Minggu, 13 Oktober 2024

Kecelakaan Tragis di Deli Serdang: Mahasiswi UMSU Tewas Tertabrak Truk

Kecelakaan Tragis di Deli Serdang: Mahasiswi UMSU Tewas Tertabrak Truk

Seorang mahasiswi Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Ilma Aulia, mengalami kecelakaan fatal di depan SMP Negeri 1 Labuhan Deli, Deli Serdang. Dalam insiden yang mengguncang tersebut, Ilma kehilangan nyawanya saat dalam perjalanan menuju kampus.

Kecelakaan terjadi ketika Ilma yang mengendarai sepeda motor terjatuh saat berusaha menyeberang jalan dan tertabrak truk tronton. Menurut keterangan warga setempat, Rusli, kejadian berlangsung sangat cepat dan tidak terduga. Ia menjelaskan, "Korban jatuh, dan truk tersebut melindasnya. Kami segera berkumpul dan membantu membawanya ke rumah sakit terdekat."

Ambulans dari Rumah Sakit Sinar Husni segera tiba di lokasi untuk mengevakuasi Ilma. Rusli juga menyebutkan bahwa saat itu, keluarga Ilma belum ada yang hadir di tempat kejadian. Dia berharap keluarga korban segera diberitahu mengenai insiden yang tragis ini.

Saksi lain, Agus, menyatakan bahwa Ilma berboncengan dengan seorang teman saat kecelakaan terjadi. "Teman korban sempat menghindar dan selamat. Namun, Ilma terjatuh dan berusaha berdiri, tetapi malang, truk itu melindasnya," ungkap Agus.

Kecelakaan ini telah menarik perhatian masyarakat setempat dan menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan di jalan, terutama bagi pengendara sepeda motor. Meskipun penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan ini, insiden ini menunjukkan betapa berbahayanya situasi di jalan raya bagi semua pengguna kendaraan.

Sabtu, 12 Oktober 2024

Tragedi Menghantui Desa Sungai Bakau: Janda Muda dan Anaknya Ditemukan Tewas dengan Luka Tajam

Tragedi Menghantui Desa Sungai Bakau: Janda Muda dan Anaknya Ditemukan Tewas dengan Luka Tajam

Desa Sungai Bakau, Kecamatan Seruyan Hilir Timur, Kabupaten Seruyan, diguncang oleh penemuan tragis yang menggemparkan warganya. Seorang ibu muda berinisial VA (24) dan anak perempuannya yang baru berusia 3 tahun ditemukan tewas di rumah mereka pada Kamis, 10 Oktober 2024, sekitar pukul 18.00 WIB.

Penemuan yang Mengejutkan

Kejadian memilukan ini terungkap ketika orang tua VA merasa khawatir karena mereka tidak melihat anak dan cucunya yang biasanya rutin berkunjung untuk membantu menjaga warung. Ketika ayah VA memutuskan untuk memeriksa rumahnya, ia dikejutkan oleh pemandangan mengerikan: VA tergeletak tak berbusana di tempat tidur, sementara putrinya ditemukan di lantai dengan luka serius di bagian perut, diduga akibat benda tajam.

“Saat tiba di rumah anaknya, ayah korban sangat terkejut mendapati anak dan cucunya sudah meninggal,” ungkap salah satu kerabat yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.

Langkah Penyidikan

Camat Seruyan Hilir Timur, Ustadin Antoni, mengonfirmasi tragedi ini dan menyampaikan bahwa kedua korban telah dibawa ke RSUD Kuala Pembuang. Rencananya, mereka akan dirujuk ke RSUD dr Murjani Sampit untuk dilakukan autopsi guna mengetahui penyebab pasti kematian. “Kami baru menerima informasi bahwa malam ini juga akan dilakukan autopsi,” ujar Ustadin, Kamis malam.

Kapolsek Seruyan Hilir, IPDA Robby Sandrajaya, mengungkapkan bahwa pihak kepolisian tengah melakukan penyelidikan mendalam. “Kami belum bisa memberikan banyak informasi karena proses penyelidikan sedang berlangsung,” tegasnya, menambahkan bahwa semua kemungkinan sedang diteliti.

Komunitas Berduka

Kehilangan ini telah mengejutkan dan mengguncang hati masyarakat Desa Sungai Bakau. Banyak yang merasa kehilangan dan prihatin atas nasib VA dan putrinya. Peristiwa ini menggugah rasa solidaritas di antara warga, yang kini berkumpul untuk memberikan dukungan kepada keluarga yang ditinggalkan.

Dengan berbagai pertanyaan yang belum terjawab, masyarakat setempat berharap pihak berwajib segera mengungkap fakta di balik tragedi ini. Penyelidikan yang cermat diharapkan dapat membawa keadilan bagi kedua korban dan mengembalikan rasa aman di lingkungan mereka.

Jumat, 11 Oktober 2024

Mantan Caleg DPR RI Pembunuh Indriana Dewi Divonis Penjara Seumur Hidup

Mantan Caleg DPR RI Pembunuh Indriana Dewi Divonis Penjara Seumur Hidup


Mantan calon legislatif (Caleg) DPR RI, Devara Putri Prananda, bersama kekasihnya Didot Alfiansyah, menjadi sorotan setelah majelis hakim memvonis mereka dengan hukuman penjara seumur hidup. Mereka merupakan otak di balik pembunuhan sadis Indriana Dewi Eka Saputri. Selain itu, Mohammad Reza, teman mereka yang juga terlibat, menerima vonis yang sama.

Vonis dari Pengadilan Negeri Bandung

Vonis penjara seumur hidup bagi ketiga terdakwa tersebut dibacakan oleh majelis hakim di Pengadilan Negeri (PN) Bandung yang dipimpin oleh Eman Sulaeman. Ketiga terdakwa hadir di ruang sidang saat hakim membacakan putusan.

Ketua majelis hakim Eman Sulaeman menjelaskan, "Para terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindakan pidana pembunuhan berencana sebagaimana dakwaan primair. Oleh karena itu, kami menjatuhkan pidana penjara seumur hidup kepada mereka."

Latar Belakang Kasus

Eman Sulaeman menilai tindakan yang dilakukan Devara, Didot, dan Reza terhadap Indriana sangat sadis. Aksi pembunuhan ini berakar dari masalah cinta segitiga dan niat untuk menguasai harta benda korban, termasuk handphone, perhiasan, dan uang.

Pembunuhan mengerikan terhadap Indriana Dwi Eka Saputri, yang berusia 25 tahun, terjadi pada 20 Februari 2024. Lokasi kejadian berada di Jalan Bukit Pelangi, Boulevard Jayanti, Sentul, Kabupaten Bogor. Kasus ini terungkap setelah seorang pesepeda menemukan mayat di pinggir tebing dekat Tugu Gajah, Jalan Raya Banjar-Cimaragas Ciamis, pada Minggu, 25 Februari 2024.

Saat ditemukan, mayat korban terbungkus sprei, menandakan tindakan keji yang dilakukan oleh para pelaku. Modus operandi yang digunakan oleh Devara dan Didot adalah dengan menyewa Reza sebagai eksekutor untuk menghabisi nyawa Indriana dengan imbalan sebesar Rp50 juta.

Vonis penjara seumur hidup bagi ketiga terdakwa ini menjadi sinyal tegas bahwa kejahatan seperti ini tidak akan ditoleransi. Kasus ini juga mengingatkan kita akan dampak serius dari cinta yang berujung pada tindakan kriminal. Keadilan bagi korban Indriana Dewi Eka Saputri akhirnya terpenuhi, meskipun kehilangan yang ditinggalkan tetap menjadi luka mendalam bagi keluarga dan masyarakat.

Kamis, 10 Oktober 2024

Suami Istri di Tangerang Ditangkap Usai Merencanakan Pembunuhan: Apa yang Terjadi?

Suami Istri di Tangerang Ditangkap Usai Merencanakan Pembunuhan: Apa yang Terjadi?

Pasangan suami istri berinisial SY (34) dan RO (33) ditangkap polisi karena merencanakan pembunuhan berencana terhadap seorang pria berinisial S (44).

S ditemukan tewas tergeletak bersimbah darah di pinggir jalan di kawasan Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Senin (8/10/2024).

"Dalam kurun waktu kurang dari 1×24 jam pelaku sudah berhasil ditangkap di tempat persembunyiannya," ujar Kasatreskrim Polresta Tangerang, Kompol Arief N Yusuf, Rabu (9/10/2024).

Arief menjelaskan, saat ini pelaku masih menjalani pemeriksaan intensif oleh pihak penyidik.

"Kami lakukan pemeriksaan intensif untuk mengetahui motif dari pelaku melakukan tindakan tersebut," kata dia.

Dalam pengungkapannya, pihak kepolisian lebih dulu melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) menggunakan metode Scientific Crime Investigation atau mengumpulkan bukti-bukti kejahatan.

Hingga akhirnya mereka dapat diringkus pada dua lokasi yang berbeda, pada Selasa (8/10/2024) kemarin. Adapun pelaku yang berstatus sebagai suami itu berinisial SY sementara sang istri berinisial RO.

"Untuk suaminya berhasil ditangkap di kawasan Sindang Jaya, sedangkan istrinya kami temukan di kediamannya di daerah Wanakerta," sambungnya.

Peristiwa pembunuhan tersebut terungkap ketika warga Perum Telaga Bestari, Kecamatan Sindang Jaya dihebohkan dengan penemuan jasad seorang pria.

Aksi penusukan terhadap pria itu dilakukan di Jalan TPU Kampung Sarongge, Desa Wanakerta, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang.

Dari hasil pemeriksaan awal pada tubuh korban, didapati beberapa luka tusuk yang diduga menjadi penyebab utama korban meninggal dunia.

"Ada beberapa tusukan pada tubuh korban. Kita masih tunggu hasil autopsi dari RSUD Balaraja. Untuk lengkapnya, nanti akan disampaikan saat rilis nanti ya," terang Arief.

Faktor cemburu

Satreskrim Polresta Tangerang akhirnya membekuk pasangan suami istri yang merupakan pelaku pembunuhan terhadap seorang pria berinisial S (44).

Kasatreskrim Polresta Tangerang, Kompol Arief N Yusuf mengatakan, peristiwa penusukan terhadap korban berawal ketika pasangan berinisial SY (34) dan RO (33) itu terlibat cekcok.

Pasalnya SY merasa cemburu terhadap istrinya RO atas kedekatannya dengan korban yang sempat bersama bekerja di suatu perusahaan.

"Suaminya cemburu karena istrinya ini dekat dengan korban, ditambah pernah menjadi rekan kerja. Terlebih korban dan RO beberapa kerap bertemu," ujar Arief kepada awak media, Rabu (9/10/2024).

Pasca peristiwa tersebut RO mendapat teguran dari suaminya, hingga akhirnya berujung cekcok.

Dalam pertikaian tersebut, sang istri sempat meminta maaf terhadap suaminya itu. Akan tetapi, SY yang diliputi emosi menyebut belum tenang jika korban belum meninggal dunia.

"Pelaku kesal dan ingin menghabisi nyawa korban, sehingga pasangan suami istri ini merencanakan untuk melakukan pertemuan dan pembunuhan kepada korban," kata dia.

Selanjutnya RO mengajak korban bertemu pada suatu lokasi yang telah ditentukan, dengan niat dan tujuan menghabisi nyawa korban.

"Saat bertemu RO dan S sempat cekcok dan akhirnya tersangka melakukan penusukan, dibantu oleh suaminya SYA dengan pisau yang sudah disiapkan," terangnya.

Rabu, 09 Oktober 2024

Pengungkapan Kasus Pembunuhan di Lhokseumawe: Mantan Istri Siri Ditangkap dalam Waktu Singkat

Pengungkapan Kasus Pembunuhan di Lhokseumawe: Mantan Istri Siri Ditangkap dalam Waktu Singkat

LHOKSEUMAWE – Dalam sebuah perkembangan mengejutkan, Polres Lhokseumawe berhasil mengungkap kasus pembunuhan yang terjadi di tempat praktik dr. Sukardi, Sp.A., di Jalan Merdeka Barat, Gampong Kuta Blang, Kecamatan Banda Sakti, hanya dalam waktu kurang dari 24 jam. Seorang wanita berinisial WL (36) ditangkap sebagai pelaku, yang ternyata adalah mantan istri siri dari dr. Sukardi.

Penangkapan berlangsung pada Selasa, 8 Oktober 2024, sekitar pukul 16.00 WIB, setelah tim Unit V Resmob Sat Reskrim Polres Lhokseumawe melakukan penyelidikan intensif. WL, yang menjadi saksi kunci dalam kasus ini, terlibat dalam peristiwa tragis yang merenggut nyawa Laksmiwati Anggraini (62), istri sah dr. Sukardi.

Kapolres Lhokseumawe, AKBP Henki Ismanto, S.I.K., melalui Kasat Reskrim IPTU Yudha Prastya, SH, menjelaskan bahwa sebelum penangkapan, pihaknya melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan menganalisis rekaman CCTV. Fakta yang ditemukan mengarah kepada keterlibatan WL. Rekaman CCTV menunjukkan WL memasuki lokasi kejadian pada pukul 15.00 WIB, di mana ia diduga bersembunyi sebelum melakukan aksinya.

WL ditangkap di Jalan Medan-Banda Aceh, tepatnya di Gampong Alue Awe, Kecamatan Muara Dua. Dalam interogasi, WL mengakui perbuatannya, mengungkapkan bahwa motivasi di balik tindakan tersebut adalah rasa sakit hati setelah pernikahan sirinya dengan dr. Sukardi diketahui dan ia dipaksa bercerai.

Polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk bercak darah, tali plastik yang diduga digunakan untuk menjerat korban, dan sebuah mobil yang dipakai pelaku untuk melarikan diri. WL kini dijerat dengan Pasal 338 KUHPidana tentang pembunuhan, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Sementara proses penyidikan masih berlangsung, keluarga korban dan tersangka kini berada dalam kondisi emosional yang sulit setelah insiden tragis ini. Kasus ini mengingatkan kita akan kompleksitas hubungan manusia dan konsekuensi dari tindakan yang diambil dalam keadaan tertekan.

Selasa, 08 Oktober 2024

Pendaki Muda Jakarta Ditemukan Meninggal di Gunung Rinjani

 Pendaki Muda Jakarta Ditemukan Meninggal di Gunung Rinjani

Mataram (ANTARA) - Kesedihan menyelimuti keluarga dan teman-teman Kaifat Rafi Mubarok, seorang pendaki berusia 16 tahun asal Jakarta, setelah jasadnya ditemukan di kawasan Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kaifat dilaporkan hilang sejak 29 September 2024 setelah terjatuh ke dalam jurang saat mendaki bersama temannya.

Tim SAR gabungan, yang telah bekerja tanpa lelah, menemukan jasad Kaifat pada Selasa (8/10) sekitar pukul 10.30 Wita dengan bantuan drone thermal. Jasadnya terdeteksi di kedalaman ratusan meter dari lokasi kejadian, menambah rasa duka yang mendalam bagi semua yang mengenalnya.

Kepala Kantor SAR Mataram, Lalu Wahyu Efendi, mengungkapkan bahwa kini fokus utama adalah melakukan proses evakuasi. Medan yang terjal dan cuaca yang tidak menentu menjadi tantangan tersendiri. “Kami harus memastikan setiap langkah dalam proses evakuasi berjalan aman dan lancar,” katanya.

Pencarian Kaifat sempat terhenti selama seminggu sebelum diperpanjang tiga hari lagi. Tim SAR menggunakan berbagai peralatan canggih untuk meningkatkan efisiensi pencarian. Dalam insiden ini, teman pendaki Kaifat yang bersamanya berhasil selamat, tetapi peristiwa tragis ini tetap meninggalkan luka yang mendalam.

Kejadian ini mengingatkan kita akan pentingnya keselamatan saat mendaki, terutama di medan yang berbahaya seperti Gunung Rinjani. Para pendaki diharapkan selalu mempersiapkan diri dengan baik dan mengikuti prosedur keamanan untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan.

Mayat Mengering Ditemukan di Kebun Pringsewu, Masyarakat Geger

 Mayat Mengering Ditemukan di Kebun Pringsewu, Masyarakat Geger

Pringsewu, Lampung – Penemuan mayat dalam kondisi mengering di kebun milik Narimo, seorang warga Pekon Pasir Ukir, mengejutkan masyarakat setempat pada Senin, 7 Oktober 2024. Suasana mencekam langsung menyelimuti area kejadian yang terletak di Dusun Ngadirejo, Pekon Lugusari, Kecamatan Pagelaran, saat berita ini mulai viral di media sosial.

Mayat yang ditemukan dalam keadaan sangat tidak wajar itu menghitam dan diperkirakan telah meninggal sekitar seminggu sebelum penemuan. Identitas dan jenis kelamin korban hingga saat ini masih misterius, memicu spekulasi di kalangan warga. Aparat kepolisian setempat segera meluncurkan penyelidikan untuk mengungkap fakta di balik kejadian tragis ini.

Proses evakuasi dilakukan oleh tim gabungan dari kepolisian, TNI, dan warga sekitar. Banyak orang berkerumun di lokasi, terpesona oleh situasi yang tak biasa ini. Ketegangan dan rasa ingin tahu mendominasi, menambah ketidakpastian mengenai siapa korban dan bagaimana ia bisa berakhir di kebun tersebut. Masyarakat berharap agar pihak berwenang segera menemukan jawaban atas misteri yang mengguncang kampung mereka.