Minggu, 20 Oktober 2024

Polisi Selidiki Kasus Pembunuhan Mahasiswa Meulaboh di Kost Lingke Banda Aceh: Sebuah Tragedi Menyeramkan

Polisi Selidiki Kasus Pembunuhan Mahasiswa Meulaboh di Kost Lingke Banda Aceh: Sebuah Tragedi Menyeramkan

BANDA ACEH - Sebuah kejadian tragis menggemparkan Kota Banda Aceh setelah seorang mahasiswa asal Meulaboh ditemukan tewas bersimbah darah di kamarnya di Kost Lingke. Polisi segera mendalami kasus ini dengan dugaan kuat terjadinya pembunuhan.

Kapolsek setempat yang memimpin penyelidikan menyatakan, "Kami menduga telah terjadi pembunuhan, dan saat ini penyelidikan sedang berlangsung." Jenazah korban telah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) ZA untuk dilakukan otopsi. Menurut keterangan awal, korban mengalami luka serius di bagian leher, serta ditemukan sebuah senjata tajam berupa pisau di lokasi kejadian.

Saksi kunci yang berada di lokasi, yang dikenal sebagai Bulek, mengungkapkan momen mencekam saat seorang pria tak dikenal datang ke kos-kosan korban. "Saya tegur, cari siapa. Dia menunjuk ke arah kamar korban. Saya kira teman korban," tuturnya.

Kejadian ini berlangsung dengan sangat cepat. Bulek sedang membersihkan halaman kos ketika insiden tersebut terjadi. Ketika adik korban tiba di kos sekitar pukul 13.00 WIB, barulah dia menyadari bencana yang menimpa kakaknya. "Adik korban sangat terkejut saat masuk ke kamar dan menemukan segalanya," ungkap Bulek, menambahkan bahwa adik korban langsung melaporkan kejadian mengerikan itu kepada pemilik kos.

Dengan adanya temuan ini, pihak kepolisian berupaya mencari bukti lebih lanjut dan meminta keterangan dari saksi-saksi lain untuk mempercepat proses penyelidikan. Masyarakat diharapkan tetap tenang dan serahkan semua informasi ke pihak berwajib guna mengungkap kasus ini.

Kebangkitan ketegangan akan apa yang sebenarnya terjadi di balik pintu kamar kost ini semakin membayangi. Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dan kepedulian antar sesama, terutama di lingkungan kampus. Penegakan hukum yang tegas diharapkan dapat mengungkap fakta-fakta yang ada dan memberikan keadilan bagi korban yang telah terenggut nyawanya dengan cara kejam.

Sabtu, 19 Oktober 2024

Bayi Baru Lahir Ditemukan dalam Tas Ransel di Batujajar, Warga Geger

Bayi Baru Lahir Ditemukan dalam Tas Ransel di Batujajar, Warga Geger

Batujajar, Kabupaten Bandung Barat — Warga Galumpit, Selacau, Batujajar, dikejutkan dengan penemuan seorang bayi laki-laki yang tergelatak di depan teras rumah dalam tas ransel pada Selasa malam, 15 Oktober 2024. Bayi tersebut diduga sengaja dibuang oleh orang tuanya segera setelah dilahirkan.

Kepala TU Puskesmas Batujajar, Evi Vilianti, membenarkan penemuan tersebut dan menjelaskan bahwa bayi yang ditemukan dalam kondisi hidup ini diperkirakan baru berusia dua hari. “Kami dapat kabar dari lintas sektor dan langsung menuju lokasi. Ada bidan yang berjaga saat itu,” ujarnya saat ditemui di Puskesmas Batujajar, Rabu, 16 Oktober 2024.

Dari hasil pemeriksaan, bayi tersebut lahir sesuai waktunya dan kini dalam kondisi sehat. “Bayi ini beratnya 3,5 kg dan panjangnya 50 cm, yang masuk kategori normal,” lanjut Evi. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, bayi tersebut diberikan susu formula.

Meskipun dalam kondisi baik, pihak Puskesmas membatasi kunjungan warga untuk menghindari paparan virus yang bisa membahayakan kesehatan bayi. “Kami khawatir ada virus dari luar. Namun, tidak ada perawatan khusus karena bayinya sudah sehat,” tambahnya.

Saat ini, pihak Puskesmas masih menunggu instruksi dari Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bandung Barat untuk langkah selanjutnya, termasuk penjemputan bayi tersebut. “Kami hanya menunggu instruksi dari Dinsos,” pungkas Evi.

Sementara itu, petugas gabungan dari Polres Cimahi dan Polsek Batujajar telah memulai penyelidikan untuk mengungkap identitas orang tua yang tega membuang bayi malang tersebut. Kejadian ini menuai perhatian publik dan mengundang keprihatinan di kalangan masyarakat.

Jumat, 18 Oktober 2024

Tragis: Pria 49 Tahun Ditangkap Usai Siram Siswi SMP dengan Air Keras

 Tragis: Pria 49 Tahun Ditangkap Usai Siram Siswi SMP dengan Air Keras

Kasus mengejutkan terjadi di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), di mana seorang pria berusia 49 tahun, CA, ditangkap setelah menyiram air keras ke wajah M, seorang siswi berusia 13 tahun. Peristiwa ini berlangsung pada Senin (14/10/2024) saat M dalam perjalanan menuju SMP Negeri 1 Nubatukan.

Sakit Hati Cinta Ditolak

Motif di balik aksi keji ini ternyata berasal dari sakit hati CA setelah cintanya ditolak oleh M. Dalam pemeriksaan, CA mengaku, "Karena saya sakit hati. Jadi kalau rusak ya rusak satu kali. Saya hancur, dia juga hancur.” Pengakuan tersebut menunjukkan betapa dalamnya perasaan yang dirasakannya, meski cara yang dipilih sangat merugikan dan berbahaya.

Perencanaan Matang

Ternyata, CA merencanakan tindakannya dengan sangat matang, mulai dari meracik air keras hingga melakukan penyiraman. Ia bahkan berusaha menghilangkan jejak barang bukti setelah kejadian. Kasat Reskrim Polres Lembata, Donni Sare, menyatakan bahwa CA awalnya sempat mengelak saat ditanya, namun akhirnya mengakui perbuatannya setelah penyidik menunjukkan bukti-bukti.

Penanganan Kasus

Kasus ini kini sedang ditangani oleh unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Lembata. Insiden ini menjadi sorotan, tidak hanya karena kebrutalan tindakan CA, tetapi juga karena dampaknya yang mendalam bagi korban dan keluarganya. M, yang hanya ingin melanjutkan pendidikannya, kini harus menghadapi trauma yang ditimbulkan oleh perbuatan yang tak termaafkan ini.

Kasus ini mengingatkan kita akan pentingnya edukasi tentang pengendalian emosi dan konsekuensi dari tindakan kekerasan. Masyarakat berharap pihak berwajib dapat memberikan penanganan yang tegas dan adil, serta melindungi para korban dari kekerasan semacam ini.

Kamis, 17 Oktober 2024

Seorang laki laki warga wirokerten di temukan tewas gantung diri di pohon Mangga

Seorang laki laki warga wirokerten di temukan tewas gantung diri di pohon Mangga

BANTUL - Seorang laki-laki inisial S (42), warga Kalurahan Wirokerten, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, ditemukan tewas gantung diri di pohon mangga yang berada di Jalan Museum Perjuangan Wirokerten.

Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widyana, mengungkapkan, korban ditemukan masih dalam posisi tergantung oleh A (34), seorang warga setempat saat sedang melintas lokasi kejadian pada Selasa (15/10/2024) pagi.

"Saat itu, A sedang jalan-jalan pagi dan ketika tiba di lokasi kejadian kaget melihat korban tergantung di pohon mangga dengan seutas tali plastik warna hijau," bebernya kepada awak media.

Melihat ada orang yang gantung diri, saksi kemudian melaporkannya kepada warga dan diteruskan kepada ketua RT dan dukuh setempat. Kemudian, informasi itu diteruskan ke Polsek Banguntapan untuk penanganan lebih lanjut.

"Jajaran Polsek Banguntapan yang mendapatkan informasi itu kemudian meneruskan ke INAFIS Polres Bantul dan Puskesmas Banguntapan 2 untuk melakukan pemeriksaan terhadap tubuh korban," jelasnya.

Hasil pemeriksaaan, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dalam tubuh korban dan korban meninggal dunia murni dikarenakan gantung diri.

"Menurut keterangan ketua RT setempat, korban sempat meninggalkan rumah dan sempat dicari-cari oleh warga keberadaannya," jelasnya.

Sementara itu, istri korban sempat merasa curiga karena suaminya pergi sambil membawa tali plastik.

Kemudian, sebelumnya, korban sudah bercerita kalau sedang ada masalah dan ingin mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.

"Kini, keluarga korban sudah menerima kejadian itu sebagai musibah dan tidak menuntut siapa pun secara hukum," tandas Jeffry.(nei)

Rabu, 16 Oktober 2024

Pria di Paser Penggal Kepala Istri, Akibat Sering Cekcok dan Minta Cerai

Pria di Paser Penggal Kepala Istri, Akibat Sering Cekcok dan Minta Cerai


Seorang pria berinisial A (29) tega membunuh istri dengan cara yang tragis akibat kesal karena sering cekcok dan permintaan cerai dari sang istri.

Pembunuhan terjadi di Mess PT Pelita Makmur Niaga (PMN), Desa Belimbing, Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Minggu (13/10/2024) pukul 21.30 WITA.

Kapolres Paser AKBP Novi Adi Wibowo melalui Kapolsek Long Ikis, AKP Alimuddin menyampaikan, kasus pembunuhan terungkap setelah menerima laporan masyarakat sekitar bahwa telah terjadi pembunuhan di barak karyawan dan pelapor langsung menuju TKP.

“Tersangka A dan korban merupakan pasangan suami istri (Pasutri). Keduanya berasal dari Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan (Kalsel). Pembunuhan itu bisa terjadi akibat emosi yang memuncak, disertai kekecewaan sang suami karena sering cekcok dan istri sering meminta cerai,” kata AKP Alimuddin, Senin (14/10/2024).

Berdasarkan keterangan saksi, kata dia, kejadian terjadi pada Minggu (13/10/2024) sekitar pukul 22.18 WITA, salah satu saksi menghubungi pelapor.

Mengetahui itu, pelapor langsung menuju TKP dan melihat tersangka menenteng kepala istrinya yang sudah terpisah dari badannya bergerak ke arah luar rumah

Pelaku berjalan keluar rumah sambil berteriak ngelantur. Kemudian kepala istrinya dilepas dan memegang anaknya yang masih berumur sekitar tiga tahun.

Sambil menggendong anaknya sambil bergerak mondar-mandir di halaman mess tersebut. Beberapa saat kemudian, tersangka lemas dan terjatuh.

“Akhirnya pelaku lemas dan terjatuh sendiri. Saat itu warga langsung bertindak bersama-sama mengamankan pelaku dan sebagian warga menghubungi Polsek Long Ikis,” imbuhnya.

Setelah itu, korban dievakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Panglima Sebaya (RSPS) Kabupaten Paser untuk dilakukan visum.

Korban sementara masih berada di RSPS sambil menunggu dari pihak keluarga korban menjemput jasadnya. Adapun barang bukti (BB) yang disita, yakni sebilah parang dan baju daster milik korban.

“Atas tindakan yang dilakukannya, tersangka A dijerat pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara,” tandasnya.

Selasa, 15 Oktober 2024

Pelajar SMP di Lembata Disiram Air Keras, Polisi Buru Pelaku

 Pelajar SMP di Lembata Disiram Air Keras, Polisi Buru Pelaku


Lembata, Nusa Tenggara Timur – Seorang pelajar sekolah menengah pertama (SMP) berinisial MW (13) menjadi korban penyiraman air keras oleh orang tak dikenal (OTK) pada Senin (14/10/2024). Peristiwa tersebut terjadi saat MW dalam perjalanan dari rumah menuju sekolah, tepatnya di Kompleks Kota Baru, Kecamatan Nubatukan. Polisi kini tengah memburu pelaku.

Kepala Subseksi Pengelolaan Informasi Digital Multimedia (PIDM) Seksi Hubungan Masyarakat (Sihumas) Polres Lembata, Bripka Tommy VA Bartels, menyampaikan bahwa polisi menerima laporan tentang kejadian ini sekitar pukul 07.30 Wita. "Kejadian berlangsung sangat cepat, sehingga menimbulkan berbagai spekulasi di masyarakat. Menurut keterangan korban, penyiraman dilakukan oleh seorang perempuan yang mengenakan hijab dan masker, sehingga sulit dikenali," ungkap Tommy.

Kapolres Lembata, AKBP I Gede Eka Putra Astawa, bersama Unit Perlindungan Anak dan Perempuan (PPA) telah mengecek kondisi korban yang kini dirawat di rumah sakit. "Kapolres Lembata sangat mengutuk keras tindakan ini dan memerintahkan jajaran Polres Lembata untuk melakukan penyelidikan secara optimal. Kami berupaya mencari tahu maksud dan motif di balik penyiraman air keras kepada siswi SMP ini," tambah Tommy.

Eka Putra juga mengimbau kepada masyarakat untuk aktif memberikan informasi jika mereka melihat atau mengenali pelaku. "Partisipasi masyarakat sangat penting untuk membantu Polres Lembata menemukan dan meringkus pelaku penyiraman ini," jelasnya. Kejadian ini memicu keprihatinan di kalangan masyarakat dan meningkatkan kebutuhan akan keamanan di lingkungan sekolah.

Senin, 14 Oktober 2024

Cagub Malut Benny Laos Tewas dalam Kecelakaan Speedboat, Dimakamkan di Jakarta

Cagub Malut Benny Laos Tewas dalam Kecelakaan Speedboat, Dimakamkan di Jakarta

Maluku Utara, [Tanggal] – Calon Gubernur Maluku Utara, Benny Laos, tragisnya kehilangan nyawa dalam kecelakaan speedboat Bella 72 saat mengikuti kampanye di Bobobong, Kabupaten Pulau Taliabu, pada Sabtu, 12 Oktober 2024. Kejadian ini menjadi sorotan nasional, mengingat peran pentingnya dalam politik daerah.

Jenazah Benny Laos akan diterbangkan menggunakan helikopter ke Luwuk, Sulawesi Tengah, sebelum akhirnya dibawa dengan pesawat carteran menuju Jakarta untuk dimakamkan. Muksin Amrin, jurubicara pasangan Benny Laos dan Sarbin Sehe, mengungkapkan, "Hari ini jenazah Cagub Malut Benny Laos dijadwalkan diberangkatkan ke Jakarta bersama istri dan keluarga terdekatnya."

Menunggu Keluarga

Setelah semalam disemayamkan di Bobong, pihak keluarga berencana menunggu kedatangan anak sulung Benny, Adbert Laos, yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Amerika Serikat. Kehadirannya sangat dinantikan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada sang ayah.

Korban Lain dan Proses Evakuasi

Kecelakaan tragis ini juga merenggut nyawa sejumlah orang lainnya, termasuk Mubin A. Wahid, Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Malut, yang telah diberangkatkan dari Pulau Taliabu menuju Kota Ternate untuk dimakamkan. Sebanyak 33 orang berada di speedboat yang sama, dan enam di antaranya dilaporkan meninggal dunia.

Kepala Basarnas Ternate, Fathurahman, menyatakan bahwa proses evakuasi telah dihentikan pada pukul 20.30 WIT. Bangkai kapal telah ditarik ke bibir pantai, dan tidak ditemukan lagi korban di dalam speedboat.

Daftar Korban

Di antara korban yang meninggal adalah:

- Benny Laos (Cagub Maluku Utara)

- Ester Tantry (Anggota DPRD Provinsi Malut)

- Bripka Hamdani Boamonabot (anggota Polri)

- Mubin A. Wahid (Ketua DPW PPP Malut)

- Nasrun (PNS Pemkab Kepulauan Sula)

- Mahsudin Ode Muisi

Sementara itu, sepuluh orang dirawat di RSUD, dan 17 orang selamat dari insiden ini, termasuk sejumlah anggota tim kampanye dan kru speedboat.

Kecelakaan ini bukan hanya membawa duka bagi keluarga dan teman-teman Benny Laos, tetapi juga mengguncang masyarakat Maluku Utara. Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan dalam setiap kegiatan, terutama saat melibatkan transportasi laut. Semoga almarhum Benny Laos dan semua korban lainnya mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya.