Selasa, 17 Desember 2024

DOR! Oknum Polisi Tembak Driver Ekspedisi hingga Tewas, Mobilnya Dibawa Kabur

DOR! Oknum Polisi Tembak Driver Ekspedisi hingga Tewas, Mobilnya Dibawa Kabur

Kekejaman yang mencengangkan terjadi di Kecamatan Katingan Hilir, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, di mana seorang oknum polisi bernama AKS, berpangkat Brigadir Polisi (Brigpol), diduga menembak mati seorang driver ekspedisi bernama BA (32). Kasus ini mencuat setelah penemuan mayat BA di kebun sawit pada tanggal 6 Desember 2024.

Mayat BA ditemukan dalam kondisi mengenaskan, hampir membusuk dengan dua luka tembak di belakang kepala yang tembus hingga dahi. Kasus ini segera diinvestigasi setelah laporan warga yang menemukan jenazah tersebut. Polisi cepat menghubungkan Brigpol AKS yang bertugas di Polresta Palangkaraya dengan kematian BA.

Menurut Kabid Humas Polda Kalteng, Kombes Pol Erlan Munaji, AKS telah ditahan dan sedang menjalani pemeriksaan oleh Bid Propam Polda Kalteng. Penyidik tengah mendalami kasus ini, termasuk melakukan autopsi pada jenazah BA untuk menentukan penyebab kematian yang tepat.

Kronologi Kejadian

Kronologi peristiwa tragis ini dimulai pada Rabu, 27 November 2024, ketika Brigpol AKS dan BA bertemu di pinggir Jalan Tjilik Riwut. Pertemuan yang awalnya tampak biasa tersebut berujung fatal. Diketahui bahwa Brigpol AKS memaksa BA untuk mengikuti ke dalam mobilnya di bawah ancaman sebagai anggota polisi yang menindak pungutan liar.

Setelah berhasil membawa BA, AKS menembak korban hingga tewas dan membuang jasadnya di kebun sawit. Tak hanya itu, pelaku juga mengambil mobil milik korban untuk dijual. Selama penyelidikan, saksi bernama MH yang terlibat dalam kejadian tersebut memberikan keterangan yang mengungkap peran Brigpol AKS.

Penyidik saat ini mendalami motif di balik pembunuhan ini, yang diduga berkaitan dengan aspek ekonomi. Kombes Erlan menegaskan komitmen pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini dengan transparan menggunakan metode Scientific Crime Investigation.

Sorotan Publik

Kasus ini menuai perhatian luas, tidak hanya dari masyarakat tetapi juga dari lembaga legislatif. Komisi III DPR RI berencana memanggil Polda Kalteng untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut. Ketua Komisi III, Habiburokhman, mendesak agar pengusutan dilakukan secara transparan agar tidak menimbulkan kecurigaan publik.

Kisah tragis ini mencerminkan betapa pentingnya penegakan hukum yang adil dan bersih dari oknum yang menyalahgunakan kekuasaannya. Diharapkan dengan proses yang transparan, keadilan dapat ditegakkan bagi keluarga korban dan masyarakat luas.

Tragedi di Pulau Batu: IRT Tewas Diterkam Buaya Saat Cuci Kaki di Pantai

Tragedi di Pulau Batu: IRT Tewas Diterkam Buaya Saat Cuci Kaki di Pantai

Pulaunya indah, namun tragedi menghantui kedamaian warga Desa Orahili, Kecamatan Pulau-Pulau Batu, Kabupaten Nias Selatan. Seorang ibu rumah tangga bernama Nurhawati Zihura (46) menjadi korban serangan buaya buas pada Senin, 16 Desember 2024, saat ia hendak mencuci kaki di pinggir laut dekat rumahnya.

Keputusan sederhana untuk membersihkan kaki setelah pulang dari ladang berakhir dengan kehilangan yang menyakitkan. Tiba-tiba, seekor buaya besar menerkamnya dan menariknya ke dalam laut pada pukul 11:00 WIB. Suasana tenang seketika berubah mencekam saat warga yang melihat peristiwa itu segera berhamburan keluar dari rumah, berusaha menyelamatkan Nurhawati. Sayangnya, upaya heroik mereka sia-sia; nyawa ibu rumah tangga itu tidak dapat diselamatkan.

Peristiwa mengejutkan ini segera viral di media sosial. Video yang memperlihatkan momen dramatis saat warga berjuang melawan buaya untuk menyelamatkan korban menyebar luas. Setelah tragedi tersebut, buaya yang mengakibatkan kematian Nurhawati berhasil ditangkap oleh warga setempat.

Frengki Wondakhi, salah satu warga Pulau Tello, yang menjadi saksi kejadian, mengungkapkan duka cita mendalam. “Korban sudah meninggal usai diterkam buaya itu. Namun kami bersyukur berhasil menangkap buaya tersebut, meskipun belum ada informasi lebih lanjut mengenai nasibnya setelah ditangkap,” ungkapnya.

Setelah kejadian, warga yang umumnya berprofesi sebagai nelayan mendesak agar pihak berwenang, termasuk TNI-Polri, mengambil tindakan tegas untuk mencegah korban selanjutnya. Permintaan mereka mendapat tanggapan, dan pihak berwenang pun berhasil menemukan dan menembak buaya muara sepanjang 3,94 meter tersebut hingga mati.

Korban dievakuasi dan dibawa ke rumah duka dengan suasana duka yang mendalam menggantung di hati keluarga dan kerabat. Warga terlihat berkumpul, mengekspresikan rasa kehilangan yang mendalam atas tragisnya kehilangan satu nyawa di tengah kehidupan sehari-hari mereka.

Setelah musyawarah diantara keluarga korban, pemerintah desa setempat, dan unsur Forkompincam PP Batu, disepakati bahwa bangkai buaya yang berhasil ditembak tersebut akan dikubur dengan penuh penghormatan. Sekaligus, tindakan ini menjadi langkah simbolis untuk menghormati kehilangan yang begitu mendalam dan sebagai bentuk kewaspadaan agar peristiwa menyakitkan ini tidak terulang lagi di kemudian hari.

Kejadian ini harus menjadi pengingat bagi kita semua, bahwa meskipun keindahan alam dapat memikat, ada risiko yang harus dihadapi, bahkan di tempat yang tampaknya aman sekalipun. Penduduk setempat berharap agar langkah-langkah pencegahan bisa diambil untuk menjaga keselamatan masyarakat dari ancaman buaya liar di area tersebut.

Senin, 16 Desember 2024

Kisah Tragis Karyawati Toko Roti yang Dianiaya Anak Bos di Jakarta Timur: Penolakan Sebuah Perintah Membawa Malapetaka

Kisah Tragis Karyawati Toko Roti yang Dianiaya Anak Bos di Jakarta Timur: Penolakan Sebuah Perintah Membawa Malapetaka

Di tengah hiruk-pikuk dunia kerja, sebuah insiden mengejutkan terjadi di sebuah toko roti di Jakarta Timur. Seorang karyawati bernama Dwi Ayu (26) menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh anak bosnya, hanya karena menolak untuk mengantarkan makanan ke kamar pribadi pelaku. Peristiwa yang berlangsung pada malam 17 Oktober 2024 ini, mengungkapkan sisi gelap dari kekuasaan yang sewenang-wenang di tempat kerja.

Kejadian Tragis

Menurut Dwi, malam itu ia dan rekan kerjanya tengah menjalani shift bersama. Saat sedang berkonsentrasi pada tugasnya sebagai kasir, anak bos tiba-tiba masuk dan memerintahkan Dwi untuk membawa makanan yang baru saja dipesan ke dalam kamar. Dengan tegas, Dwi menolak perintah tersebut, karena ia percaya bahwa tugasnya tidak mencakup pelayanan pribadi semacam itu.

“Dia menyuruh saya seolah-olah saya ini pelayannya, bukan karyawan. Saya merasa tidak nyaman dengan permintaannya,” tutur Dwi, mengenang malam yang berujung tragis itu.

Penolakan Dwi langsung menuai kemarahan dari pelaku. Dalam keadaan terbakar emosi, dia mulai melempar barang-barang di sekitarnya, termasuk patung batu dan kursi, mengarah kepada Dwi.

Kekerasan yang Berlanjut

Dwi mengungkapkan bahwa ini bukan pertama kalinya pelaku bersikap kasar. Ia menceritakan pengalaman buruk sebelumnya, di mana ia pernah dilempar meja dan dihina dengan kata-kata merendahkan. Pelaku dengan sombongnya mengklaim bahwa dirinya "kebal hukum", membuat Dwi merasa tertekan dan terancam.

“Ia bahkan mengatakan, ‘Orang miskin seperti kamu tidak akan pernah bisa menjarakanku dari hukum.’ Itu sangat menyakitkan,” ujar Dwi dengan nada sedih.

Situasi menjadi semakin parah saat pelaku, dalam kondisi marah, melemparkan loyang yang mengenai kepala Dwi, mengakibatkan luka sobek dan berdarah. “Setelah itu, dia pergi, dan saya hanya bisa berlari keluar tokoh, tubuh saya penuh dengan memar,” kenangnya.

Tuntutan Keadilan

Dwi melaporkan kejadian ini kepada Polres Metro Jakarta Timur pada 18 Oktober 2024. Setelah penyelidikan awal, polisi menaikkan status laporan tersebut ke tahap penyidikan, menemukan adanya unsur pidana dalam kasus ini.

Kasie Humas Polres Metro Jakarta Timur, AKP Lina Yuliana, menyatakan bahwa pihak kepolisian telah memeriksa beberapa saksi, termasuk rekan-rekan kerjanya.

“Korban mengalami luka-luka penganiayaan, dan kami menangani kasus ini dengan serius. Anak pemilik toko roti masih akan dimintai keterangan lebih lanjut,” katanya.

Langkah Berani Dwi

Setelah kejadian tersebut, Dwi tidak hanya memilih untuk melaporkan penganiayaan yang dialaminya, tetapi juga memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya. Dia menegaskan, tidak ada kata damai atas tindakan pelaku; meski orang tua pelaku telah meminta maaf, Dwi merasa itu tidak cukup.

“Saya berharap orang-orang yang berada dalam posisi berkuasa menyadari betapa berbahayanya perilaku sewenang-wenang mereka. Tidak ada karyawan yang pantas diperlakukan seperti ini,” ungkapnya, penuh harap akan keadilan.

Kisah Dwi mengingatkan kita semua akan perlunya perlindungan bagi setiap pekerja dari tindakan kekerasan dan perilaku tidak pantas di tempat kerja. Kasus ini kini menjadi sorotan, menggugah kesadaran akan hak-keluhuran setiap individu untuk dihormati dan diperlakukan dengan baik, apapun status sosial atau ekonomi mereka.

Viral Video Aksi Kekerasan di Pantai Muarareja: Pria Terjerat dalam Permasalahan yang Mengguncang Tegal

Viral Video Aksi Kekerasan di Pantai Muarareja: Pria Terjerat dalam Permasalahan yang Mengguncang Tegal

TEGAL – Sebuah video yang memperlihatkan aksi kekerasan brutal seorang pria oleh sekelompok orang mencuri perhatian publik dan menjadi viral di media sosial. Kejadian yang terjadi di kawasan Pantai Muarareja, Kelurahan Muarareja, Kecamatan Tegal, Kota Tegal ini terjadi pada Jumat, 13 Desember 2024, dan telah memicu banyak diskusi di kalangan masyarakat.

Aksi Kekerasan yang Memprihatinkan

Dalam rekaman yang beredar, tampak seorang pria tanpa baju, hanya mengenakan celana dalam, diseret dan dipukul oleh sekelompok orang. Video yang pertama kali dibagikan melalui akun Facebook oleh Engki Neru Gawo dan Lindah Indah itu telah mendapatkan lebih dari 2000 komentar dan dibagikan lebih dari 500 kali dalam waktu singkat.

Menurut informasi yang dihimpun, aksi kekerasan ini diduga berkaitan dengan seorang Anak Buah Kapal (ABK) yang tidak berangkat melaut setelah meminjam uang (dikenal dengan istilah "Bon-Bonan"). Diketahui, situasi ini menimbulkan kemarahan di antara kelompok yang terlibat, memicu tindakan kekerasan yang sangat disayangkan.

Tanggapan dari Pihak Pengelola

Ketua Pengelola Pantai Muarareja Indah, Aji Purnomo Atmaja, mengungkapkan bahwa ia tidak mengetahui peristiwa itu hingga video tersebut viral. Ia menyebutkan bahwa saat kejadian, tidak ada kegiatan resmi yang berlangsung di pantai, dan pihaknya sedang menghadapi masalah dengan sejumlah oknum warga yang menghentikan operasional mereka secara sepihak.

"Saya baru tahu tentang peristiwa ini setelah melihat videonya viral. Tidak ada kegiatan di pantai saat itu karena beberapa orang telah menghalangi aktivitas kami," ujar Aji.

Aji juga mengecam keras tindakan kekerasan tersebut dan mengharapkan pihak kepolisian mengambil langkah cepat dan tegas untuk menangani kasus ini. Ia menyerukan agar tindakan premanisme dengan alasan apapun tidak ditoleransi.

Respons dari Lurah Muarareja

Lurah Muarareja, Eko Budi Susanto, menyatakan bahwa ia telah menerima informasi tentang kejadian tersebut dan telah berkoordinasi dengan Babinkamtibmas serta Babinsa setempat untuk menindaklanjuti kasus kekerasan yang viral di media sosial ini.

"Kami telah mendapatkan laporan dan sedang memantau situasi. Pihak kepolisian harus segera mengambil tindakan untuk mengatasi permasalahan ini agar tidak terulang kembali," ungkap Eko.

Pesan untuk Masyarakat

Kejadian ini menjadi pengingat bagi masyarakat tentang bahaya tindak kekerasan dan perlunya kerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan damai. Aksi kekerasan seperti ini tidak hanya merugikan korban, tetapi juga mencoreng nama baik komunitas dan mengancam keamanan bersama.

Dengan viralnya video ini, diharapkan masyarakat akan lebih berhati-hati dan peduli terhadap lingkungan sekitar, serta berani melaporkan tindakan kekerasan kepada pihak berwenang. Semoga kasus ini segera ditangani dengan baik dan keadilan dapat ditegakkan.

Minggu, 15 Desember 2024

Tragis: Balita 4 Tahun Hilang Terbawa Arus Sungai Belik di Bantul

 Tragis: Balita 4 Tahun Hilang Terbawa Arus Sungai Belik di Bantul

Sebuah peristiwa tragis terjadi di kawasan Pleret, Bantul, saat seorang balita berusia 4 tahun, ANS, hilang setelah terpeleset di tepi Sungai Belik. Kejadian yang menyentuh hati ini berlangsung pada siang hari yang seharusnya ceria, 14 Desember 2024.

Peristiwa bermula saat ANS, yang dikenal ceria oleh keluarganya, tidak kunjung kembali setelah bermain di luar rumah sejak pagi. Kekhawatiran mulai merayapi hati orang tuanya ketika waktu berlalu tanpa kabar. Mereka pun segera berinisiatif melakukan pencarian. "Sabtu siang, orang tua korban mulai mencarinya, menduga dia sedang bermain di halaman depan di dekat pondok pesantren," jelas AKP I Nengah Jeffry, Kasi Humas Polres Bantul.

Pencarian demi pencarian ternyata tidak memberikan hasil. Dalam situasi cemas tersebut, orang tua ANS terpaksa memeriksa rekaman CCTV sekitar pukul 13.00 WIB. Ketika mereka melihat rekaman itu, hati mereka tercekam. "Sebuah momen mengejutkan terlihat di monitor CCTV: pada pukul 09.57 WIB, ANS tampak bermain di pinggir Sungai Belik. Tak lama kemudian, ia terpeleset dan hilang terbawa arus yang mengalir deras," ungkap Jeffry.

Mendapati kabar memilukan tersebut, keluarga ANS segera melaporkan insiden tersebut ke Polsek Pleret. Menjadi tanggung jawab bersama, Tim SAR dan pihak kepolisian segera bergerak cepat ke lokasi kejadian untuk melakukan pencarian. Sejak saat itu, bidang pencarian dibuka dengan melibatkan berbagai pihak.

Hingga berita ini diturunkan, Tim SAR Gabungan masih terus mencari ANS dengan harapan yang tak pudar. Masyarakat setempat pun ikut berdoa agar balita malang tersebut segera ditemukan dengan selamat. Situasi ini mengingatkan kita akan pentingnya pengawasan terhadap anak-anak saat bermain, terutama di area berbahaya seperti tepi sungai.

Kisah ini menjadi pengingat yang penuh makna bagi kita semua, bahwa setiap detik berharga dalam menjalin kebersamaan dengan anak-anak harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Kami semua berharap ANS segera ditemukan dan kembali ke pelukan keluarganya.

Aksi Begal Terjadi di Jambe Tangerang: Pria Bogor Jadi Korban dengan Luka Serius dan Motor Hilang

Aksi Begal Terjadi di Jambe Tangerang: Pria Bogor Jadi Korban dengan Luka Serius dan Motor Hilang

TANGERANG - Sebuah aksi begal yang menggerkan terjadi di Jambe, Tangerang pada Sabtu, 14 Desember 2024. SA (30), seorang pria asal Kampung Cibunar Pabuaran, Kelurahan Cibunar, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, mengalami kejadian tragis saat melintas di area jembatan Kampung Eretan sekitar pukul 03.00 WIB.

Kapolsek Tigaraksa, AKP I Made Artana, mengkonfirmasi peristiwa tersebut kepada Lambe Trending pada Minggu, 15 Desember 2024. "Iya, benar telah terjadi tindak pidana pencurian dengan kekerasan," ujarnya, menegaskan ganasnya aksi para pelaku.

Dari informasi awal yang dihimpun, SA menjadi korban pembegalan saat hendak melintasi kawasan tersebut. Pelaku diduga mengambil motor miliknya, sebuah Honda Scoopy berwarna merah dengan nomor polisi A 6339 XAB. Motor tersebut raib pasca serangan, dan hingga kini belum ditemukan.

Dalam insiden tersebut, SA menderita luka cukup serius di bagian kepala akibat serangan mendadak dari pelaku. Saat ini, ia sedang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang. "Korban belum bisa dimintai keterangan karena masih menjalani perawatan intensif. Kami akan terus memantau dan mengupdate perkembangan selanjutnya," tambah AKP Made.

Beruntung, handphone dan dompet beserta isinya berhasil diamankan oleh pengendara lain yang melintas, menunjukkan tindakan baik di tengah situasi yang memprihatinkan. Masyarakat kini diimbau untuk tetap waspada dan berhati-hati saat beraktivitas, terutama di malam hari dan di kawasan sepi.

Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya keamanan dan kewaspadaan di jalanan. Kami berharap SA segera mendapat perawatan yang diperlukan dan pelaku tindak kejahatan ini secepatnya dapat ditangkap oleh pihak kepolisian. Mari kita dukung upaya penegakan hukum dan menjaga lingkungan sekitar agar tetap aman.

Sabtu, 14 Desember 2024

Sebuah Tragedi di Sergai: Pelajar 12 Tahun Ditemukan Tewas dalam Karung Goni

Sebuah Tragedi di Sergai: Pelajar 12 Tahun Ditemukan Tewas dalam Karung Goni

Sergai, 13 Desember 2024 – Sebuah tragedi memilukan menggegerkan masyarakat Dusun III Desa Lubuk Saban, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai. Seorang pelajar berusia 12 tahun, yang dikenal dengan inisial AS, ditemukan tewas mengenaskan di dalam karung goni, hanya beberapa langkah dari rumahnya.

AS dilaporkan hilang sejak dua hari sebelumnya, yang membuat orangtuanya terpaksa melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Pantai Cermin. Pada siang hari yang sama, orang tua AS membuat laporan resmi sekitar pukul 11.00 WIB, keresahan pun menyelimuti keluarga dan warga sekitar yang turut membantu pencarian.

Sekitar pukul 16.00 WIB, kabar duka itu datang dari salah seorang warga, Safarudin (37), yang saat itu tengah mencarinya di kebun sawit milik warga. Dengan penuh harap, ia mencari keponakannya yang sudah dua hari tidak pulang. Namun, harapan tersebut segera berubah menjadi kepedihan saat ia menemukan karung putih bergaris hijau yang mencurigakan.

Dengan rasa ragu namun penasaran, Safarudin membuka karung tersebut, dan jiwanya langsung tergetar melihat tubuh AS yang sudah tak bernyawa di dalamnya. Keberanian Safarudin untuk melaporkan penemuannya ke pihak kepolisian menjadi titik awal terkuaknya kasus tragis ini.

"Ketika saya melihat karung itu dan membuka, saya langsung tahu bahwa itu adalah keponakan saya. Rasanya sangat menyedihkan," ungkap Safarudin sembari mengingat momen seram itu. Tak lama setelah penemuan tersebut, personil Polsek Pantai Cermin yang dipimpin oleh AKP Herwin SH segera merespons, melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengamankan lokasi.

Di lokasi kejadian, selain mayat AS, petugas menemukan sebuah helm hitam yang diduga milik pelaku, menambah misteri di balik kematian tragis gadis muda tersebut. Menurut Kapolsek Pantai Cermin, AS saat ini telah dibawa ke RS Bhayangkara Kota Tebing Tinggi untuk dilakukan autopsi guna mengetahui penyebab pasti kematiannya. Keluarga dan masyarakat setempat sangat berharap agar kasus ini cepat terungkap.

“Saat ini kami tengah melakukan penyelidikan mendalam. Kami berjanji akan mengungkap siapa yang bertanggung jawab atas kematian AS,” jelas Kapolsek dengan tegas.

Kasus yang mengundang perhatian publik ini juga menunjukkan betapa pentingnya kesadaran akan keamanan anak-anak di lingkungan sekitar. Masyarakat diharapkan lebih waspada dan bersinergi menjaga anak-anak agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Sementara itu, doa dan harapan dari segala penjuru diucapkan untuk AS, agar jiwa almarhumah menemukan ketenangan, dan bagi keluarganya, semoga diberikan kekuatan menghadapi cobaan berat ini.