Tragedi di Bangka: Balita 1 Tahun Tewas Tenggelam dalam Ember
Sungailiat, Kabupaten Bangka, diguncang oleh sebuah tragedi memilukan ketika seorang balita berusia 1 tahun, yang dikenal dengan inisial KP, ditemukan tewas tenggelam dalam sebuah ember di halaman rumahnya. Insiden yang terjadi pada Jumat, 6 Desember 2024, ini mengundang keprihatinan dan rasa duka mendalam di kalangan warga setempat.
Kronologi peristiwa naas ini bermula saat ibu korban, Maryam (32), sedang asyik mencuci baju. Saat itu, KP yang berusia satu tahun bermain di halaman rumah mereka di Dusun Rebo. Keluarga yang asli dari Banten ini baru saja sebulan menetap di Bangka, dan tragedi ini menjadi awal yang sangat kelam bagi mereka di tempat baru.
Menurut AKP Ogan Arif Teguh Imani, Kasat Reskrim Polres Bangka, kejadian ini pertama kali diketahui oleh ayah korban, Jupri (30). "Sekitar pukul 08.00 WIB, Maryam sedang mencuci sementara KP bermain di halaman. Namun setelah 5 menit, KP tidak lagi terlihat," jelas Ogan, merujuk pada penuturan Jupri.
Keresahan melanda pasangan suami istri ini, dan keduanya segera mencari keberadaan anak mereka. Pencarian dilakukan di sekitar rumah dan aliran air yang berada di dekatnya. Kecemasan semakin membesar ketika mereka menemukan KP terendam dalam ember berukuran sedang, berisi air hujan.
Ember yang ditemukan berada di dekat mereka berisi air dari hujan dan memiliki diameter sekitar 30 cm serta tinggi 37 cm. Saat ditemukan, KP berada dalam posisi tidak bergerak dengan kepala di bawah permukaan air. "Berdasarkan keterangan Jupri, mereka menemukan anaknya dalam keadaan tenggelam," tambah Ogan.
Meskipun secepatnya dilarikan ke puskesmas, nyawa KP tidak dapat diselamatkan. Dokter di puskesmas mengonfirmasi bahwa korban telah meninggal sebelum sampai di tempat tersebut. "Hasil pemeriksaan menunjukkan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Saat dibawa, kondisinya sudah membiru dan kaku," ungkap Ogan.
Tragedi ini menjadi pengingat bagi banyak orang tentang pentingnya pengawasan yang ketat terhadap anak-anak, terutama di lingkungan rumah yang dapat berpotensi berbahaya. Pengalaman pahit ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga KP, serta membuka diskusi mengenai tindakan pencegahan terhadap kecelakaan serupa di masa mendatang. Dalam sorotan berita yang mencekam ini, harapan kita adalah agar kejadian serupa tidak terulang lagi.