maria.

"Saya pukul ayah dan ibu tiri pakai besi. Sama batu juga. Saya menyesal. Sangat menyesal sekali," ucap Maria.

Dalam kasus ini, Maria dan Nikolas dijerat pasal berlapis yakni Pasal 338 KUHPidana perihal pembunuhan dan Pasal 340 KUHPidana mengenai pembunuhan berencana. Mereka terancam hukuman mati.


Referensi : 

- Patreon

- Patreons

Minggu, 11 Agustus 2024

Tragis! Pelajar SMK di Majalengka Tewas Dibacok Kakak Kelas

 Tragis! Pelajar SMK di Majalengka Tewas Dibacok Kakak Kelas



Soni Irawan, seorang pelajar SMK di Majalengka yang menjadi korban pembacokan oleh kakak kelasnya, meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit selama empat hari. Kepergian Soni meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, teman-teman, dan kerabatnya. 

Pemakaman Soni yang digelar pada Minggu siang di TPU Desa Waringin, Majalengka, diwarnai isak tangis yang pecah dari para pelajar, kerabat, dan keluarganya. Suasana haru semakin terasa ketika jenazah Soni dimakamkan, dan rekan-rekan sekelasnya tidak bisa menyembunyikan kesedihan mereka. Beberapa di antara mereka tampak tak kuasa menahan air mata, mengenang sosok Soni yang dikenal baik dan ramah. 

Menurut informasi dari Abidin, Kepala Desa Waringin, Soni sempat dirawat di rumahnya setelah mengalami luka serius akibat pembacokan. Namun, karena kondisinya semakin memburuk, ia akhirnya dirujuk kembali ke rumah sakit di Cirebon. Sayangnya, upaya tim medis untuk menyelamatkan nyawanya tidak berhasil, dan Soni menghembuskan napas terakhirnya di rumah sakit. "Korban sempat dirawat di rumah, namun karena luka-lukanya serius, ia dirujuk kembali ke rumah sakit dan meninggal dunia," ujar Abidin.

Kejadian ini telah mengejutkan masyarakat Majalengka dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua serta pelajar. Pihak kepolisian Majalengka telah bertindak cepat dengan mengamankan dua pelaku yang diduga terlibat dalam pembacokan terhadap Soni. Kasus ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut, dan diharapkan para pelaku akan segera mendapatkan hukuman yang setimpal. 

Rekaman video amatir yang beredar di media sosial menunjukkan kondisi Soni sebelum dilarikan ke rumah sakit, dengan luka bacokan yang tampak parah. Video tersebut membuat banyak netizen ikut merasakan kesedihan yang mendalam, sembari berharap agar keadilan ditegakkan bagi Soni.


Referensi : 


- Patreon

- Patreons

Sabtu, 10 Agustus 2024

Pelajar SMA Terjun dari Lantai 3 Solo Paragon Mall, Kondisinya Membaik

Pelajar SMA Terjun dari Lantai 3 Solo Paragon Mall, Kondisinya Membaik




Solo, Jawa Tengah - Seorang pelajar sekolah menengah atas (SMA) berinisial ASH (17) mengalami insiden jatuh dari lantai 3 Solo Paragon Mall pada Jumat (9/8/2024) siang. Untungnya, kondisi ASH kini berangsur membaik setelah mendapatkan perawatan medis.


Kronologi Kejadian


Pada hari kejadian sekitar pukul 12.30 WIB, ASH dilaporkan tiba-tiba meloncat dari lantai 3 Foodcourt mal. Sebelumnya, pelajar asal Bekasi, Jawa Barat, ini mengunjungi mal sendirian dan sempat berjalan-jalan setelah melaksanakan salat Jumat. ASH terjatuh dari ketinggian sekitar 15 meter dan mendarat di kasur yang terletak di atrium mal.


Menurut Kapolresta Solo, Kombes Pol Iwan Saktiadi, dan Kapolsek Banjarsari, Kompol Supardjono, meski terjatuh dari ketinggian, ASH masih dalam kondisi sadar dan mengeluh sakit di bagian pinggang. Ia langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan.


Kondisi Terakhir


Chief Marketing Communication Solo Paragon Mall, Veronica Lahji, mengonfirmasi bahwa ASH kini dalam keadaan membaik setelah mendapatkan perawatan medis. "Saya baru mendapatkan informasi bahwa kondisi korban sudah membaik di rumah sakit," ujarnya. Veronica juga menambahkan bahwa ASH mengidap penyakit Bipolar yang sudah lama, dan diperkirakan kambuh sesaat sebelum kejadian. "Kami mendapat informasi dari guru pembimbingnya bahwa korban terlambat minum obat, yang mungkin menjadi penyebab kambuhnya kondisi mentalnya," jelas Veronica.


Pencarian Orangtua dan Tindakan Keamanan


Sementara itu, ibu ASH tengah mencari keberadaan anaknya saat kejadian. Veronica menyebutkan bahwa orang tua ASH sedang menuju ke mal untuk mencari anaknya. "Orang tua ASH juga sebenarnya sedang mencari. Kami menghubungi mereka setelah kejadian," ungkap Veronica.


Pihak Solo Paragon Mall juga melakukan langkah-langkah proaktif untuk meningkatkan keamanan di area mal. Mereka akan memperketat patroli petugas keamanan guna mencegah insiden serupa di masa depan.


Insiden ini menyisakan beberapa pertanyaan dan keprihatinan mengenai kesehatan mental ASH serta sistem pengawasan di pusat perbelanjaan. Pihak Solo Paragon Mall dan aparat kepolisian bekerja sama untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang dan memperbaiki langkah-langkah keamanan di kawasan tersebut. Sementara itu, keluarga ASH berharap anak mereka segera pulih dan mendapatkan dukungan yang diperlukan untuk pemulihan.


Referensi : 

- Patreon

- Patreons

Jumat, 09 Agustus 2024

Berkoar Pernah Masuk Penjara, Seorang Pria di Amuntai Kabupaten HSU Tewas Penuh Luka Bacokan Senjata Tajam

Berkoar Pernah Masuk Penjara, Seorang Pria di Amuntai Kabupaten HSU Tewas Penuh Luka Bacokan Senjata Tajam


Sebab mulut, badan binasa. Ungkapan itulah yang cocok untuk menggambarkan terjadinya kasus pembunuhan dan penganianyaan hingga menyebabkan satu orang tewas di Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).

Korbannya adalah Anshari, tewas diduga akibat luka bacokan senjata tajam dari pelaku, yakni JD dan M. 

Kejadian berdarah tersebut terjadi di Jalan Amuntai Kalua, Desa Tayur, Kecamatan Amuntai Utara, Kabupaten HSU, Selasa (6/8/2024) Sekitar pukul 13.00 Wita.

Ps Kasi Humas Polres HSU, Ipda Aris menyampaikan kronologi kejadian tersebut. 

Sebelumnya, Anshari bertemu dengan pelaku, yakni JD di sebuah pondok di RT 01, Desa Tayur, Kecamatan Amuntai Utara, Senin (5/8/2024). "Saat itu, korban bilang menceritakan kepada JD, bahwa dirinya pernah masuk penjara," 

Kemudian, pada Selasa (6/8/2024) keduanya kembali bertemu di tempat yang sama sekitar pukul 12.45 Wita.

“Apa kamu lihat-lihat, kata Anshari sambil melotot ke arah JD. Lalu JD tersulut emosi dan menimpali perkataan korban, kamu mau tes saya kah,” tutur Ipda Aris menjelaskan perbincangan yang disampaikan pelaku sebelum duel terjadi.

Tak lama, pelaku mengambil senjata tajam jenis parang di samping pondok. Dan mengayunkannya ke arah korban, namun ditangkus korban menggunakan tangan kiri.

Korban yang sudah berdarah berusaha menjauhi JD. Namun, JD tetap mengejar korban dan melancarkan serangan ke arah korban, kali ini kepala dan leher korban yang kena bacokan. 

Kemudian, datang M yang juga ikut menusuk korban di punggung sebelah kiri menggunakan belati. M adalah kawan JD.

Penuh luka dan berdarah-darah, korban melarikan diri dari kejaran para pelaku. “Korban ditemukan saksi A (50) dalam keadaan luka dan berdarah tergeletak di depan rumahnya di Desa Tayur,” ujarnya.

Kemudian saksi A (50) memberitahukan kepada relawan, lalu korban dibawa ke Rumah Sakit Pambalah Batung dan dinyatakan meninggal dunia.

“Ipar korban melaporkan ke Polsek Amuntai Utara. JD ditangkap dan dijerat dalam Pasal 338 KUHP pidana dan atau Pasal 354 Ayat (2) Subsider Pasal 351 Ayat (3) KUHPidana dengan ancaman diatas 15 tahun penjara," terangnya.

Polisi mengamankan barang bukti berupa satu unit sepeda motor matic warna merah, satu baju kaos warna hitam, satu batu dengan bercak darah korban, serta satu motor Yamaha Aerox warna merah hijau milik pelaku.


Referensi : 

- Patreon

- Patreons

Kamis, 08 Agustus 2024

Pemilik Hotel 21 Tanggamus Ditikam Saat Mediasi Perkara Tanah Di Kantor ‘Pekon’ Gisting

Pemilik Hotel 21 Tanggamus Ditikam Saat Mediasi Perkara Tanah Di Kantor ‘Pekon’ Gisting




Eddy Gunawan, pemilik Hotel 21 Gisting, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung meninggal dunia usai ditikam saat proses mediasi perkara tanah di Kantor Pekon Gisting, Rabu 7 Agustus 2024.

Warga Dusun Sukarame RT/ RW 001/ 001 Pekon Sukarame, Kecamatan Talang Padang itu mengalami tusujan senjata tajam di bagian perut.

Keributan terjadi saat proses mediasi sengketa tanah di Kantor Pekon Gisting Atas, Kecamatan Gisting, Tanggamus.

Seksi Humas Polres Tanggamus melalui keterangan tertulisnya mengungkapkan, Unit Reskrim Polsek Talang Padang dan Inafis Polres Tanggamus telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan identifikasi terkait dugaan penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal di Kantor Pekon Gisting Atas.

Kapolres Tanggamus AKBP Rivanda melalui Kapolsek Talang Padang AKP Bambang Sugiono mengatakan peristiwa penganiayaan ini menyebabkan korban Eddy Gunawan meninggal dunia.

Tak lama berselang, pelaku dapat diamankan. "Terduga pelaku berhasil diamankan adalah SP (67), warga Dusun VII Blok 18 Pekon Gisting Atas, Kecamatan Gisting, Tanggamus," kata AKP Bambang Sugiono.

Polisi juga menyita barang bukti berupa sebilah senjata tajam jenis garpu dengan panjang sekitar 12 cm bergagang warna kuning gading, berikut sarung/serangka yang terbuat dari kayu warna kuning gading, rekaman CCTV saat kejadian, dan sarung kursi warna silver yang terdapat bercak darah.

Kronologi Peristiwa 

 AKP Bambang menjelaskan, peristiwa tragis terjadi sekitar pukul 14.30 WIB di Kantor Pekon Gisting Atas, Gisting, Tanggamus. 

Bermula korban Eddy Gunawan dan pelaku SP bertemu di kantor tersebut untuk mediasi terkait permasalahan tanah. Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh anak pelaku dan Kepala Pekon Sunardi.

Saat mediasi berlangsung, Sunardi memberikan arahan kepada kedua belah pihak. Namun justru terjadi perdebatan mengenai pergantian tanah pelaku SP.

Pelaku SP tidak berkenan sebab dia hanya ingin tanah awalnya. Sebelumnya telah disepakati oleh korban Eddy Gunawan.

Namun, tiba-tiba pelaku SP langsung menusukkan senjata tajam jenis pisau garpu yang diselipkannya ke arah perut sebelah kanan korban.

Perut korban mengeluarkan darah dan terluka, kemudian segera dibawa oleh saksi-saksi yang berada di lokasi kejadian ke RS Panti Secanti Gisting untuk mendapatkan penanganan medis. "Sekitar pukul 15.00 WIB, pihak RS Panti Secanti menyatakan Eddy Gunawan meninggal dunia. Jenazahnya kemudian dikremasi di Gedung Paguyuban Tionghoa Talang Padang," jelasnya.

 AKP Bambang Sugiono menambahkan bahwa terduga pelaku SP kini telah diamankan di Polsek Talang Padang Polres Tanggamus untuk proses penyidikan lebih lanjut. 

 "Terhadap SP sementara dijerat Pasal 351 ayat (3) KUHPidana ," tandasnya. 


Referensi : 

- Patreon

- Patreons

Rabu, 07 Agustus 2024

Istri Korban Mayat dalam Karung di Jambi Minta Pelaku Dihukum Berat

Istri Korban Mayat dalam Karung di Jambi Minta Pelaku Dihukum Berat




Retno (27), istri dari Rian Virginia (32), masih tak kuasa menahan kesedihan karena suaminya dibunuh secara sadis hingga jasadnya dibuang dengan terbungkus karung di Desa Sungai Gelam, Muaro Jambi. Dia meminta penegak hukum agar memberi sanksi berat terhadap pelaku.

Diketahui, Rian meninggalkan dua orang anaknya yang masih berusia 3,5 tahun dan 1,5 tahun. Sehingga, hal itu menjadi pukulan berat bagi sang istri.

"Harapan yang saya mau semoga pelaku dapat dihukum dengan seberat-beratnya, bila perlu nyawa dibalas nyawa. Karena saya memiliki anak dua, mereka masih kecil-kecil dan itu berat bagi saya. Masih butuh sosok ayah," kata Retno kepada detikSumbagsel, Selasa (6/8/2024).

Retno menceritakan pembunuhan itu masih terus membuat dirinya shock. Awalnya, sang suami pamit pergi dari rumah pada Senin (29/7) untuk berkebun di rumah orang tuanya. Selama 4 hari hingga Kamis (1/8), sang suami masih berkomunikasi. Korban diduga dihabisi saat sore hari lantaran korban saat itu sudah tak bisa dihubungi lagi.

"Jam 12 sempat saya telepon beberapa kali masih sempat diangkat saat itu sedang isi bensin. Saya telepon dan WA nggak dibalas lagi. Terus sempat WA, bilang 'Masih di jalan sebentar lagi pulang'. Terus saya telepon, telepon, dan WA tidak aktif lagi sore itu," kata Retno yang tak kuasa menahan kesedihan saat menceritakan kejadian itu.

Saat malam hari, dia berupaya mau mencari suaminya. Namun, karena hari sudah malam dan keterbatasan dirinya karena masih mengasuh anaknya, dia hanya bisa menelpon mertuanya atau orang tua korban.

"Pas hari Jumat, saya tanya mertua saya, 'Ibu coba cari tahu, abang apakah ada di rumah 16 atau tidak, coba tanya tetangga'. Kata tetangga tidak ada di rumah. Sampai Sabtu karena tidak pulang, saya dan ibu juga ber-feeling, apa abang kenapa-napa gitu," ujarnya.

Saat hari Minggu, ketika dirinya libur kerja, Retno sudah sempat berupaya mencari suaminya. Namun saat Minggu siang, beberapa anggota kepolisian memberi kabar bahwa suaminya meninggal dunia dengan kondisi mengenaskan.

"Saya terkejut apa yang disampaikan pihak kepolisian bahwa suami saya Rian Virginia telah meninggal dunia karena dibunuh dan dibuang mayatnya di Sungai Gelam," katanya.

Retno kemudian diajak pihak kepolisian untuk datang ke RS Bhayangkara memastikan bahwa mayat itu benar suaminya. Setelah dicek, Retno memastikan bahwa itu merupakan suaminya meski wajahnya sudah tak dikenali lagi karena sudah membusuk.

"Kondisinya sudah terbujur kaku. Saya pastikan itu karena ada bekas jahitan di tubuhnya. Terlihat juga beberapa bekas luka di punggung dan leher," kata Retno.

Kepastian siapa pembunuh Rian, baru diketahui setelah polisi menangkap pelaku Ramadani (32) yang tak lain adalah temannya semasa kecil. Retno sendiri tak menyangka, apalagi rumah mertua dari pelaku tepat berhadapan dengan rumahnya.

"Masalah jual beli motor setahu saya. Tapi suami saya saat itu tidak memberi tahu identitas jelas bahwa motor ayah saya dijual oleh (pelaku) teman satu tongkrongan. Terus uang jual motor tidak diberi ke suami saya. Sehingga mungkin terjadi cekcok," sebutnya.

Saat ini, kasus pembunuhan sadis ini telah ditangani Polresta Jambi dan Polsek Jambi Selatan. Pelaku sudah ditangkap dan ditahan setelah sehari jasad korban ditemukan oleh warga yang kemudian membuat geger.



Referensi : 

- Patreon

- Patreons