Jumat, 11 Oktober 2024

Mantan Caleg DPR RI Pembunuh Indriana Dewi Divonis Penjara Seumur Hidup

Mantan Caleg DPR RI Pembunuh Indriana Dewi Divonis Penjara Seumur Hidup


Mantan calon legislatif (Caleg) DPR RI, Devara Putri Prananda, bersama kekasihnya Didot Alfiansyah, menjadi sorotan setelah majelis hakim memvonis mereka dengan hukuman penjara seumur hidup. Mereka merupakan otak di balik pembunuhan sadis Indriana Dewi Eka Saputri. Selain itu, Mohammad Reza, teman mereka yang juga terlibat, menerima vonis yang sama.

Vonis dari Pengadilan Negeri Bandung

Vonis penjara seumur hidup bagi ketiga terdakwa tersebut dibacakan oleh majelis hakim di Pengadilan Negeri (PN) Bandung yang dipimpin oleh Eman Sulaeman. Ketiga terdakwa hadir di ruang sidang saat hakim membacakan putusan.

Ketua majelis hakim Eman Sulaeman menjelaskan, "Para terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindakan pidana pembunuhan berencana sebagaimana dakwaan primair. Oleh karena itu, kami menjatuhkan pidana penjara seumur hidup kepada mereka."

Latar Belakang Kasus

Eman Sulaeman menilai tindakan yang dilakukan Devara, Didot, dan Reza terhadap Indriana sangat sadis. Aksi pembunuhan ini berakar dari masalah cinta segitiga dan niat untuk menguasai harta benda korban, termasuk handphone, perhiasan, dan uang.

Pembunuhan mengerikan terhadap Indriana Dwi Eka Saputri, yang berusia 25 tahun, terjadi pada 20 Februari 2024. Lokasi kejadian berada di Jalan Bukit Pelangi, Boulevard Jayanti, Sentul, Kabupaten Bogor. Kasus ini terungkap setelah seorang pesepeda menemukan mayat di pinggir tebing dekat Tugu Gajah, Jalan Raya Banjar-Cimaragas Ciamis, pada Minggu, 25 Februari 2024.

Saat ditemukan, mayat korban terbungkus sprei, menandakan tindakan keji yang dilakukan oleh para pelaku. Modus operandi yang digunakan oleh Devara dan Didot adalah dengan menyewa Reza sebagai eksekutor untuk menghabisi nyawa Indriana dengan imbalan sebesar Rp50 juta.

Vonis penjara seumur hidup bagi ketiga terdakwa ini menjadi sinyal tegas bahwa kejahatan seperti ini tidak akan ditoleransi. Kasus ini juga mengingatkan kita akan dampak serius dari cinta yang berujung pada tindakan kriminal. Keadilan bagi korban Indriana Dewi Eka Saputri akhirnya terpenuhi, meskipun kehilangan yang ditinggalkan tetap menjadi luka mendalam bagi keluarga dan masyarakat.

Kamis, 10 Oktober 2024

Suami Istri di Tangerang Ditangkap Usai Merencanakan Pembunuhan: Apa yang Terjadi?

Suami Istri di Tangerang Ditangkap Usai Merencanakan Pembunuhan: Apa yang Terjadi?

Pasangan suami istri berinisial SY (34) dan RO (33) ditangkap polisi karena merencanakan pembunuhan berencana terhadap seorang pria berinisial S (44).

S ditemukan tewas tergeletak bersimbah darah di pinggir jalan di kawasan Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Senin (8/10/2024).

"Dalam kurun waktu kurang dari 1×24 jam pelaku sudah berhasil ditangkap di tempat persembunyiannya," ujar Kasatreskrim Polresta Tangerang, Kompol Arief N Yusuf, Rabu (9/10/2024).

Arief menjelaskan, saat ini pelaku masih menjalani pemeriksaan intensif oleh pihak penyidik.

"Kami lakukan pemeriksaan intensif untuk mengetahui motif dari pelaku melakukan tindakan tersebut," kata dia.

Dalam pengungkapannya, pihak kepolisian lebih dulu melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) menggunakan metode Scientific Crime Investigation atau mengumpulkan bukti-bukti kejahatan.

Hingga akhirnya mereka dapat diringkus pada dua lokasi yang berbeda, pada Selasa (8/10/2024) kemarin. Adapun pelaku yang berstatus sebagai suami itu berinisial SY sementara sang istri berinisial RO.

"Untuk suaminya berhasil ditangkap di kawasan Sindang Jaya, sedangkan istrinya kami temukan di kediamannya di daerah Wanakerta," sambungnya.

Peristiwa pembunuhan tersebut terungkap ketika warga Perum Telaga Bestari, Kecamatan Sindang Jaya dihebohkan dengan penemuan jasad seorang pria.

Aksi penusukan terhadap pria itu dilakukan di Jalan TPU Kampung Sarongge, Desa Wanakerta, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang.

Dari hasil pemeriksaan awal pada tubuh korban, didapati beberapa luka tusuk yang diduga menjadi penyebab utama korban meninggal dunia.

"Ada beberapa tusukan pada tubuh korban. Kita masih tunggu hasil autopsi dari RSUD Balaraja. Untuk lengkapnya, nanti akan disampaikan saat rilis nanti ya," terang Arief.

Faktor cemburu

Satreskrim Polresta Tangerang akhirnya membekuk pasangan suami istri yang merupakan pelaku pembunuhan terhadap seorang pria berinisial S (44).

Kasatreskrim Polresta Tangerang, Kompol Arief N Yusuf mengatakan, peristiwa penusukan terhadap korban berawal ketika pasangan berinisial SY (34) dan RO (33) itu terlibat cekcok.

Pasalnya SY merasa cemburu terhadap istrinya RO atas kedekatannya dengan korban yang sempat bersama bekerja di suatu perusahaan.

"Suaminya cemburu karena istrinya ini dekat dengan korban, ditambah pernah menjadi rekan kerja. Terlebih korban dan RO beberapa kerap bertemu," ujar Arief kepada awak media, Rabu (9/10/2024).

Pasca peristiwa tersebut RO mendapat teguran dari suaminya, hingga akhirnya berujung cekcok.

Dalam pertikaian tersebut, sang istri sempat meminta maaf terhadap suaminya itu. Akan tetapi, SY yang diliputi emosi menyebut belum tenang jika korban belum meninggal dunia.

"Pelaku kesal dan ingin menghabisi nyawa korban, sehingga pasangan suami istri ini merencanakan untuk melakukan pertemuan dan pembunuhan kepada korban," kata dia.

Selanjutnya RO mengajak korban bertemu pada suatu lokasi yang telah ditentukan, dengan niat dan tujuan menghabisi nyawa korban.

"Saat bertemu RO dan S sempat cekcok dan akhirnya tersangka melakukan penusukan, dibantu oleh suaminya SYA dengan pisau yang sudah disiapkan," terangnya.

Rabu, 09 Oktober 2024

Pengungkapan Kasus Pembunuhan di Lhokseumawe: Mantan Istri Siri Ditangkap dalam Waktu Singkat

Pengungkapan Kasus Pembunuhan di Lhokseumawe: Mantan Istri Siri Ditangkap dalam Waktu Singkat

LHOKSEUMAWE – Dalam sebuah perkembangan mengejutkan, Polres Lhokseumawe berhasil mengungkap kasus pembunuhan yang terjadi di tempat praktik dr. Sukardi, Sp.A., di Jalan Merdeka Barat, Gampong Kuta Blang, Kecamatan Banda Sakti, hanya dalam waktu kurang dari 24 jam. Seorang wanita berinisial WL (36) ditangkap sebagai pelaku, yang ternyata adalah mantan istri siri dari dr. Sukardi.

Penangkapan berlangsung pada Selasa, 8 Oktober 2024, sekitar pukul 16.00 WIB, setelah tim Unit V Resmob Sat Reskrim Polres Lhokseumawe melakukan penyelidikan intensif. WL, yang menjadi saksi kunci dalam kasus ini, terlibat dalam peristiwa tragis yang merenggut nyawa Laksmiwati Anggraini (62), istri sah dr. Sukardi.

Kapolres Lhokseumawe, AKBP Henki Ismanto, S.I.K., melalui Kasat Reskrim IPTU Yudha Prastya, SH, menjelaskan bahwa sebelum penangkapan, pihaknya melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan menganalisis rekaman CCTV. Fakta yang ditemukan mengarah kepada keterlibatan WL. Rekaman CCTV menunjukkan WL memasuki lokasi kejadian pada pukul 15.00 WIB, di mana ia diduga bersembunyi sebelum melakukan aksinya.

WL ditangkap di Jalan Medan-Banda Aceh, tepatnya di Gampong Alue Awe, Kecamatan Muara Dua. Dalam interogasi, WL mengakui perbuatannya, mengungkapkan bahwa motivasi di balik tindakan tersebut adalah rasa sakit hati setelah pernikahan sirinya dengan dr. Sukardi diketahui dan ia dipaksa bercerai.

Polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk bercak darah, tali plastik yang diduga digunakan untuk menjerat korban, dan sebuah mobil yang dipakai pelaku untuk melarikan diri. WL kini dijerat dengan Pasal 338 KUHPidana tentang pembunuhan, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Sementara proses penyidikan masih berlangsung, keluarga korban dan tersangka kini berada dalam kondisi emosional yang sulit setelah insiden tragis ini. Kasus ini mengingatkan kita akan kompleksitas hubungan manusia dan konsekuensi dari tindakan yang diambil dalam keadaan tertekan.

Selasa, 08 Oktober 2024

Pendaki Muda Jakarta Ditemukan Meninggal di Gunung Rinjani

 Pendaki Muda Jakarta Ditemukan Meninggal di Gunung Rinjani

Mataram (ANTARA) - Kesedihan menyelimuti keluarga dan teman-teman Kaifat Rafi Mubarok, seorang pendaki berusia 16 tahun asal Jakarta, setelah jasadnya ditemukan di kawasan Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kaifat dilaporkan hilang sejak 29 September 2024 setelah terjatuh ke dalam jurang saat mendaki bersama temannya.

Tim SAR gabungan, yang telah bekerja tanpa lelah, menemukan jasad Kaifat pada Selasa (8/10) sekitar pukul 10.30 Wita dengan bantuan drone thermal. Jasadnya terdeteksi di kedalaman ratusan meter dari lokasi kejadian, menambah rasa duka yang mendalam bagi semua yang mengenalnya.

Kepala Kantor SAR Mataram, Lalu Wahyu Efendi, mengungkapkan bahwa kini fokus utama adalah melakukan proses evakuasi. Medan yang terjal dan cuaca yang tidak menentu menjadi tantangan tersendiri. “Kami harus memastikan setiap langkah dalam proses evakuasi berjalan aman dan lancar,” katanya.

Pencarian Kaifat sempat terhenti selama seminggu sebelum diperpanjang tiga hari lagi. Tim SAR menggunakan berbagai peralatan canggih untuk meningkatkan efisiensi pencarian. Dalam insiden ini, teman pendaki Kaifat yang bersamanya berhasil selamat, tetapi peristiwa tragis ini tetap meninggalkan luka yang mendalam.

Kejadian ini mengingatkan kita akan pentingnya keselamatan saat mendaki, terutama di medan yang berbahaya seperti Gunung Rinjani. Para pendaki diharapkan selalu mempersiapkan diri dengan baik dan mengikuti prosedur keamanan untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan.

Mayat Mengering Ditemukan di Kebun Pringsewu, Masyarakat Geger

 Mayat Mengering Ditemukan di Kebun Pringsewu, Masyarakat Geger

Pringsewu, Lampung – Penemuan mayat dalam kondisi mengering di kebun milik Narimo, seorang warga Pekon Pasir Ukir, mengejutkan masyarakat setempat pada Senin, 7 Oktober 2024. Suasana mencekam langsung menyelimuti area kejadian yang terletak di Dusun Ngadirejo, Pekon Lugusari, Kecamatan Pagelaran, saat berita ini mulai viral di media sosial.

Mayat yang ditemukan dalam keadaan sangat tidak wajar itu menghitam dan diperkirakan telah meninggal sekitar seminggu sebelum penemuan. Identitas dan jenis kelamin korban hingga saat ini masih misterius, memicu spekulasi di kalangan warga. Aparat kepolisian setempat segera meluncurkan penyelidikan untuk mengungkap fakta di balik kejadian tragis ini.

Proses evakuasi dilakukan oleh tim gabungan dari kepolisian, TNI, dan warga sekitar. Banyak orang berkerumun di lokasi, terpesona oleh situasi yang tak biasa ini. Ketegangan dan rasa ingin tahu mendominasi, menambah ketidakpastian mengenai siapa korban dan bagaimana ia bisa berakhir di kebun tersebut. Masyarakat berharap agar pihak berwenang segera menemukan jawaban atas misteri yang mengguncang kampung mereka.

Senin, 07 Oktober 2024

Penemuan Tragis: Bocah Hilang Ditemukan Tak Bernyawa di Jambi

 Penemuan Tragis: Bocah Hilang Ditemukan Tak Bernyawa di Jambi


Kota Jambi diguncang oleh berita memilukan ketika seorang bocah berusia 4 tahun berinisial P, yang telah hilang selama seminggu, ditemukan tak bernyawa di bawah gardu listrik di RT 28, Kelurahan Solok Sipin, Kecamatan Danau Sipin. Penemuan jenazah ini mengejutkan warga setempat, yang sebelumnya mencium bau busuk menyengat dari lokasi tersebut.

Awalnya, bau tak sedap itu membuat warga curiga dan memicu pencarian lebih lanjut. Pada Minggu (6/10/2024), setelah beberapa waktu mencari, warga akhirnya menemukan sosok bocah yang hilang dalam keadaan mengenaskan. Tubuhnya telah menghitam, dan tengkorak kepalanya terlihat jelas, menambah kesedihan atas peristiwa tragis ini.

Agus, seorang warga, menjelaskan bagaimana bau busuk tersebut menjadi petunjuk yang membawa pada penemuan mayat. "Kami tidak menyangka akan menemukan sosok anak ini di sini," katanya dengan nada penuh duka.

Efrin, seorang tokoh masyarakat, menyampaikan bahwa sebelum penemuan itu, warga telah melakukan pencarian di lokasi terakhir bocah tersebut terlihat bermain, yaitu di sekitar drainase. "Kami semua sangat khawatir dan berharap dia segera ditemukan dalam keadaan selamat," ungkap Efrin, mengingat kembali saat-saat pencarian yang penuh harapan.

Bocah malang ini dilaporkan hilang pada Minggu, 29 September 2024, dan keluarganya segera melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian sehari setelahnya, pada 30 September 2024. Pencarian yang dilakukan oleh warga setempat menunjukkan betapa besarnya kepedulian komunitas terhadap satu sama lain.

Kanit Reskrim Polsek Telanaipura, Junaidi, mengkonfirmasi bahwa jenazah bocah tersebut telah dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan autopsi. Keluarga korban meminta penyelidikan lebih lanjut guna mengetahui penyebab kematian anak mereka. "Kami akan mengupayakan semua langkah untuk memastikan keadilan bagi keluarga," tegas Junaidi.

Kejadian ini menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya keamanan anak-anak dan kewaspadaan masyarakat dalam menjaga lingkungan sekitar. Dalam suasana duka ini, harapan muncul agar peristiwa serupa tidak terulang di masa depan.

Minggu, 06 Oktober 2024

Tragedi di Universitas Tarumanagara: Mahasiswi FSRD Diduga Bunuh Diri

Tragedi di Universitas Tarumanagara: Mahasiswi FSRD Diduga Bunuh Diri

Kabar duka kembali menghampiri dunia pendidikan Indonesia, kali ini menimpa mahasiswi Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Tarumanagara (Untar). Informasi ini pertama kali dibagikan oleh akun Twitter @manuru123, yang juga menyertakan video singkat dengan durasi 28 detik. Dalam video tersebut, terlihat korban tergeletak di lokasi kejadian, tertutup kain, menimbulkan rasa penasaran sekaligus keprihatinan di kalangan publik.

Dugaan awal menyebutkan bahwa tekanan terkait proposal skripsi menjadi penyebab utama di balik tindakan tragis ini. Pengguna Twitter merespons dengan penuh empati, mengungkapkan harapan agar pihak berwenang menyelidiki kasus ini secara transparan. “Rest in peace, semoga keluarga diberikan kekuatan,” tulis salah satu netizen. Namun, perdebatan pun muncul, dengan beberapa pengguna mengklaim bahwa sosok yang meninggal adalah mahasiswa baru angkatan 2024.

Seiring dengan berita yang berkembang, warganet dibagi antara ingin menyebarkan informasi dan menjaga privasi korban serta keluarganya. Akun-akun lain meminta agar video dan berita tersebut tidak disebarluaskan lebih lanjut. “Tolong hargai pihak korban,” tulis salah satu netizen, menandakan betapa sensitifnya isu ini di tengah kesedihan yang melanda.

Kejadian ini mengingatkan kita pada pentingnya menjaga kesehatan mental, terutama di kalangan mahasiswa yang sering menghadapi tekanan akademis yang berat. Diharapkan, kasus ini menjadi titik awal untuk lebih mendelve ke dalam isu kesehatan mental di lingkungan pendidikan, demi mencegah tragedi serupa di masa mendatang.