Sabtu, 07 September 2024

Heboh Video Perundungan Siswi di Sekayu: Klarifikasi dari Diknasbud Muba dan Sekolah

Heboh Video Perundungan Siswi di Sekayu: Klarifikasi dari Diknasbud Muba dan Sekolah




Sebuah video yang menunjukkan aksi perundungan terhadap seorang siswi di SMP Negeri Sekayu telah viral di media sosial dalam beberapa hari terakhir. Video berdurasi 3 menit 33 detik tersebut menampilkan sekelompok siswa yang tampak mengintimidasi seorang siswi yang sedang duduk di lantai kelas.

Dalam video tersebut, terlihat seorang siswi berseragam Pramuka yang didorong kepalanya oleh beberapa siswa lainnya. Selain serangan fisik, para pelaku juga mengeluarkan kata-kata kasar. Pada akhir video, siswi berseragam Pramuka tersebut disiram air di wajah oleh seorang siswi yang mengenakan seragam olahraga hijau bertuliskan SMP Negeri 5 Sekayu.

Kejadian ini memicu kemarahan dan keprihatinan dari masyarakat, khususnya orang tua dan komunitas pendidikan.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Muba, Iskandar Syahrianto, mengonfirmasi bahwa pihaknya segera melakukan klarifikasi terkait video tersebut dengan menghubungi Kepala Sekolah SMP Negeri Sekayu. "Kami sedang memverifikasi kebenaran video yang beredar," ujar Iskandar pada Kamis malam, 5 September 2024.

Iskandar menambahkan bahwa video tersebut terkait dengan pelaksanaan mata pelajaran P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila), yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan merumuskan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar.

Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Menengah, Nazarul, menjelaskan bahwa video tersebut sebenarnya merupakan bagian dari pembuatan materi pembelajaran P5 dengan tema "Bangunlah Jiwa dan Raganya" dan topik "Stop Bullying." Nazarul meminta maaf atas kesalahpahaman yang mungkin timbul akibat video tersebut. "Kami dari keluarga besar SMP Negeri 5 Sekayu mohon maaf jika video ini menimbulkan kesalahpahaman," katanya.

Jumat, 06 September 2024

Pria Lansia Ditemukan Tewas Membusuk di Rumahnya di Perumnas Mandala

Pria Lansia Ditemukan Tewas Membusuk di Rumahnya di Perumnas Mandala



Pada Rabu, 4 September 2024, seorang pria lansia bernama Syaipul Bahri, berusia 70 tahun, ditemukan tewas dalam kondisi membusuk di rumahnya yang terletak di Jalan Gagak Raya Perumnas Mandala No. 42, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deliserdang. Penemuan tersebut menggemparkan warga setempat dan mengundang tim Inafis Polrestabes Medan untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) serta identifikasi.


Kronologi Penemuan



Syahrida Siregar, keponakan korban yang berusia 45 tahun dan tinggal di Pinguin Raya II Perumnas Mandala, adalah orang pertama yang menemukan mayat Syaipul. Syahrida datang untuk memeriksa kondisi kesehatan pamannya, yang baru saja menjalani operasi hernia. Setibanya di lokasi, Syahrida mendapati pintu pagar rumah dalam keadaan tertutup dan digembok. Setelah beberapa kali memanggil tanpa mendapatkan jawaban, ia curiga dan kembali pulang untuk mengambil kunci cadangan.

Sekembalinya ke rumah korban, Syahrida membuka pintu dan disambut dengan bau busuk. Ia kemudian menemukan tubuh Syaipul terlentang di lantai rumah. Syahrida segera melaporkan penemuan tersebut kepada keluarga, Kepala Lingkungan (Kepling), dan selanjutnya kepada Polsek Medan Tembung.


Respon Pihak Berwenang


Kanit Reskrim Polsek Medan Tembung, AKP Japri Simamora, bersama timnya tiba di lokasi untuk melakukan pemeriksaan bersama pihak keluarga dan Kepling setempat. Polisi kemudian menghubungi Tim Inafis Polrestabes Medan, yang melakukan olah TKP dan identifikasi. 

Menurut AKP Japri Simamora, berdasarkan keterangan dari keponakan korban dan pemeriksaan luar oleh Tim Inafis, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh Syaipul. Korban diketahui menderita kolesterol tinggi dan baru-baru ini menjalani operasi hernia. Pihak keluarga memilih untuk tidak melakukan otopsi dan sudah membuat surat pernyataan terkait hal tersebut.


Pernyataan Lurah Setempat


Lurah Kenangan, Hakim Nasution, menambahkan bahwa Syaipul selama ini tinggal sendirian di rumahnya dan belum menikah. Warga setempat menduga korban telah meninggal dunia sekitar tiga hingga empat hari sebelum ditemukan. 

Jenazah Syaipul Bahri telah dibawa ke rumah keluarga untuk disemayamkan dan direncanakan akan dimakamkan sesuai dengan keinginan pihak keluarga. Penemuan ini menjadi perhatian serius dan menunjukkan pentingnya perhatian terhadap kesehatan lansia yang tinggal sendirian.

Kamis, 05 September 2024

Pekerja Kebun Sawit Diterkam Harimau di Siak: Luka Serius dan Peringatan untuk Warga

 Pekerja Kebun Sawit Diterkam Harimau di Siak: Luka Serius dan Peringatan untuk Warga



Seorang pekerja kebun sawit, Jonheri (40), yang berdomisili di Rawa Mekar Jaya, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, mengalami serangan brutal dari seekor harimau Sumatera pada Rabu (4/8/2024). Peristiwa tragis ini terjadi saat Jonheri sedang beristirahat makan siang di perbatasan sungai rawa dengan Buton.

Menurut saksi mata, Hamid, Jonheri dan dirinya sempat melihat harimau dari kejauhan sekitar pukul 12.00 WIB. Mereka beranggapan bahwa harimau tersebut telah pergi dan melanjutkan aktivitas di kebun. Namun, ketika Hamid berniat melaksanakan salat Dzuhur, ia mendengar teriakan Jonheri yang berada tidak jauh darinya.

Hamid segera berlari menuju lokasi dan menemukan bahwa Jonheri telah diterkam oleh harimau. Dengan keberanian dan bantuan dari pekerja lain, mereka berhasil menghalau harimau tersebut dan menyelamatkan Jonheri.

Kapolres Siak, AKBP Asep Sujarwadi, melalui Kapolsek Sungai Apit, AKP Rinaldi, mengonfirmasi kejadian ini dan melaporkan bahwa Jonheri sedang dirawat di Puskesmas Rawa Mekar Jaya karena luka serius di kepala, tengkuk, dan tangan. 

Kapolres Asep Sujarwadi mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengurangi aktivitas di luar rumah guna menghindari insiden serupa di masa depan. Insiden ini menambah daftar panjang konflik antara manusia dan harimau Sumatera di wilayah tersebut. Sebelumnya, pada 16 Juli 2024, seorang pria di Kampung Penyegat, Kecamatan Sungai Apit, juga menjadi korban serangan harimau yang berakibat fatal, dengan kondisi tubuh korban yang mengenaskan.

Kejadian ini menegaskan perlunya tindakan pencegahan dan kesadaran tinggi bagi masyarakat yang tinggal di sekitar habitat harimau Sumatera.

Rabu, 04 September 2024

Kejadian Tragis di Gunungwungkal: Ibu Muda Ditusuk oleh Tetangga Sendiri, Pelaku Coba Bunuh Diri

Kejadian Tragis di Gunungwungkal: Ibu Muda Ditusuk oleh Tetangga Sendiri, Pelaku Coba Bunuh Diri



Seorang ibu muda berinisial SU (24) di Desa Jepalo, Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mengalami nasib tragis setelah ditusuk oleh tetangganya sendiri, yang berinisial S (32), pada Selasa, 3 September 2024. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 07.20 WIB dan diduga dipicu oleh masalah asmara.

Camat Gunungwungkal, Febes Mulyono, mengungkapkan bahwa korban sedang berada di dalam rumah saat pelaku mendatangi dan melakukan penusukan. "Setelah penusukan, korban segera dilarikan ke RS KSH Tayu. Saya mendapatkan informasi dari Carik bahwa masalah asmara adalah pemicunya," kata Febes.

Setelah menyerang SU, pelaku S mencoba bunuh diri dengan melukai dirinya sendiri. Beruntung, nyawanya berhasil diselamatkan meski ia mengalami luka-luka. "Pelaku melukai dirinya setelah penusukan, tetapi usahanya untuk bunuh diri gagal," lanjut Febes.

Warga Desa Jepalo menjadi heboh setelah mendengar teriakan korban yang meminta pertolongan. Mereka segera menuju lokasi kejadian untuk memberikan bantuan kepada korban dan pelaku. Keduanya kemudian dibawa ke RS Keluarga Sehat Hospitals (KSH) Tayu untuk perawatan medis.

Informasi awal menunjukkan bahwa korban dan pelaku pernah memiliki hubungan asmara di masa lalu. SU kini telah menikah dengan pria lain dan memiliki anak. "Pelaku adalah mantan pacar korban, yang kini sudah berkeluarga," tambah Febes.

Kasat Reskrim Polresta Pati, Kompol M Alfan Armin, mengonfirmasi kejadian tersebut dan menyatakan bahwa penyelidikan masih berlangsung. Tim inafis yang dipimpin oleh Wakil Kasat Reskrim sedang melakukan olah TKP di rumah korban. "Penyelidikan masih berlanjut, dan kedua pihak masih dirawat di rumah sakit," ujar Kompol M Alfan.

Selasa, 03 September 2024

Motif Kekerasan Ayah di Basel: Uang Hilang Jadi Pemicu Penganiayaan Terhadap Istri Siri dan Anak Kandung

Motif Kekerasan Ayah di Basel: Uang Hilang Jadi Pemicu Penganiayaan Terhadap Istri Siri dan Anak Kandung



Kiki alias OI (37) telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang menimpa istri siri berinisial ID (35) dan anak kandungnya, NT (17), di Bangka Selatan (Basel). Kasus ini terungkap setelah Kiki diduga melakukan penganiayaan yang berujung pada kematian anaknya pada Sabtu (31/9/2024).

Kapolda Bangka Belitung, Kombes Jojo Sutarjo, menjelaskan bahwa motif di balik tindakan kekerasan ini adalah masalah uang yang hilang di rumah. Kiki merasa sering kehilangan uang dan menganggap istri sirinya bertanggung jawab. "Kiki menanyakan perihal uang yang hilang kepada istri sirinya sambil melakukan kekerasan terhadap keduanya," ungkap Jojo saat dikonfirmasi oleh detikSumbagsel pada Senin (2/9/2024).

Menurut informasi, Kiki menganiaya istri siri dan anaknya setelah merasa uang yang hilang berkisar antara Rp 100.000 hingga Rp 500.000. Akibat penganiayaan ini, anak Kiki harus dilarikan ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal dunia.

Kasus ini mencakup dua laporan polisi. Laporan pertama diajukan oleh istri siri Kiki, ID, pada Kamis (26/9), sementara laporan kedua berasal dari mantan istri Kiki, Evi, yang melaporkan kekerasan terhadap anak mereka yang menyebabkan kematian.

Polres Bangka Selatan segera merespons laporan ini dengan menangkap Kiki di rumahnya di Jalan Air Lingga, Kelurahan Teladan, Kecamatan Toboali. Saat ini, Kiki telah ditetapkan sebagai tersangka untuk kasus kekerasan terhadap istri siri, sementara kasus penganiayaan yang mengakibatkan kematian anaknya masih dalam penyelidikan.

"Proses penyelidikan terus berlanjut, termasuk pemeriksaan saksi dan menunggu hasil visum untuk mendalami kasus ini lebih lanjut," tambah Jojo. Polisi berkomitmen untuk mengusut tuntas kasus ini dan memberikan keadilan bagi korban.

Senin, 02 September 2024

"Dua Pria Menjamret Kalung Emas di Medan, Polisi Tangkap Kedua Pelaku"

 "Dua Pria Menjamret Kalung Emas di Medan, Polisi Tangkap Kedua Pelaku"



Dua pria di Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut), menjambret kalung emas seorang warga dan kemudian pihak kepolisian menangkap mereka. Kanit Reskrim Polsek Medan Area, Iptu Poltak Tambunan, melaporkan bahwa peristiwa tersebut terjadi di Jalan Asia, Kecamatan Medan Area, pada Sabtu (31/8/2024) pagi. Pelaku yang ditangkap adalah Ari Akbar (31) dan Boyke Ardila Nasution (31).

"Seorang pelaku merampas kalung emas seberat 10 gram dari leher korban," kata Poltak pada Minggu (1/9).

Poltak menjelaskan bahwa kejadian bermula saat korban Agustian (41) berdiri di Jalan Asia, tepatnya di simpang Jalan Suasa. Tiba-tiba, kedua pelaku yang mengendarai sepeda motor langsung merampas kalung emas dari leher korban.

"Dua pria yang menggunakan sepeda motor Satria FU menarik kalung dari leher korban," ujarnya.

Warga menangkap pelaku Ari Akbar di tempat kejadian, sementara pelaku Boyke berhasil melarikan diri. Setelah penangkapan Ari, pihak kepolisian menyelidiki keberadaan Boyke dan akhirnya menangkapnya pada hari yang sama di Jalan Brigjend Katamso.

"Petugas menemukan pelaku Boyke yang sedang tidur di rumah kakaknya dan langsung membawanya ke Polsek Medan Area untuk proses lebih lanjut," pungkasnya.

Minggu, 01 September 2024

Hukuman Berat untuk Anak Artis Pembunuh Dokter

 Hukuman Berat untuk Anak Artis Pembunuh Dokter



Seorang pria yang merupakan anak aktor asal Spanyol mendapatkan hukuman berat. Itu karena ia terbukti membunuh seorang dokter sekaligus Youtuber konten memasak Daniel Sancho Bronchalo.

Hukuman apa yang diberikan untuknya? Mengapa pria bernama Edwin Arrieta Arteaga itu membunuh sang dokter? Simak ulasannya!

Dikutip dari Wolipop, Daniel didakwa membunuh Edwin saat keduanya liburan bersama di Pulau Koh Phangan, Thailand, pada Agustus tahun lalu. YouTuber berusia 30 tahun ini merupakan putra dari aktor terkenal Spanyol, Rodolfo Sancho.

Kasus pembunuhan ini jadi perhatian besar di Spanyol, sebab status Daniel yang adalah anak selebriti. Selain ayahnya yang seorang aktor, ibunya juga mantan aktris bernama Silvia Brinchalo.

Laporan dari Associated Press (AP), BBC dan CBS News menyebut bahwa Daniel awalnya divonis hukuman mati tapi diringankan jadi seumur hidup karena berkelakuan baik selama persidangan. Daniel juga diharuskan membayar uang sebesar US$125,000 atau sekitar Rp 1,9 miliar kepada keluarga korban Edwin.

AP melaporkan bahwa selama persidangannya, Daniel mengaku tidak bersalah. Dia mengklaim tindakannya itu dilakukan untuk membela diri karena Edwin mencoba melakukan pelecehan seksual terhadapnya.

Daniel mengaku memotong-motong tubuh ahli bedah berusia 44 tahun tersebut setelah membunuhnya, dan membuangnya ke darat dan laut. Kasus ini terungkap setelah beberapa pemulung menemukan karung berisi bagian tubuh manusia di tempat pembuangan sampah. Kasus ini menggegerkan publik Spanyol hingga dibuat dokumenternya, berjudul 'El Caso Sancho'.