Jumat, 27 September 2024

Ibu di Medan Ditangkap Usai Diduga Menganiaya Anak dengan Tali Pinggang

Ibu di Medan Ditangkap Usai Diduga Menganiaya Anak dengan Tali Pinggang




Medan - Seorang wanita berinisial DF (38) di Kota Medan, Sumatera Utara, ditangkap setelah diduga mencambuk anaknya, seorang siswi SD berusia 6 tahun yang dikenal dengan inisial K. Insiden ini terjadi akibat emosi yang memuncak setelah stiker sekolah korban hilang.


Kronologi Kejadian

Penganiayaan tersebut terjadi pada Jumat, 20 September 2024, di rumah pelaku yang terletak di Jalan Pasar 1, Kecamatan Medan Sunggal. Kapolrestabes Medan, Kombes Teddy Jhon Sahala Marbun, menjelaskan, "Hasil keterangan tersangka, emosi muncul karena hilangnya stiker dari sekolah."



Teddy juga mengungkapkan bahwa tindakan penganiayaan ini bukan yang pertama kali dilakukan oleh pelaku. Anak laki-laki pelaku yang berusia 11 tahun, V, juga menjadi korban, meski tidak mengalami penganiayaan seberat yang dialami K.



Detil Penganiayaan

Menurut Teddy, penganiayaan terhadap K dilakukan dengan menggunakan tali pinggang. Selain itu, pelaku juga memijak perut korban. Hal ini terungkap setelah guru korban melihat luka-luka di punggungnya dan melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. 

Setelah mendapatkan laporan, petugas Unit PPA Satreskrim Polrestabes Medan segera turun ke lokasi dan mengamankan DF pada 21 September 2024.


Latar Belakang Pelaku

DF diketahui merupakan seorang janda yang telah bercerai selama empat tahun. Teddy menambahkan, "Beban tanggung jawab sebagai orang tua mungkin menjadi pemicu emosinya." Dia mengindikasikan bahwa tekanan yang dialami oleh DF dapat menjadi pelampiasan terhadap anak-anaknya.


Tindak Lanjut dan Hukum

Atas perbuatannya, DF terancam hukuman penjara selama lima tahun berdasarkan UU Penghapusan KDRT dan UU Perlindungan Anak. Video yang menunjukkan aksi penganiayaan ini sempat viral di media sosial, menambah perhatian masyarakat terhadap kasus ini.


Penutup

Kasus ini menjadi sorotan penting mengenai kekerasan dalam rumah tangga, khususnya terhadap anak-anak. Pihak kepolisian menghimbau masyarakat untuk lebih peka terhadap kekerasan yang mungkin terjadi di lingkungan sekitar dan segera melaporkannya. Kesejahteraan anak harus menjadi prioritas, dan tindakan tegas diperlukan untuk melindungi mereka dari segala bentuk kekerasan.

Kamis, 26 September 2024

Beredar video Tak senonoh hubungan terlarang antara Guru dan murid di Gorontalo

Beredar video Tak senonoh hubungan terlarang antara Guru dan murid di Gorontalo


Polisi telah menetapkan guru madrasah aliyah negeri (MAN) berinisial DH (57) di Gorontalo sebagai tersangka setelah video mesum bareng siswinya viral. DH mulanya mengajak siswinya itu berpacaran.

"Kronologis kejadian bahwa pada awal tahun 2022 korban sudah memang menjalani hubungan dekat dengan tersangka DH," kata Kapolres Gorontalo AKBP Deddy Herman kepada wartawan, Rabu (25/9/2024).

Deddy mengatakan DH kemudian melakukan berbagai cara agar bisa menjalin asmara dengan korban. Salah satunya, DH mengaku kerap membantu siswinya itu mengerjakan tugas sekolah.

"Kemudian modus yang terjadi memang hubungan asmara, karena yang bersangkutan merasa tersangka ini mengayomi membantu tugas memberi perhatian lebih, akhirnya korban pun merasa nyaman sampai terjadi seperti itu," ungkap Deddy.

"Kemudian berlanjut dan seterusnya sampai terjadi sampai rekan-rekan ketahui," katanya.

Deddy menjelaskan, pihaknya sudah memeriksa 10 orang dalam kasus ini. Mereka antara lain delapan orang sebagai saksi, terlapor, dan pelapor.

Tragis di Bengkalis: Pria Bunuh Ayah Tiri Gegara Kesal Ibu Sering Dimarahi

Tragis di Bengkalis: Pria Bunuh Ayah Tiri Gegara Kesal Ibu Sering Dimarahi


Bengkalis, Riau – Kasus pembunuhan yang mengejutkan terjadi di Bengkalis, ketika seorang pria berinisial YP menghabisi ayah tirinya, Amrul Hasibuan (50), hanya karena merasa kesal melihat ibunya sering dimarahi. Insiden ini mengungkap sisi gelap dari konflik keluarga yang berujung tragis.


Penemuan Mayat yang Mengguncang Warga

Pada 19 September 2024, warga sekitar Jalan Lintas Duri-Dumai KM 13 dikejutkan dengan penemuan mayat Amrul dalam kondisi busuk. Kapolsek Mandau, Kompol Hairul Hidayat, menjelaskan bahwa mayat tersebut ditemukan setelah warga mencium bau tak sedap. “Setelah dicek, ternyata ada mayat di lokasi tersebut,” ungkapnya dalam konferensi pers, Rabu (25/9/2024).


Proses Penyidikan dan Identifikasi

Polisi segera melakukan identifikasi di lokasi kejadian dan menemukan ciri-ciri yang mengarah pada identitas korban, Amrul Hasibuan. Sebelumnya, keluarga telah melaporkan kehilangan Amrul setelah terjadinya penganiayaan. Dari hasil penyelidikan, polisi menemukan bahwa pelaku adalah anak sambung korban sendiri.

“Tim Opsnal Polsek Mandau langsung melakukan penyelidikan setelah menemukan mayat tersebut. Kami segera mengetahui bahwa ini adalah kasus tindak pidana penganiayaan,” kata Hairul.


Penangkapan Pelaku

Setelah menyelidiki lebih lanjut, polisi mengidentifikasi YP sebagai pelaku yang bekerja sebagai pengantar air isi ulang. Pada 20 September, pihak berwajib berhasil menangkap YP di rumahnya di Jalan SMU Ujung, Pematang Pudu, Mandau. Dalam pemeriksaan, YP mengakui perbuatannya. 

“Dia mengaku melakukan penganiayaan karena merasa kesal dengan ayah tirinya yang sering memarahi ibunya,” terang Hairul.


Keterlibatan Ibu Pelaku

Lebih mencengangkan, YP mengungkapkan bahwa ibunya, istri dari Amrul, membantunya saat membuang mayat korban ke jalan lintas Duri-Dumai. Polisi kini masih menyelidiki keterlibatan ibu pelaku dalam insiden tragis ini.

Saat ini, YP dan barang bukti telah diamankan di Polsek Mandau untuk penyelidikan lebih lanjut. Kasus ini menjadi pengingat akan kompleksitas hubungan keluarga yang bisa berujung pada tragedi jika tidak ditangani dengan bijak. Duka mendalam menyelimuti keluarga yang terlibat, dan harapan akan keadilan pun mengemuka di tengah situasi yang penuh emosi ini.

Rabu, 25 September 2024

Anak Perempuan Tebas Ibu Kandung nya sendiri di makasar hingga bersimbah darah

Anak Perempuan Tebas Ibu Kandung nya sendiri di makasar hingga bersimbah darah



Seorang anak perempuan berinisial AT (39) tega membacok ibu kandungnya bernama Siti Syamsiah alias Dg Sia (64) menggunakan parang hingga terluka parah. Peristiwa pembacokan ini terjadi di Kecamatan Tallo Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Selasa (24/9/2024) pukul 17.00 Wita. Wati tetangga korban mengatakan, akibat pembacokan itu, Sia mengalami sejumlah luka serius di tubuh. "Yang kena tangannya, pahanya. Kalau kepalanya saya kurang tahu," kata Wati,, saat ditemui di lokasi kejadian.

Meski terluka parah, Wati mengaku mendapat info jika nyawa korban masih terselamatkan dan saat ini mendapat perawatan di RS Angkatan Laut Jala Ammari, Jalan Satando Makassar.

"Tidak meninggal ji," ujar dia. Dia menceritakan, pembacokan awalnya terjadi di dalam rumah kemudian berlanjut di pekarangan rumah setelah korban berusaha menyelamatkan diri. "Terus Dg Sia (korban) keluar teriak minta tolong," beber dia.

Usai kejadian, kata Wati, pelaku diamankan ke Polrestabes Makassar. "Saya sudah 10 tahun berjualan kue di sini tidak pernah terbuka pagarnya, orangnya memang tertutup, tapi orangnya baik," tutur dia. Kapolsek Bontoala Kompol Muhammad Idris mengatakan, pelaku telah diserahkan ke Unit PPA Polrestabes Makassar.

"Saya tangani karena wilayah saya, jadi saya amankan. Terus saya serahkan ke Unit PPA Polrestabes Makassar," pungkas dia. Sementara untuk motifnya, Idris menyebut masih tahap penyelidikan. Dalam video yang beredar pelaku terlihat membacok ibu kandungnya di area pekarangan rumahnya. Warga yang melihat insiden itu hanya bisa berteriak karena pagar rumah korban terkunci.

Selasa, 24 September 2024

Seorang Ibu Gorok Anak kandungnya hingga Tewas Motif nya tak Terima anak nya lahir Laki Laki.

Seorang Ibu Gorok Anak kandungnya hingga Tewas Motif nya tak Terima anak nya lahir Laki Laki.



"Kami akan dalami lebih lanjut terkait psikologis kejiwaan pelaku. Kasus ini mengundang duka mendalam bagi masyarakat sekitar dan menjadi peringatan bagi semua pihak untuk selalu peka terhadap kondisi psikologis individu di lingkungannya, terutama para ibu yang baru melahirkan," kata Kasi Humas Polres Labuhanbatu AKP Syafrudin, Senin (23/9/2024).

Syafrudin menyebut pelaku diduga tega menghabisi nyawa anaknya karena kecewa anaknya berjenis kelamin laki-laki. Padahal, pelaku menginginkan anak perempuan.

"Motif sementara yang berhasil digali oleh pihak kepolisian mengungkapkan bahwa pelaku kecewa, karena anak yang dilahirkannya adalah seorang laki-laki. Pelaku diakui sangat menginginkan seorang anak perempuan," ujarnya.

Perwira pertama polri itu menyebut peristiwa itu terjadi di Dusun III, Desa Bangun Rejo, Kecamatan Na IX-X, sekira pukul 09.30 WIB tadi. Menurut informasi yang diperoleh, kata Syafrudin, pelaku menggorok leher anaknya menggunakan kapak dan parang setelah selesai memandikannya.

"(Pelaku) dia kemudian mengambil parang dan kapak dari dapur, lalu dengan tega memotong leher anaknya hingga korban tewas seketika," ujarnya.

Warga yang mengetahui peristiwa itu lalu mendekati rumah pelaku. Saat itu, korban ditemukan sudah dalam keadaan tewas di atas tempat tidur. Syafrudin menyebut saat kejadian suami pelaku sedang di kebun.

"Warga menemukan korban sudah tak bernyawa di atas tempat tidur dengan luka robek di bagian leher. Barang bukti berupa satu buah kapak, satu parang, serta tilam bayi ditemukan di tempat kejadian," sebutnya.

Usai menerima laporan kejadian itu, pihak kepolisian langsung menuju lokasi. Lalu, petugas mengamankan pelaku ke Polres Labuhanbatu untuk proses pemeriksaan lebih lanjut, sementara jenazah korban dibawa ke RSUD Rantauprapat untuk autopsi.

"Kami langsung bergerak cepat setelah mendapat laporan dari warga dan pelaku juga telah kami amankan," kata Syafrudin.

Senin, 23 September 2024

Tragedi di Sukabumi: Kakak Kandung Diduga Terlibat Kasus Santet, Ati Dijahili dengan Tali

Tragedi di Sukabumi: Kakak Kandung Diduga Terlibat Kasus Santet, Ati Dijahili dengan Tali




Minggu pagi di Kampung Legok Loa, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, terjadi insiden mengejutkan yang membuat warga setempat berlarian. Ati Suhati (53) menjadi korban serangan tak terduga dari kakak kandungnya sendiri, yang berinisial S (72). Dalam kejadian yang berlangsung sekitar pukul 08.00 WIB itu, Ati ditarik dengan tali tambang hingga terjatuh dan diseret beberapa meter.

Ati, yang sudah bersiap untuk menghadiri pengajian mingguan, tidak menyangka bahwa hari itu akan berakhir dengan kekacauan. "Saya sudah rapi mengenakan jilbab dan cadar. Saat itu, saya sempat berpapasan dengan dia, namun merasa aneh karena sudah lama dia tidak suka pada saya," ungkap Ati saat menceritakan kembali peristiwa memilukan ini.

Tiba-tiba, saat hendak masuk angkot, tali yang disimpul laso itu menjerat lehernya dari belakang. "Hentakan itu membuat saya terjatuh, dan dia menarik saya sambil berjalan. Saya meronta-ronta, sementara beberapa warga melihat, tapi tidak berani melerai," jelasnya, masih terkejut dengan pengalaman itu. Sambil berteriak, pelaku menuduh Ati sebagai "dukun santet," yang semakin memperkeruh situasi.

Setelah kejadian tersebut, Ati memasang spanduk di rumahnya yang bertuliskan "Tukang Teluh - Gemong Teluh," sebagai bentuk protes dan pengungkapan keprihatinan. 

Kapolsek Palabuhanratu, Kompol Rony Haryanto, membenarkan insiden tersebut dan menyatakan bahwa pelaku sudah diamankan kurang dari satu jam setelah kejadian. "Kami masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Saat ini, informasi yang bisa kami peroleh masih terbatas," ungkapnya singkat.

Kasus ini menjadi perhatian publik, mengingat hubungan darah yang terputus akibat tuduhan tak berdasar. Kejadian ini mengingatkan kita semua akan bahaya prasangka dan pentingnya penanganan konflik secara bijaksana.

Minggu, 22 September 2024

Polresta Jambi Periksa 8 Pelaku Bullying yang Sundut Rokok ke Siswi SMP

Polresta Jambi Periksa 8 Pelaku Bullying yang Sundut Rokok ke Siswi SMP




Polisi menyelidiki pelaku perundungan atau bullying siswi SMP di Kota Jambi berinisial R alias N (14). N dipukuli, disiram air kemasan, hingga disundut rokok. Polisi menyebut ada 8 terduga pelaku dan saat ini dalam proses penyelidikan.

Wakasat Reskrim Polresta Jambi AKP Ilham Habibie mengatakan bahwa pada Jumat (20/9), pihaknya telah memeriksa kembali korban dan orang tuanya untuk mendalami keterangannya. Berdasarkan keterangan korban, ada 8 pelaku yang saat itu merundungnya.

"Yang melakukan kekerasan ada sekitar 8 orang. Terduga pelaku utamanya ialah A dan AN," kata Ilham, Jumat (20/9/2024).

Ilham mengatakan bahwa kejadian itu berawal dari saling ejek di media sosial antara korban dan terduga pelaku A. Kemudian, keduanya janjian bertemu di Lapangan CNS, Kelurahan Tanjung Sari, Kota Jambi.

"Awalnya saling ejek-ejekan di media sosial antara korban dengan pelaku inisial A terus janjian untuk berantem. Pas korban datang ke sana sudah banyak temannya," ujar Ilham.

"Jadi awalnya berantem dulu, mungkin yang satu ini tidak terima kekalahannya, terus temannya bantu. Sampe akhirnya ada yang menahan korban dari belakang seperti yang viral itu disundut rokok," sambungnya.

Ilham mengatakan pihaknya secepatnya akan memeriksa para remaja putri dalam video viral di media sosial sebelumnya, terutama A dan AN yang memukul dan menyundut korban.

"Besok atau lusa kita periksa terduga pelaku. Kita periksa semua sesuai peran-perannya, siapa yang mukul, siapa yang menyundut, siapa yang merekam nanti akan kena semua," jelasnya.

Dari kejadian itu, korban disundut rokok di bagian mulut, dahi, dan tangan. Sebanyak 8 luka sundutan rokok membekas di tubuhnya.

"Hasil visumnya sudah ada juga di kami," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, sebuah video aksi perundungan seorang siswi SMP di Kota Jambi viral di media sosial. Korban disundut rokok, dipukul, hingga disiram dengan minuman kemasan.

Dalam video yang beredar, terlihat ada 5 orang remaja putri termasuk korban dengan mengenakan pakaian berwarna hitam. Korban terlihat dijambak dan disekap oleh 4 orang temannya.

Satu orang remaja yang menjambak korban tampak memukul kepala korban. Sedangkan, satu orang remaja putri lainnya terlihat menyundut rokok ke arah wajah korban.

Setelah itu, dia juga menyiram minuman kemasan dari gelas plastik yang berada di sebelahnya. Mirisnya, dua orang remaja putri lainnya ikut merekam aksi perundungan itu.